Beranda Dasar Islam Makna Sebenarnya “Kekasih Allah”

Makna Sebenarnya “Kekasih Allah”

Pixabay

Seringkali kita mendengar lafal “habibullah” dan kerap diartikan secara sederhana menjadi kekasih Allah. Berlebihan kah makna itu?

Lafal tersebut lebih tepat diartikan sebagai orang yang dicintai oleh Allah–ini lebih selamat dari kesalahan interpretasi. Cinta dari Allah tentu terhindar dari kesan sebagaimana kasih sayang tak ubahnya sepasang kekasih.

Cinta Allah kepada hamba-Nya (termasuk Rasulullah SAW) tentu tak menjadikan Allah tersekutukan dengan makhluk. Pun tak lantas menyamakan Allah SWT serupa dengan makhluk.

Sifat Allah yang mencintai hamba-Nya telah ditetapkan di dalam Al-Quran dalam banyak kesempatan. Ada beberapa sifat hamba-hamba-Nya yang secara tegas menjadi sebab bagi Allah SWT untuk mencintainya. Apa saja itu?

1. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertaubat dan Mensucikan Diri

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqrah:222)

2. Allah SWT Mencintai Orang Muhsin

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang muhsin (QS. Al-Baqarah:195)

3. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertakwa

Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran: 76)

4. Allah SWT Mencintai Orang yang Bertawakkal

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran:159)

5. Allah SWT Mencintai Orang yang Sabar

Allah mencintai orang-orang yang sabar (QS. Ali Imran: 146)

6. Allah SWT Mencintai Orang yang Adil

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil. (QS. Al-Maidah: 42)

7. Allah SWT Mencintai Orang yang Berperang di JalanNya

Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaff:4)

8. Allah SWT Cinta Generasi Islam yang Spesifik

Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maidah: 54)

Kita pun mendapatkan lebih banyak lagi kriteria hamba yang Allah cintai jika kita membuka hadits-hadits nabawiyah. Cinta Allah SWT itu tak terbatas kepada Rasulullah SAW saja, namun juga kepada banyak orang yang memenuhi kriteria.

Khusus untuk Rasulullah SAW, ada “level” kecintaan Allah SWT tersendiri yang lebih khusus, lebih spesifik. Wajar bila salah satu julukan beliau adalah lafal di atas: “habibullah”. Orang yang dicintai Allah.

Wallahua’lam. [Paramuda/BersamaDakwah]

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.