Beranda Suplemen Ceramah Ramadhan Langkah Agar Puasa Kita Bisa Mendapatkan Ar-Rayyan

Langkah Agar Puasa Kita Bisa Mendapatkan Ar-Rayyan

www.thenational.ae

Dari Sahal ra, bahwa Nabi Saw bersabda: “Dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada hari qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka; Dimanakah para shaimun? Maka para shaimun masuk melaluinya. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu tersebut” (HR. Bukhari)

Hikmah Hadits ;
1. Bahwa orang-orang yang berpuasa, dan menjalankan ibadah puasanya dengan baik dan benar, didasari dengan niat tulus ikhlas mengharap ridha Allah Swt, maka kelak bagi meraka disediakan satu pintu khusus untuk masuk surga. Pintu tersebut disebut dengan pintu “Ar-Rayyan”. Allah Swt menyediakan pintu ini bagi sha’imin, sebagai bentuk pemuliaan Allah terhadap orang2 yang menjalankan ibadah puasa dengan baik. Sekaligus juga menggambarkan betapa mulianya ibadah puasa Ramadhan.

2. Maka hendaknya setiap kita berupaya untuk melaksanakan ibadah puasa sebaik mungkin, bukan sekadar menggugurkan kewajiban dengan menahan diri dan makan dan minum saja, sebagaimana umumnya manusia (shaumul umum). Namun hendaknya ditingkatkan menuju shaumul khusus (puasa khusus), yang kriterianya adalah sebagai berikut:
– Hifzul Lisan (menjaga lisan), yaitu menjaga lisan dari perkataan keji, kotor, kasar, ghibah, dan perkataan2 lain yang tidak bermanfaat.
– Kaffus Sam’i (menjaga pendengaran), yaitu menjaga pendengaran dari segala hal yang tidak manfaat dan atau mengandung unsur dosa.
– Ghaddul Bashar (menjaga pandangan), yaitu menjaga pandangan dari hal2 yang diharamkan atau dimakruhkan. Seperti mandang lawan jenis yang bukan mahramnya, memandang aurat, dsb.
– Kaffu baqiyatil abdan minal atsam (menjaga badan dari perbuatan dosa dan tdk beanfaat), yaitu menghindarkan diri dari segala perbuatan yg tidak manfaat dan atau mrngandung dosa.
– ‘Adamul israf indal ifthar (tidak berlebih2an ketika berbuka puasa) yaitu tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman saat berbuka puasa. Karena berlebihan ketika berbuka puasa akan menghilangkan esensi puasa, dan berpotensi mengurangi pahala ibadah puasanya.
– Al-Khauf war Raja’ indal ifthar (hatinya antara takut dan harap ketika berbuka puasa), yaitu takut dan khawatir jika ibadah puasanya tdk diterima Allah Swt, lantaran banyaknya perbuatan yg dilakukan, namun ia tetap berharap agar Allah menerim ibadah puasanya. Dan hal tersebut diwujudkan dengan memperbanyak dzikir dan doa ketika akan berbuka puasa.

3. Mudah-mudaan Allah Swt menerima ibadah puasa kita dan menjadikan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang kelak layak masuk ke dalam surga melalui pintu Ar-Rayyan. Amiiin Ya Rabbal Alamiin.

Dari tausiyah Ust. Rikza Maulan, Lc, M.Ag