Lanjutan dari Kewajiban Berbaik Sangka Kepada Allah Ta’ala
Diriwayatkan dari Watsilah bin Al Asqa’ Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
“Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku, maka berprasangkalah atas-Ku sekehendaknya.” (HR. Ahmad dan Ad-Darimi).
Lebih khusus lagi, ada riwayat dari Abu Sufyan, dari Jabir Radhiyallahu Anhu, dia mengatakan, “Aku telah mendengar Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tiga hari sebelum wafatnya dengan menuturkan,
لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللهِ الظَّنَّ
“Jangalah sekali-kali di antara kalian mati kecuali ia berbaik sangka kepada Allah.” (HR. Muslim).
Penulis kitab At-Tuhfah menukil perkataan Al Qurthubi,
“Seharusnya setiap muslim untuk bersungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah, yakin bahwa Allah menerima dan mengampuninya.
Sebab, Allah Ta’ala sudah berjanji dan Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya.
Apabila seorang hamba berkeyakinan atau berprasangka bahwa amalan ibadahnya tidak diterima dan tidak bermanfaat sama sekali, maka ia termasuk orang-orang putus asa dari rahmat Allah dan ini termasuk dosa besar.”
Oleh karena itu wahai saudaraku, hendaklah engkau berbaik sangka kepada Allah, jangan sekali-kali berburuk sangka kepada-Nya, karena hal itu termasuk dosa besar.
Sungguh Allah Ta’ala berfirman,
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّيْنَ بِاللهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيْرًا
“Dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah.
Mereka akan mendapat giliran (azab) yang buruk, dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka, serta menyediakan neraka Jahanam bagi mereka. Dan (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Fath: 6).
Semoga kita termasuk di antara orang-orang yang berbaik sangka kepada Allah Ta’ala selama hidup di dunia ini hingga meninggal dalam keadaan beriman kepada-Nya. Aamiin.
Dikutip dari kitab Haditsul Ihsan karya Prof. Dr. Falih bin Muhammad bin Falih Ash-Shughayyir.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]