Beranda Suplemen Resensi Kontroversi Imunisasi

Kontroversi Imunisasi

7
imunisasi (tipskesehatanlengkap.com)

Setiap orangtua akan selalu memberikan yang terbaik untuk perkembangan buah hatinya. Kemajuan ilmu teknologi di segala bidang termasuk dalam bidang kesehatan, membuat orangtua dapat memeriksakan kesehatan anaknya kepada dokter spesialis anak di rumah sakit walaupun ada yang masih mempertahankan pengobatan tradisional, pengobatan alami atau herbal.

Namun sisi lain dari kecanggihan teknologi, tersebarnya berita simpang siur tentang dunia kesehatan anak yang bertaburan di dunia maya. Bagi orangtua baru ataupun yang sudah beranak pinak tetapi tidak memiliki pijakan kuat tentang pengetahuan kesehatan anak, menyebabkan mereka menjadi orangtua galau. Hingga membuat orangtua memilih dua jalan yaitu “Pengobatan ala Tuhan” atau “Pengobatan buatan Manusia” seperti halnya kasus Kontroversi Imunisasi yang terjadi di seluruh dunia. Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan muncul untuk para ahli seberapa pentingkah imunisasi bagi anak-anak? Dan benarkah tanpa imunisasi anak-anak jauh lebih sehat?

Buku Kontroversi Imunisasi, kumpulan 33 Ahli, dokter, pakar kesehatan, dan pakar Syariah, membahas dengan lugas semua serba-serbi imunisasi dengan referensi yang relevan. Cerita Imunisasi dari Jepang yang ditulis oleh Lusiana Sofyan dan Fariz Nurwidya (Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan FAHIMA di Jepang) yang berdomisili di Tokyo. Jepang sebagai Negara maju mewajibkan vaksinasi bagi seluruh anak-anak, termasuk warga asing. Tidak hanya mewajibkan vaksinasi, tapi juga memberi tunjangan konkret. Sama dengan di Indonesia, di Jepang ada vaksinasi yang wajib (gratis) dan ada yang tidak wajib (berbayar). (halaman 43).

Menurut Siti Aisyah Ismail, isu imunisasi bukanlah sebuah isu yang hanya menyangkut anak saya atau anak Anda. Ia bukan hanya urusan individual, tapi menyangkut anak-anak kita dan semua anak di seluruh dunia. Orangtua yang menolak imunisasi sering tidak menyadari bahwa imunisasi itu terkait dengan kesehatan komunitas. Banyak yang berpikir bahwa isu ini cuma tentang anaknya sendiri. Jadi, mereka cukup puas ketika anaknya sehat. Mereka lupa kalau seorang anak bisa saja tidak sakit, namun menjadi pembawa (carrier) sebuah penyakit dan menularkannya pada anak lain. (halaman 46).

Dirga Sakti Rambe menjelaskan definisi vaksin sebagai substansi/preparat yang dapat memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara menstimulasi produksi antibodi yang spesifik. Vaksin merupakan produk bioteknologi yang memiliki standar keamanan sangat tinggi. Setiap tahapan dalam proses produksi vaksin wajib mengikuti kaidah Good Manufacturing Practice (GMP) dan diawasi dengan sangat ketat oleh lembaga yang berwenang. World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan panduan teknis untuk mengatur hal ini,sehingga vaksin yang diproduksi oleh produsen dari negara manapun memiliki kualitas yang sama. (halaman 84).

Imunisasi merupakan salah satu pencegahan yang telah diakui sebagai upaya untuk mencapai eradikasi dan mengurangi penyakit infeksi berat yang menimbulkan kematian dan kecacatan, sehingga akan menyelamatkan kehidupan dan mengurangi penderitaan manusia.

Kampanye vaksinasi atau pekan imunisasi dapat meningkatkan cakupan imunisasi untuk menekan epidemic penyakit. Namun, di balik upaya mencapai cakupan yang tinggi terdapat kelompok yang anti terhadap imunisasi dengan alasan takut efek samping, kurang yakin terhadap keberhasilan imunisasi dalam mencegah penyakit, atau alasan lainnya. Oleh karena itu, penerangan mengenai value dari vaksinasi perlu disebarluaskan, baik untuk masyarakat luas termasuk tokoh masyarakat, selain petugas dan pejabat pemerintah di bidang kesejahteraan masyarakat. Sedangkan setiap orang yang terlibat dalam imunisasi harus secara konsisten berusaha untuk mempertahankan value of vaccination yang dapat dinilai secara individual value, collective value, social value, dan economic value. (halaman 111).

Vaksinasi tidak perlu diragukan lagi merupakan the most cost effective public health yang terukur. Walaupun demikian, di seluruh dunia pengertian dan pelaksanaan imunisasi masih undervalued dan under-utilised. Hal ini penting dipahami oleh pemerintah, health policy maker, dan international agencies, untuk tetap memegang teguh nilai pencegahan melalui imunisasi dengan benar. Terpenting adalah peran kita sebagai provider program imunisasi kepada masyarakat untuk senantiasa memberikan penjelasan mengenai nilai (value) dari vaksinasi. Akhirnya imunisasi akan berarti untuk kesehatan global dan kesejahteraan generasi mendatang apabila semua masyarakat dapat melindungi dari penyakit infeksi yang berat dan fatal. (halaman 113).

Vaksin ini telah diberikan kepada semua anak-anak dari semua bangsa dan agama di seluruh dunia, termasuk anak-anak Muslim dari lebih 50 negara dan keamanannya telah terbukti. Tidak ada pemerintah daari negara-negara Islam tersebut, Di Afrika dan Asia, menyatakan pemberian vaksin tersebut adalah melanggar syariat Islam. Tidak ada mazhab dari masjid Al-Azhar atau Qorawiyin (Maroko) atau dari dua masjid suci di Mekkah dan Madinah, atau negara Muslim yang mengharamkannya. (halaman 173).

Manfaat imunisasi pada skala individu dapat menguatkan daya tahan tubuh seseorang dan melindunginya dari penyakit yang mematikan. Sedangkan pada skala komunitas, imunisasi akan melahirkan masyarakat yang sehat, berguna dan produktif. Jika Anda masih menjadi orangtua yang galau imunisasi buku ini dapat dijadikan referensi keluarga.

Detail buku :

Kontroversi ImunisasiJudul                           : Kontroversi Imunisasi
Penulis                         : Dr. Siti Aisyah Ismail, dkk
Penerbit                       : Pustaka Al-Kautsar
Tahun terbit                 : 2014
Jumlah Halaman          : 388 Halaman
Harga                          : Rp. 79. 000,00
ISBN                           : 978-979-592-685-6

7 KOMENTAR

  1. Saya tidak percaya vaksinasi dgn memasukan bibit penyakit itu menyehatkan. Jauuuuuhh sebelum dikenalkan vaksin tahun 1950 an orangnya sehat2. Paling batuk, pilek, cacar air, kudis, panuan. Sekarang ada autis, masih balita kena kanker, diabetes anak, penyakit autoimun, cerbal palsy, infeksi paru2, bronkitis, anak lumpuh layu dll.. Dsb.. Penyakit bisa menyerang kalau sistem pertahanan tubuh kacau. Kenapa kacau? Krna di bombardir dgn bibit penyakit yg disuntikan secara berkala dan langsung ke aliran darah. Padahal Allah telah menciptakan sistem pertahan lengkap. Misal mau pilek, ada bulu hidung, lolos ditahan amandel, kl lolos lagi tubuh siap2 dgn mengumpulkan sel darah putih utk melawan. Menghindari penyakit yg ringan2 malah kena yg berat2 dan berpotensi cacat permanen

  2. Di thn 50 an g ada bnyk penyakit krna jaman itu kurang produksi mknan brpengwet dan instan” sprt sekarang. Di thn 2000an mknan brpngwet mkin merajai mknan” di sluruh dunia. Skrg mknan apa sih yg g mengndung ‘racun’ di pasaran. Jgn slhkn imunisasi. Imunisasi di kluarkn jg ats penlitian dan pengamatan brthn” demi membntu menyehatkn gnerasi kita.

  3. Ok lh anak kita sehat tanpa vaksin terus anak bergaul dg anak lain atau seseorang yg memiliki penyakit(carrier) bisa jamin gak anak kita gak tertular?

  4. YG PENTING HIDUP ITU YAKIN…JGN SO-SO AN IMUNISASI-LAH…ITU SEMUA PROPAGANDA ISRAEL & BARAT…..DI AGAMA ISLAM ITU MENGENAI KESEHATAN SUDAH DI CONTOHKAN OLEH RASULULLAH,,,,WWW.BERSAMADAWAH.NET JGN SAMPE JADI PROPAGANDA JUGA YAH…

  5. penyakit anak-anak seperti cacar, campak, dll memang banyak yang hilang. tetapi kini yang mengancam kita dengan lebih ganas adalah penyakit2 neurodegeneratif seperti alzeimer dan stroke, juga serangkaian penyakit modern seperti diabetes, kanker, kelainan autoimun, obesitas dll masih banyak lagi menjadi merajalela.
    penyakit anak2 itu umumnya ringan dan bisa sembuh bila ditangani dengan baik plus memberi kekebalan sepanjang usia. sebaliknya, penyakit2 modern menyaratkan pengobatan seumur hidup bila menurut kedokteran modern.
    mengapa kita lebih memilih mencegah penyakit2 ringan sementara mengabaikan ancaman penyakit2 berat dengan menggalakkan vaksinasi?
    bila vaksin benar2 bermanfaat, mengapa penyakit2 berat modern semakin merajalela? akankah nantinya jumlah vaksin akan direkomendasikan kepada kita mengikuti banyaknya jenis penyakit2 modern yang semakin banyak dan beragam?
    seandainya dunia medis punya 1000 vaksin untuk 1000 jenis penyakit modern, bisakah kita bayangkan bayi2 kita menerima vaksin sejumlah itu?
    tidakkah kita peduli apa saja zat yang menjadi isi dalam satu kemasan vaksin? bila dikatakan 1 dosis vaksin tidak memiliki efek bahaya, bagaimana dengan 10 dosis, 100 dosis, dan seterusnya? bukankah kita tahu jika jumlah vaksin semakin hari semakin banyak saja?

  6. Komentar: Apakah manusia diciptakan dengan tidak sempurna, khususnya sistem imunnya?

    Mengapa aneka bahan yang didefinisikan sebagai racun dalam msds (material safety datasheet) nya tiba2 sim salabim, tersulap menjadi bahan2 yg diperlukan dan dilabeli aman dan efektif begitu masuk dalam ‘adonan’ vaksin?

    Adalah fakta jika vaksin2 datang sesudah terjadinya penurunan penyakit secara drastis, yg itu terkait dengan sanitasi, nutrisi yg lebih baik,..
    tapi vaksinlah yg diklaim telah berjasa atas turunnya insidensi penyakit itu.

    Mengapa vaksin dianggap seolah satu2nya jalan mencegah penyakit, pada saat telah terbukti kegagalan vaksin, i.e. terjadi penjangkitan penyakit yg katanya tercegah dengan vaksin di populasi yg bahkan telah divaksin lengkap?

    Satu2nya produk pabrikan yg direkomendasikan dan diwajibkan untiuk digunakan ke setiap umat manusia adalah vaksin. Seolah vaksin adalah penyelamat dan segala2nya. Vaksin telah menjadi seperti sesembahan baru di dunia medis dan sains; vaksin selalu benar, tidak mau menerima perbedaan pendapat (semua anak harus divaksin, tidak boleh tidak, karena verbahaya bagi herd immunity!).

    Bila kita ikuti teori vaksin, maka semua penyakit yg diketahui penyebabnya berupa virus atau bakteri akan dibuat vaksinnya. Itu bisa ribuan jumlahnya. Maukah anak2 kita diberi vaksin sebanyak itu?

    Overall, buku ini tak beda dengan propaganda industri farmasi.

Komentar ditutup.