Beranda Berita Palestina Gagal Tangkal Serangan Hamas, Kepala Intelijen Israel Mundur

Gagal Tangkal Serangan Hamas, Kepala Intelijen Israel Mundur

0
kepala intelijen israel mundur
Kepala intelijen IDF, Mayor Jenderal Aharon Haliva (telegraph)

Kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva, mengundurkan diri dari jabatannya. Secara terbuka, ia meminta maaf kepada rakyat Israel, Rabu (21/8/2024).

Haliva meminta maaf karena gagal mendeteksi dan menangkal serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Haliva menjadi pejabat publik pertama yang menyatakan permohonan maaf.

“Tanggal 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menyerbu Israel selatan, pangkalan militer, dan pesta rave adalah hari yang pahit dan kelam yang saya bawa dalam hati dan pundak setiap hari dan malam sejak saat itu,” kata Haliva dalam sambutan pengunduran dirinya.

“Permintaan maaf tidak akan mengoreksi, menyembuhkan, atau mengembalikan orang-orang terkasih yang telah membayar harga terberat, namun harus diucapkan… Atas nama saya dan seluruh sayap intelijen, saya meminta maaf.”

Sementara itu, meskipun banyak unjuk rasa meminta Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya, Perdana Menteri Israel itu tidak pernah secara resmi meminta maaf atas kegagalan pemerintahannya. Publik Israel menilai, 7 Oktober merupakan serangan paling mematikan di Israel sejak berdiri pada 1948 lalu.

Menurut angka resmi Israel, serangan Hamas tersebut mengakibatkan kematian 1.139 orang. Pejuang Palestina juga menyandera 251 sandera, 105 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 34 orang yang menurut militer Israel tewas.

Badai Al-Aqsha

Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada awal tahun ini telah mempublikasikan motif serangan 7 Oktober yang mereka sebut sebagai Badai Al-Aqsha.

Hamas menyerang Israel sebagai balasan atas tindakan Israel terhadap Masjid Al-Aqsha dan rakyat Palestina. Juga pendudukan dan perampasan tanah yang terus berlangsung.

Selain itu, serangan tersebut juga merupakan jawaban atas rencana Israel untuk menghilangkan perjuangan Palestina, Yahudisasi di tanah Palestina, dan membangun kendali penuh atas Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci.

Dalam operasi Badai Al-Aqsha, Hamas memilih target pangkalan militer dan orang-orang bersenjata.

“Rekaman video yang diambil pada hari itu, 7 Oktober, bersama dengan kesaksian warga Israel sendiri yang diterbitkan setelahnya menunjukkan bahwa tentara Brigade Al-Qassam tidak menargetkan warga sipil dan banyak warga Israel yang tewas oleh tentara dan polisi Israel akibat kebingungan mereka,” terang Hamas.

Baca juga: Kronologi Syahidnya Ismail Haniyah

Agresi Militer Israel

Berdalih membalas serangan 7 Oktober, Israel melakukan agresi militer ke Gaza. Serangan udara Israel telah memakan puluhan ribu korban termasuk para manula, wanita, dan anak-anak.

Hingga hari ini, tercatat 40.223 warga Palestina di Gaza menjadi korban serangan militer Israel. Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Baca juga: Israel Mengebom Jamaah Subuh, Ratusan Warga Palestina Syahid

Serangan terbaru yang membetot perhatian dunia, Israel menjatuhkan bom di Sekolah Al-Taba’een yang terletak di kawasan Al-Daraj, Gaza Timur, saat para pengungsi sedang shalat Subuh. Ratusan warga Palestina terbunuh akibat pengeboman tersebut. [NF/BDN]