Kini kita telah memasuki tahun 1446 hijriyah. Bagaimana asal usul dan sejarah kalender hijriyah hingga kemudian menjadi kalender Islam seperti sekarang? Berikut ini penjelasannya lengkap dengan kalender 1446 hijriyah yang bisa didownload atau disimpan.
Daftar Isi
Sejarah Kalender Hijriyah
Bagaimana asal usul alias sejarah kalender hijriyah? Mengapa sekarang kita berada di tahun 1446 hijriyah saat tahun masehi sudah 2024? Lantas bagaimana penanggalan orang-orang Arab sebelum itu? Kita simak sejarah ringkasnya.
1. Penanggalan Arab sebelum kalender hijriyah
Orang-orang Arab di zaman dulu, baik di era jahiliyah maupun di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak memiliki angka tahun. Mereka biasa menamakan tahun dengan peristiwa besar yang terjadi pada tahun tersebut.
Misalnya tahun kelahiran Rasulullah disebut dengan tahun gajah (amul fil) karena pada tahun tersebut terjadi peristiwa penyerangan pasukan gajah yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun, sebelum berhasil mencapai Ka’bah, pasukan pimpinan Abrahah itu hancur binasa. Allah mengutus kawanan burung ababil untuk menghancurkan mereka. Peristiwa itu Allah abadikan dalam Surat Al Fil.
Ada pula yang namanya tahun fijar (amul fijar) karena saat itu terjadi perang fijar. Ada tahun nubuwah karena pada tahun itu Rasulullah menerima wahyu. Demikian pula ada tahun duka cita (amul huzni) karena pada tahun itu Rasulullah dan para sahabat bersedih setelah kehilangan dua orang yang berperan penting dalam dakwah yakni ummul mukminin Khadijah radhiyallahu ‘anha dan Abu Thalib. Dengan meninggalnya dua pembela dakwah itu, tribulasi dan penindasan kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi.
Demikian tahun demi tahun berjalan tanpa angka. Hingga pada tahun ketiga masa pemerintahan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, datang satu masalah. Ketiadaan angka tahun membuat sebagian pejabat pemerintah mengalami kesulitan.
Gubernur Basrah Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, salah satunya. Beliau mengadu kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab. “Wahai Amirul Mukminin, telah datang surat Anda kepada kami tetapi kami kesulitan menindaklanjutinya. Di surat tersebut tertulis bulan Sya’ban, namun kami tidak tahu apakah yang dimaksud adalah Sya’ban tahun ini atau Sya’ban tahun kemarin?”
2. Lahirnya kalender hijriyah dan penetapan tahun pertama
Mendapati masalah ini, Umar merasa perlu menetapkan angka tahun. Beliau kemudian meminta para Sahabat Nabi mengusulkan penetapan tahun.
Ada yang mengusulkan mengikuti tahun Romawi, tetapi usulan ini tertolak karena tahun Romawi terlalu jauh. Para sahabat kemudian mengusulkan penetapan tahun dengan pertimbangan yang terbagi dalam empat usulan.
Pertama, kalender Islam dimulai dari tahun kelahiran Rasulullah. Kedua, awal kalender Islam terhitung sejak tahun nubuwwah. Ketiga, awal kalender Islam terhitung sejak tahun hijrah. Dan keempat, awal kalender Islam terhitung sejak tahun wafatnya Rasulullah.
Usulan pertama dan kedua tidak diambil. Setidaknya ada dua alasan. Pertama, sebagian sahabat berbeda pendapat mengenai tahun kelahiran dan tahun nubuwah. Kedua, baik kelahiran maupun tahun nubuwah, keduanya adalah semata-mata anugerah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak ada upaya atau perjuangan manusia (juhud basyari) sama sekali.
Usulan keempat juga tidak diambil. Alasannya, jika wafatnya Rasulullah menjadi tahun pertama kalender Islam, hal itu bisa mengulang kesedihan.
Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu mengusulkan kalender Islam dimulai dari tahun hijrah. Inilah tahun dimulainya peradaban baru Islam. Inilah tahun perubahan umat Islam dari yang semula tertindas di Makkah menjadi kekuatan di Madinah. Dan berbeda dengan kelahiran dan nubuwah Rasulullah yang sama sekali tak ada upaya manusiawi, hijrah merupakan perjuangan besar umat Islam yang dipenuhi dengan banyak sejarah pengorbanan (tadhiyah).
Maka, Amirul Mukminin Umar bin Khattab menetapkan tahun hijrah sebagai tahun pertama kalender Islam. Oleh karena itu, umat Islam menyebut penanggalan Islam ini sebagai kalender hijriyah.
Baca juga: Niat Puasa Asyura
3. Penetapan bulan pertama kalender hijriyah
Selanjutnya, bulan apa yang menjadi bulan pertama dalam kalender hijriyah? Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu mengusulkan Muharram. Mengapa? Pertama, sejak dulu orang Arab menganggap Muharram adalah bulan pertama. Kedua, umat Islam telah menyelesaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah. Ketiga, bulan Muharram merupakan bulan munculnya tekad hijrah ke Madinah setelah pada Dzulhijjah terjadi Baiat Aqabah II.
Maka usulan ini menjadi kesepakatan bersama. Bulan pertama dalam kalender hijriyah adalah bulan Muharram. Dengan demikian, tahun baru Islam jatuh pada tanggal 1 Muharram.
Kalender 1446 Hijriyah
Kalender hijriah 1446 telah tersedia di atas, di bawah judul. BersamaDakwah menyusun kalender ini dari penetapan tahun baru hijriyah oleh pemerintah.
Tanggal-tanggal penting terkait pelaksanaan ibadah seperti awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha kepastiannya menunggu ketetapan pemerintah.
1 Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha 1446
Sesuai kalender 1446 hijriyah di atas, hari-hari besar Islam selama 1446 hijriyah termasuk kapan jatuhnya 1 Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha adalah sebagai berikut:
Tanggal Hijriyah | Tanggal Masehi | Hari Libur |
1 Muharram 1446 | 7 Juli 2024 | Tahun Baru Islam |
12 Rabiul Awal 1446 | 16 September 2024 | Maulid Nabi Muhammad |
27 Rajab 1446 | 27 Januari 2025 | Isra’ Mi’raj |
1 Ramadhan 1446 | 1 Maret 2025 | Awal Ramadhan |
1 Syawal 1446 | 30 Maret 2025 | Idul Fitri 1446 Hijriyah |
10 Dzulhijjah 1446 | 6 Juni 2025 | Idul Adha 1446 Hijriyah |
Untuk kepastian awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, menunggu ketetapan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia.
Demikian kalender hijriyah 1446 dan asal usul atau sejarahnya. Untuk jadwal puasa 1446 hijriyah, silakan klik Jadwal Puasa 1446.[Muchlisin BK/BersamaDakwah]