Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Kisah Peruqyah Menyelamatkan Malam Pertama

Kisah Peruqyah Menyelamatkan Malam Pertama

3

Pemuda itu bingung. Semestinya ia berbahagia di malam pertamanya ini. Tetapi, muslimah yang baru dinikahinya itu berteriak-teriak ketika hendak disentuhnya. Tatapan matanya nanar, dan ia mengucapkan kata-kata aneh.

Mengetahui hal ini, seisi rumah juga bingung. Mereka menyimpulkan, pengantin baru tersebut kesurupan. Dicoba dibacakan ayat kursi dan doa-doa, tak ada pengaruhnya. Mereka pun kemudian membawanya ke salah seorang ustadzah ahli ruqyah.

Biasanya, di pertengahan ruqyah sudah ada reaksi. Bahkan pada beberapa kasus, baru dibaca ta’awudz saja jin yang mengganggu mulai berteriak kepanasan. Tetapi muslimah ini tidak bereaksi. Hingga ruqyah selesai, tak ada tanda-tanda jin keluar.

Ahli ruqyah tersebut baru sadar, ternyata pengantin baru ini hanya berpura-pura. Maka dengan bijak dan lembut, ia bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dan akhirnya ia mengaku juga.

“Sebenarnya…” kata wanita tersebut sambil meneteskan air mata, “aku memang pura-pura kesurupan. Aku takut…”

“Mengapa engkau takut? Bukankah malam ini adalah malam kebahagiaanmu?”

“Dulu pernah terjadi pendarahan padaku. Aku pikir itu adalah selaputku yang sobek. Aku takut jika malam ini aku tidak berdarah, suamiku akan marah…”

Ahli ruqyah tersebut memahami perasaan sang mempelai wanita. Dan ia tak mau gara-gara sesuatu yang bukan kesalahannya, ia kehilangan rumah tangga yang baru diikrarkan suaminya.

“Tenanglah Nak, insya Allah ada jalan terbaik.”

Ia pun kemudian mengumpulkan keluarga yang mengantarnya, sementara sang mempelai wanita hanya mendengarkan dari ruang ruqyah.

“Bapak, ibu dan khususnya pengantin pria. Dengan izin Allah insya Allah saya akan membantu menyelesaikan kasus ananda ini. Tapi saya minta pertimbangan kalian. Tolong kalian pilih, seandainya jin hanya mau keluar dari tiga jalan. Pertama, jika jin keluar dari matanya, resikonya adalah matanya jadi buta. Jika jin keluar dari telinganya, maka telinganya jadi tuli. Dan jika keluar dari kewanitaannya, maka selaputnya akan robek. Kalian pilih mana?”

“Separah itukah?” tanya ayah mertua.
“Memang beberapa jin sangat ganas, Pak” jawab ahli ruqyah tersebut.

“Baiklah,” kata ayah mertua setelah bermusyawarah sebentar, “keluarkan saja dari kewanitaannya. Toh itu akan sobek juga.”

Dari balik ruang ruqyah, muslimah tersebut tersenyum bahagia. Ia bersyukur pada Allah kemudian berterima kasih kepada ahli ruqyah tersebut. [Muchlisin BK/bersamadakwah]

*Diadaptasi dari kisah yang ditulis Syaikh Abdul Muthalib Hamd Utsman

3 KOMENTAR

  1. Saya yakin.. yg gak setuju pasti pernah berbohong..
    Tanyakan diri kalian, kenapa dulu berbohong??
    Jangan beralasan y.. karena hanya allah yg menyaksikan kebohongan kalian..

  2. Ustadzah nya kan hanya bertanya, meminta pendapat dan Tdk berbohong. Kalimat mana yg mnunjukan kebohongan? 😊😊

  3. Menurut hemat saya mestinya si wanita disumpah terlebih dahulu ,gmn kalau wanitanya berbohong????Dan kebohongan tetaplah bukan jalan terbaik,mungkin dalam kasus tertentu boleh,tapi dalam hal ini saya melihat masih ada jalan lain.

Komentar ditutup.