Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Kisah Cinta Sejati dari Pernikahan Ali Dengan Fathimah

Kisah Cinta Sejati dari Pernikahan Ali Dengan Fathimah

0
ilustrasi hati (hdw)

Banyak kisah cinta sejati yang kita dengar dari beragam sumber. Namun, yang paling utama bagi kita adalah meniru dan meneladani kisah cinta sejati dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para pendahulu umat ini dari kalangan shahabat dan orang-orang yang datang setelah mereka.

Empat khalifah pertama yang dikenal dalam pemerintahan Islam merupakan menantu atau mertua Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam menikah dengan putri khalifah pertama dan kedua, dan menikahkan putri-putri beliau dengan khalifah ketiga dan keempat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menikahi Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Hafsah binti Umar bin Khattab. Sementara itu, Utsman bin Affan menikahi dua putri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

Ali menikah dengan Fathimah binti Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Semua shahabat memiliki keutamaan masing-masing, termasuk pula empat khalifah yang mulia, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallahu Anhum.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memuliakan mereka semua dengan beragam cara sesuai dengan keadaan mereka.

Terkait Ali bin Abi Thalib, sungguh dia dimuliakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan pernikahannya dengan putri beliau, Fathimah, pemimpin kaum perempuan ahli surga. Saat itu usia Fathimah mencapai 15 tahun lewat beberapa bulan.

Ali meriwayatkan bahwa pelayannya mendatanginya dan berkata padanya,

“Apakah engkau sudah tahu bahwa Fathimah dilamar kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam?”

Jawab Ali, “Tidak.”

Pelayannya berkata,

“Dia telah bisa dilamar. Maka kenapa kamu tidak datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar beliau menikahkannya denganmu?”

Ali bercerita,

“Demi Allah, pelayanku terus mendorongku hingga aku pun datang ke rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setelah saya duduk di hadapan beliau, saya terdiam. Demi Allah saya tidak bisa berbicara secara jelas.

Rasulullah pun bertanya padaku,

Apa yang membuatmu datang ke sini? Apakah kamu ada perlu?

Saya terus diam.

Rasulullah berkata, “Apakah kamu datang untuk melamar Fathimah?

Saya mengiyakan.

Beliau bertanya, “Apakah kamu punya sesuatu untuk menjadikannya halal bagimu?

Saya menjawab, “Demi Allah, tidak wahai Rasulullah.”

Beliau bertanya lagi, “Ke mana baju besi yang saya berikan padamu dulu?” –Demi yang jiwa Ali berada dalam genggaman-Nya, baju besi itu buatan Huthamiyah yang harganya hanya empat ratus dirham- Saya jawab, “Ada padaku.”

Beliau berkata, “Saya nikahkah engkau dengannya dengan mahar baju besi itu. Maka halalkanlah dia dengannya.” Itulah mahar Fathimah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Kisah Cinta Sejati dari Pernikahan Ali Dengan Fathimah (Bagian 2)