Delapan karyawan Museum Mesir, Kairo, diajukan ke sebuah pengadilan tata tertib karena gagal memasang kembali jenggot topeng Tutankhamun yang copot.
Bulan Agustus 2014, anggota staf Museum Mesir, Kairo, memindahkan topeng jenazah berusia 3.300 tahun dari firaun remaja itu dari kotak pamernya untuk memperbaiki lampu sorotnya. Ketika dipindahkan, jenggot topeng itu copot.
Dalam upaya untuk memperbaikinya, para pekerja itu memberi terlalu banyak lem epoksi dan memasangkan kembali jenggot firaun remaja itu. Hasilnya adalah lem epoksi yang berlebihan, melebar di bagian yang disambungkan.
“Dalam upaya untuk menutupi kerusakan yang mereka sebabkan, mereka menggunakan alat tajam, seperti pisau bedah dan alat logam, untuk menghilangkan sisa – sisa lem di topeng itu, menyebabkan kerusakan dan goresan – goresan yang tinggal,” kata pihak penuntut administratif dalam pernyataan hari Minggu.
Mantan direktur dan mantan kepala pemugaran museum itu “akan menghadapi sidang disipliner darurat” bersama empat ahli pemugaran dan dua pekerja, kata Muhammad Samir, jubir penuntutan administratif.
Kedelapan orang itu diskors dari pekerjaan mereka menanti hasil penyidikan, terancam hukuman denda dan tindakan disipliner seperti pemecatan.
Tutankhamun adalah seorang firaun Mesir dari dinasti ke – 18, yang memerintah dari 1332 SM – 1323 SM. Dia mulai memerintah saat berusia 9 tahun dan meninggal dalam usia 19 tahun.
Kuburannya yang nyaris utuh, yang termasuk sebuah mati dan topeng jenazah dari emas ditemukan tahun 1922 oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, di Lembah Para Firaun di Luxor.
Topeng emas padat dari firaun remaja itu merupakan salah satu barang peninggalan kuno paling berharga dari Museum Mesir yang juga menjadi tempat murni Firaun Ramses II.
Benda pusaka itu beratnya 11 kg dan berlapiskan lapis lazuli dan batu-batu semimulia.
Setahun lalu, seorang konservator museum mengatakan kepada Associate Press bahwa lem epoksi itu telah kering di wajah topeng firaun tersebut dan bahwa seorang rekan menggunakan sebuah sudip untuk menghilangkan lem itu, meninggalkan goresan – goresan.
Seorang konservator lainnya yang memeriksa artefak tersebut juga melihat goresan – goresan itu dan mengatakan bahwa jelas itu disebabkan oleh sebuah alat untuk menghilangkan lem epoksi itu. Keduanya meminta tidak diungkap identitasnya.
Pada Oktober lalu, sebuah tim konservator yang dipimpin pakar pemugaran dari Jerman, Christian Eckman, memulai kerja untuk membereskan kerusakan itu dan menyambung kembali Tutankhamun.
Restorasi selama dua bulan itu antara lain menggunakan pindai 3D dari topeng tersebut dan penghangatan untuk melepas lem epoksi itu. Dengan lilin lebah, jenggot Tutankhamun disambung dan topeng itu kini dipamerkan kembali. [paramuda/ BersamaDakwah]