Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Masuk Islam Setelah Berada di Penjara

Masuk Islam Setelah Berada di Penjara

0
Ilustrasi (shutterstock)

Sungguh hidayah itu akan datang kepada seseorang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ada yang masuk Islam karena melihat akhlak yang baik dari kaum muslimin. Ada pula yang masuk Islam setelah membaca buku-buku literatur Islam. Ada pula yang masuk Islam di penjara.

Dalam sebuah buku berjudul Salwa Hazin karya Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim disebutkan kisah tentang seseorang yang masuk Islam di penjara. Berikut kisahnya.

*****

Seorang sipir penjara bercerita kepada saya, pada tahun 1418 H, ada seorang beragama Hindu masuk penjara yang berada di Kerajaan Arab Saudi. Dia datang dari India, sebut saja namanya Rajit. Begitu masuk penjara, dia selalu menyendiri di sudut ruangan, wajahnya nampak murung dan sedih. Terkadang dia menangis dan berlama-lama melamun.

Berkali-kali para sipir berusaha menyuruhnya bergabung dan bergaul dengan para pesakitan lainnya, terutama dengan orang-orang India yang sebangsa dengannya, tetapi semua itu tidak berhasil.

Rajit tetap murung, sampai makan pun dia enggan, kecuali hanya sedikit. Meskipun demikian, sipir penjara mengetahui bahwa orang tersebut sebenarnya cukup cerdas dan bisa berbahasa Arab dengan baik dan lancar.

Hari-hari berlalu dan orang itu semakin merasa sedih dan keadaannya memilukan, badannya nampak kurus sehingga salah seorang sipir terpaksa memanggil psikiater untuk memeriksanya.

Akan tetapi, semua itu tidak berhasil. Oleh karena itu, psikiater itu memberinya beberapa pil penenang, tetapi kali ini Rajit itu pun tidak mau meminumnya.Hari-hari berlalu, sedangkan Rajit masih tetap seperti itu.

Pada suatu hari, ada seorang dari Juhainah dijebloskan ke dalam penjara karena utang yang bertumpuk, sebut saja namanya Asmar.

Akan tetapi, Asmar ini nampak berakhlak luhur dan bisa bergaul dengan baik. Sikapnya sangat baik dan nampak sangat tenang dan berwibawa. Bahkan, kemudian diketahui bahwa ia merupakan seorang yang terpelajar dan berpendidikan tinggi.

Asmar gemar membaca dan berdiskusi. Tentu saja ia memiliki pengaruh baik terhadap para pesakitan lainnya. Hanya saja yang banyak mendapat manfaat yang besar darinya adalah Rajit.

Rajit kagum kepada sikap orang Asmar itu yang sangat rendah hati, sopan, dan berbudi luhur sehingga dia memandangnya sangat istimewa dan membuatnya selalu dekat dan berteman baik dengannya.

Kepadanya, Rajit sering mencurahkan keluhan hatinya. Sedangkan Asmar sendiri selalu mendengar keluhannya dan memperlakukannya dengan baik, serta menenangkan hatinya bahwa kesudahan dia akan baik.

Sejak itu, Rajit merasa senang dan sedikit demi sedikit dia nampak tenang, sementara Asmar selalu mencandai dan bergurau dengannya. Asmar selalu mengajaknya berdiskusi dengan tenang dan mendidik. Semua itu dilakukan karena dia ingin Rajit masuk Islam.

Hanya beberapa hari saja sejak itu, tiba-tiba kesedihan Rajit itu berangsur-angsur menghilang.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Masuk Islam Setelah Berada di Penjara (Bagian 2)