Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) membantah berita New York Times soal penyebab terbunuhnya Ismail Haniyah. Perwakilan Hamas di Iran, Khaled Al-Qadoumi, menyebut berita soal bom tanam tersebut menyesatkan.
Khaled menjelaskan, Ismail Haniyah tiba di Iran saat fajar pada hari Selasa (30/7/2024), untuk memimpin delegasi Hamas menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Setelahnya, Ismail Haniyah pergi ke kantor kepresidenan Iran memenuhi undangan Presiden Pezeshkian untuk jamuan makan malam. Usai makan malam, Pemimpin Hamas tersebut pindah ke penginapannya.
Khaled menambahkan, penginapan Ismail Haniyah bukanlah tempat rahasia. Penginapan itu memang untuk tamu senior. Jadi, tidak perlu intelijen khusus untuk mengetahui lokasi kediaman Islamil Haniyah karena ia sedang menghadiri pertemuan umum. Penginapannya juga banyak diketahui umum.
Lebih lanjut, Khaled menjelaskan, setibanya di penginapan, Ismail Haniyah shalat lalu berbincang tentang pembunuhan syahid Fouad Shukri. Juga membincangkan keutamaan syahid dan husnul Khatimah.
“Itu akhir yang bahagia bagi setiap mujahid yang melawan Zionis,” Khaled menirukan ucapan Ismail Haniyah malam itu.
Baca juga: Ismail Haniyah Gugur Syahid Dihantam Rudal di Iran
Detik-detik Syahidnya Ismail Haniyah
Usai diskusi, Ismail Haniyah pergi ke kamarnya untuk tidur. Wasim Abu Sha’ban menjaganya di luar kamar sambil membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an masih di tangannya ketika Wasim syahid.
“Tepat pada jam 1:37 dini hari, terjadi guncangan pada bangunan tersebut. Saya bergegas meninggalkan tempat saya berada dan melihat asap tebal. Setelah itu kami mengetahui bahwa Ismail Haniyah telah syahid,” kata Khaled.
“Ada kilatan cahaya. Karena hebatnya guncangan yang terjadi pada bangunan tersebut, saya mengira ada sambaran petir atau gempa bumi, jadi saya membuka jendela. Namun, saya tidak menemukan hujan atau guntur, dan cuaca sedang panas,” lanjutnya.
Khaled kemudian pergi ke lantai tempat Ismail Haniyah berada. Ia mendapati dinding dan atapnya telah runtuh dan hancur.
Baca juga: Israel Cemas Fatah Berdamai dengan Hamas
Serangan Udara, Bukan Bom Tanam
“Terlihat jelas dari apa yang tampak, bahwa telah terjadi serangan (dari udara). Dan dari kondisi jenazah syahid Haniyah menunjukkan bahwa serangan dilakukan dengan proyektil dari udara, baik berupa misil maupun peluru,” tandasnya.
Khaled yakin, penjajah Israel adalah pihak yang merencanakan serta melakukan kejahatan tersebut. Ia juga meyakini pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberikan persetujuan kepada Netanyahu untuk melakukan kejahatan tersebut.
Sebelumnya, New York Times memberitakan bahwa Ismail Haniyah terbunuh bukan akibat rudal tetapi akibat bom tanam yang diledakkan dari jarak jauh. Media AS itu menyebut agen menempatkan bom tersebut di kamar Ismail Haniyah sejak dua bulan sebelumnya. [NF/BDN]