Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Masuk Rumah Malik bin Dinar untuk Mencuri, Justru Hatinya Tercuri

Masuk Rumah Malik bin Dinar untuk Mencuri, Justru Hatinya Tercuri

1
Malik bin Dinar
ilustrasi (suaramuslim)

Laki-laki itu berhasil masuk ke rumah Malik bin Dinar. Ia mencari-cari benda berharga namun tidak menemukan apa pun.

“Engkau mau ke mana?” suara itu mengagetkannya. Ternyata Malik bin Dinar telah selesai sholat dan memergokinya. “Bukankah engkau ke rumah ini untuk mencari sesuatu? Apa engkau ingin pergi tanpa membawa apa-apa?”

“Apakah ada barang berharga, Tuan?”

“Ya. Engkau akan kuberi sesuatu yang jauh lebih berharga daripada apa yang engkau inginkan.”

Ada rasa penasaran bercampur malu di dalam jiwanya. Ulama tabiin ini bagaimana, rumahnya jadi sasaran pencurian, dia tidak marah malah menawari sesuatu yang berharga. Tapi karena itu misi dia mencuri malam ini, ia menepiskan rasa malu.

“Apa yang berharga itu?”

“Ambillah air wudhu lalu sholatlah dua rakaat. Engkau akan mendapatkan kedamaian yang itu jauh lebih berharga dari kesenangan mendapatkan harta.”

Seperti terhipnotis, pencuri itu menuruti apa yang dikatakan Malik bin Dinar. Ia pun mengambil wudhu lalu sholat dua rakaat. Itu sholat tahajud pertama setelah bertahun-tahun masa hidupnya.

Dan benar apa yang dikatakan Malik bin Dinar. Ternyata sholat yang ia tunaikan benar-benar membawa kedamaian. Tidak pernah ia merasakan sedamai itu. Damai… tenang… ada kebahagiaan yang tak pernah ia alami sebelumnya.

“Cukup dua rakaat atau engkau mau menambah lagi?”

“Aku tambah dua rakaat lagi.” Rupanya kedamaian yang hadir saat sholat itu benar-benar mempesona jiwa laki-laki tersebut. Ia terus menambah sholatnya hingga masuk waktu Subuh.

Beberapa hari kemudian, temannya heran melihat perubahan yang terjadi pada dirinya.

“Engkau tidak mencuri lagi?”

“Tidak. Aku berhenti.”

“Bagaimana bisa?”

“Aku bertaubat.”

“Sejak kapan?”

“Beberapa malam yang lalu aku masuk ke rumah Malik bin Dinar untuk mencuri harta. Ternyata justru dia yang telah mencuri hatiku. Di rumahnya aku disuruh sholat lantas aku merasakan apa itu kebahagiaan. Sesuatu yang selama ini kucari dan tak pernah kudapatkan meskipun dengan mendapatkan banyak harta. Sejak itu, aku pun bertekad untuk bertaubat. Tak ada yang lebih nikmat dari sholat dan bermunajat.” [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

BARU 1 KOMENTAR

Komentar ditutup.