Sekelompok kaum Muslimin mendatangi seorang shalih bernama Ibrahim bin Adham. Mereka bertanya terkait tafsir surat Ghafir [40] ayat 60. “Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan perkenankan doamu?”
“Kami,” tanya kaum Muslimin yang mengerumuni Ibrahim bin Adham, “telah lama berdoa. Tapi, doa kami belum membuahkan hasil. Apakah sebabnya?”
“Sebab,” jawab Ibrahim bin Adham, “hati kalian telah mati.”
Ibrahim bin Adham pun menyebutkan 10 ciri bentuk kematian hati yang menjadi sebab tertolaknya doa.
Pertama, mengakui bahwa Allah Ta’ala merupakan Pencipta Semesta Raya, tapi melalaikan hak-hak Allah Ta’ala untuk diibadahi dan tidak disekutukan.
Betapa kita melihat banyak kaum Muslimin yang shalat pun tidak mau? Padahal, Allah Ta’ala telah menciptakan dan menjamin semua rezekinya?
Kedua, membaca al-Qur’an, tapi tidak mengamalkan isinya.
Dari sekian banyak kaum Muslimin, hanya sedikit yang membaca dan mempelajari hukum-hukum terkait bacaan al-Qur’an. Dari sedikit yang membaca, lebih sedikit lagi yang memahami maknanya. Akan lebih sedikit lagi jumlah yang kaum Muslimin yang mengamalkan apa yang dipahami, dan bertambah sedikit lagi kaum Muslimin yang ikhlas dalam mengamalkan kandungan al-Qur’an.
Ketiga, mengaku memusuhi setan, tapi melakukan pekerjaannya.
Betapa banyak di antara kaum Muslimin yang mengetahui bahwa setan merupakan musuhnya, tapi justru melakukan banyak amalan yang digemari oleh setan? Betapa banyak kaum Muslimin yang bahkan mendukung amalan-amalan setan untuk dilakukan secara bersama-sama di sebuah lingkup masyarakat.
Keempat, mendaku cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi meninggalkan sunnah-sunnahnya yang amat mulia.
Betapa sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbentang luas dari bangun tidur hingga kembali ke tempat rehat. Amat banyak, mulai dari yang mudah dan murah dikerjakan hingga yang berat dan membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit.
Sayangnya, meski sebagian kaum Muslimin mengetahui bahwa hal tersebut termasuk sunnah Nabi, banyak yang meninggalkannya karena kemalasan dan kebodohan yang dituruti. Malas melakukan Dhuha, padahal ada rahasia agung di balik amalan tersebut. Malas berdzikir, padahal dzikir menjadi sebab kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya.
Masih banyak lagi perbuatan yang termasuk dalam kategori meninggalkan sunnah, meski seseorang mengetahui bahwa menjalankan sunnah bersamaan dengan prioritas terhadap kewajiban menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam surga.
Wallahu a’lam. [Pirman/BersamaDakwah]
Bersambung ke Jika Lakukan 10 Hal Ini, Doa Anda Tertolak (2)
Komentar:
Tambahan dari saya mudah-mudahan membangkitkan kesadaran dan kecerdasan.
Salah satu contoh ‘membaca al-Qura’n tapi tidak mengamalkan isinya ‘ yaitu:
Kita sering baca dan mengerti artinya beberapa ayat dari Qs.al-Maidah mukai dari ayat 44 dst.seperti:
“…Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”Qs.5:44
“……..dzalim”Qs.5:45 dan “…fasik”Qs.5:47
” Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”(qs.5:50)
tapi kenapa kaum Muslimin masih menjalankan sistim Sekuler dengan Demokrasinya dlm kehidupan saat ini,padahal tau kalau sistim itu dibuat oleh manusia yg memisahkan agama dari kehidupan ditambah lagi tidak beriman kepada Allah SWT dan Rosul-Nya?
Pertanyaannya:Apakah masih di terima berdoa’ sementara kita terus-terusan maksiat karena meninggalkan hukum Allah?
Komentar ditutup.