Kita tengah berada di bulan Rabiul Akhir 1443 Hijriyah. Banyak peristiwa terjadi di bulan ini. Pandemi belum berakhir, di beberapa daerah terjadi banjir, yang semuanya membutuhkan kepedulian. Di sisi lain, ada hal yang miris. Yakni gaduhnya akun-akun yang menyuarakan pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karenanya khutbah Jumat Rabiul Akhir 2021 ini mengambil tema Kasih Sayang Tanpa Kedengkian.
Tema ini mengambil inspirasi dari Surat Al Hasyr ayat 10 yang turun pada bulan Rabiul Akhir 4 Hijriyah.
Daftar Isi
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita sekarang berada di tanggal 13 bulan Rabiul Akhir 1443 Hijriyah, bertepatan dengan 19 November 2021. Di tengah pandemi yang masih belum berlalu, mari kita tingkatkan ketaqwaan kita. Karena taqwa adalah sebaik-baik bekal kita.
Pada bulan yang sama, Jumadil Akhir 4 Hijriyah, pasca Perang Bani Nadhir, turun Surat Al Hasyr. Di antara ayat yang sangat relevan dengan kondisi kita hari-hari ini dan karenanya patut kita renungkan bersama adalah ayat 10 dari surat itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hasyr: 10)
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menyebutkan ragam penafsiran mengenai siapa yang Allah maksud dengan walladziina jaa’uu min ba’dihim (orang-orang yang datang sesudah mereka). Sebagian mufassirin berpendapat, mereka adalah tabi’in. Karena merekalah yang datang setelah generasi sahabat Muhajirin dan Anshar. Namun lebih banyak mufassirin yang berpendapat bahwa mereka adalah generasi sesudah sahabat secara umum. Baik tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan generasi sesudahnya.
Karena itu, doa dalam ayat ini juga merupakan tuntunan doa untuk kita amalkan sebagai generasi yang datang sesudah generasi pertama.
Bukti Kasih Sayang Sesama Mukmin
Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Doa dalam Surat Al Hasyr ayat 10 ini menggambarkan hubungan persaudaraan sesama mukmin. Bahwa orang-orang yang beriman itu, mereka bersaudara dan karenanya saling mendoakan.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. (QS. Al Hujurat: 10)
Kata ikhwah (إخوة) adalah bentuk jamak dari kata akh (أخ), yang artinya saudara. Kata ikhwah biasanya untuk persaudaraan sekandung, sedangkan kata ikhwan (إخوان) yang juga bentuk jamak dari kata akh, untuk persaudaraan yang tidak sekandung. Surat Al Hujurat Ayat 10 menggunakan kata ikhwah, memberikan isyarat bahwa persaudaraan kaum mukminin lebih kuat daripada ikatan darah saudara kandung.
Karenanya, orang-orang yang beriman itu mendoakan pendahulunya, memintakan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ
… Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami…. (QS. Al Hasyr: 10)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang mukmin yang datang kemudian dari generasi ke generasi diperintahkan untuk memohonkan ampunan bagi para generasi terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar.”
Ketika menafsirkan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Inilah gambaran ketika yang bersih, memuaskan, dan menyadarkan. Ia menampakan ciri-ciri yang paling menonjol dari para tabiin sebagaimana ia juga menampakan karakter-karakter yang paling khusus dari umat Islam dalam segala tempat dan zaman.”
“Orang-orang yang datang setelah Muhajirin dan Anshar belum belum muncul ketika ayat ini turun di Madinah. Namun mereka telah hadir dalam ilmu Allah dan dalam hakikat yang ada dalam ilmu yang mutlak dari batasan zaman dan tempat. Sifat-sifat jiwa mereka selalu mengarah kepada Tuhannya untuk memohon ampunan bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang telah mendahului mereka dalam keimanan.”
Kasih Sayang Tanpa Kedengkian
Doa tersebut belum selesai. Setelah memohonkan ampunan untuk generasi pendahulu terutama para Sahabat Nabi, Surat Al Hasyr ayat 10 mengajarkan lanjutan doanya adalah memohon keselamatan dari ghill.
وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
… dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hasyr: 10)
Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa ghill adalah rasa dengki dan kebencian. Orang-orang mukmin, mereka tidak ingin hatinya ada dengki dan kebencian kepada sesama mukmin. Karenanya mereka berdoa kepada Allah agar tidak membiarkan ghill dalam hati mereka.
“Mereka memohon agar hati mereka terbebas dari kebencian dan hasad kepada orang-orang yang beriman secara mutlak. Yaitu orang-orang yang memiliki hubungan iman dengan mereka. Bersama itu mereka merasakan kasih sayang Allah dan rahmat-Nya,” tulis Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.
Dalam ayat yang lain, Allah mensifati orang-orang mukmin itu saling lemah lembut kepada sesamanya. Tidak ada ghill, tidak ada dengki dan kebencian.
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka… (QS. Al Fath: 29)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir… (QS. Al Maidah: 54)
Karenanya, di tengah pandemi yang belum selesai dan datangnya musibah banjir di beberapa daerah, seharusnya ayat ini menjadi panduan kita. Berangkat dari saling mencintai, kita wujudkan kepedulian dengan mendoakan dan membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Lalu, jangan sampai kita dengki kepada orang yang beriman. Terlebih para ulama. Karenanya, sungguh tidak pantas ketika ada orang yang menyuarakan pembubaran majelis ulama. Sebab dengki dan benci tidak pantas bercokol di hati.
“Karena dengki adalah penyakit yang paling berbahaya dalam merusakkan iman itu sendiri dalam jiwa orang yang pendengki,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.
أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Setiap kita pasti berdosa. Karenanya, kita harus memperbanyak memohon ampunan-Nya. Doa dalam Surat Al Hasyr ayat 10 mengajarkan kita untuk memohon ampun atas dosa-dosa kita sekaligus memohonkan ampun untuk orang-orang mukmin sebelum kita.
Doa itu juga mengajarkan kita untuk saling mencintai dengan sesama mukmin dan tidak mendengki mereka. Kita laksana satu tubuh, jika satu terkena musibah yang lain juga turut merasakan dan karenanya menunjukkan kepedulian. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di akhir khutbah kedua ini marilah kita berdoa kepada Allah semoga Allah mengampuni kita atas segala dosa dan kesalahan. Juga memberkahi bangsa kita, menolong seluruh kaum muslimin. Dan menjadikan kita semua sebagai ahli surga.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
< Khutbah Lainnya | Download versi PDF > |
Khutbah Jumat 2024 | Telegram BersamaDakwah |
Jazakumullahu khoiran katsiira atas ilmu yang disampaikan kepada Bersama Dakwah. Aamiin. Khotbah Jumat coba download PDF tapi menunya tidak berfungsi…semoga memudahkan untuk mengembangkan dakwah. Aamiin
Terima kasih masukannya. Jazakallah khairan. Alhamdulillah sudah diupdate dengan memberikan link ke Telegram untuk download khutbah jumat tersebut.
Komentar ditutup.