Secara bahasa ibadah diambil dari kata ta’bid yang artinya tunduk. Adapun, Imam Ibnu Taimiyah mendefinisikan ibadah sebagai berikut,” nama yang mencakup setiap hal yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya, baik ucapan maupun perbuatan. Baik lahir maupun batin.
Ibadah mrupakan jembatan penghubung antara Rabb dan hambanya. Jembatan untuk mendapatkan kasih saying dan magfiroh dari Allah swt. Semakin kokoh jembatan tersebut, maka semakin melimpahlah ramhat, ampunan dan kasih sayang Allah kepadanya. Karenanya, sudah seharusnya semangat ibadah kita dipupuk dan dipelihara. Tak lain supaya ibadah yang kita lakukan menjadi sebuah kenikmatan tertinggi yang tiada tara.
Orang yang merasakan nikmatnya iman, bisa merasakan kenikmatan dalam bermunajat dan ketaatan kepada Allah SWT. Karenanya wajar jika Rasulullah selalu menunggu-nunggu waktu beribadah seperti seorang kehausan yang menanti datangnya air. Ketika masuk waktu salat, beliau bersabda kepada Bilal, ”Hai Bilal, hiburlah kami dengan shalat.” Dan tidak heran pula ketika beliau bersabda, ”dan jadikan shalat sebagai penyejuk hati.”
Banyak cara untuk memupuk semangat ibadah, antara lain sebagai berikut.
Tetap dalam keikhlasan
Ikhlas berarti hanya mengharap ridho allah semata. Ia tak akan pernah beribadah hanya sekedar tujuan duniawi. Hatinya hanya tertuju pada Allah dan tidak terkontaminasi oleh riya, kesombongan, nifak dan iri dengki.
Bahkan ketika ibadah itu mengandung resiko yang besar sekali pun, ia akan tetap melaksanakannya dan ia akan semaikn bersemangat dalam beribadah.
Mujahadah dalam beramal
Mujahadah artinya kesungguhan dan keseriusan. Seseorang yang bermujahadah dalam beribadah akan selalu berusaha menyingkirkan segala aral melintang yang mengganggu kesungguhannya tersebut. Tak jarang, amal ibadah seseorang akan bernilai sia-sia ketika berleha-leha, lalai serta tidak memiliki motivasi yang jelas saat beramal. Kesungguhan dalam beribadah akan mempersempit ruang gerak setan sehingga tidak aka nada kesempatan menggelincirkan manusia kepada kesesatan. Kepada orang yang bermujahadah dalam beribadah, Allah SWT, akan memberikan petunjuk ke jalan yang diridhoiNya. Firman-Nya, ”Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhoan) kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-‘Ankabut:69).
Sifat mujahadah akan menambah semangat ibadah seperti yang Nampak jelas pada diri rasulullah saw, yang selalu salat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Ketika itu Aisyah bertanya.”mengapa engkau lakukan hal itu (salat malam), bukankah Allah swt, sudah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang? Rasulullah menjawab, ”Bukankah sepantasnya aku menjadi orang yang selalu bersyukur?”
Selalu intropeksi diri
Seorang muslim yang selalu mengoreksi dirinya, melihat setiapamal yang sudah ia kerjakan di masa yang lalu akan selalu mempertimbangkan kehidupannya di masa yang akan datang. Jangan sapai dirinya melakukan kesalahan yang sama, jangan sampai ia terjatuh pada lubang yang sama. Pada akhirnya, kesalahan yang pernah ia lakukan tak pernah ia ulang, amal kebaikan yang sekiranya kurang akan ditambah dengan amal-amal unggulan.
Allah berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah swt, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18 )
Selalu berdoa
Dalam beribadah kita selalu membutuhkan motivasi yang kuat. Untuk membangun motivasi kita tidak selayaknya hanya mengandalkan diri kita saja. Rasul telah mencontohkan satu doa yang biasa beliau baca sehabis shalat yang berisi permohonan agar kita senantiasa meminta bantuan kepada allah untuk memiliki kekuatan dalam beribadah.
“Ya Allah bantulah aku untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, senantiasa bersyukur kepada-Mu, dan senantiasa beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Doa adalah senjata orang beriman. Karena itu sudah semestinya kita sering memohon kepada-Nya untuk mendapatkan bimbingan dan petunjuk-Nya. Kekuatan doa sangat luar biasa. Bahkan doa bisa mengubah takdir sebagaimana dalam keterangan berikut,”Tiada sesuatu yang bisa menolak takdir selain doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seseorang diharamkan rejeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Memperbanyak dzikir dan tobat
Apabila iman sudah menyentuh relung hati yang paling dalam. Niscaya penghayatan terhadap rasa ketuhanan akan mengisi relung hatinya yang terdalam. Pemujaan trhadap egoism akan disingkirkan dan meleburkan diri pada penghambaan dan ketaatan yang purna.
Dzikir adalah ingatan yang terus menerus ada kepada Allah dalam hati serta menyebut nama-Nya dengan lisan. Bukan berarti kita setiap waktu harus melafakan dzikir dan hati terfokus pada asma allah. Tapi bagaimana amal dan tingkah laku kita mencerminkan seorang hamba yang selalu merasa diawasi oleh Allah. Di samping dzikir dalam hati dan lisan, ia juga dzikir dengan anggota badan. Merasa takut ketika akan berbuat hal yang nista. Karena kita tahu, bahwa Allah Maha Melihat apa yang diperbuat hambanya.
Berada dalam lingkungan yang soleh
Faktanya, manusia adalah makhluk yang sangat mudah terpengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Lingkungan memegang peranan penting dalam pembentukan karakter manusia. Kalau kita ingin mendapat hidayah Allah, maka carilah lingkungan yang kondusif.
Memang, bergaul dengan orang-orang yang soleh, bukan berarti akan membuat kita terbebas dari berbuat dosa. Namun, jika kita bergaul dengan lingkungan yang tidak soleh, maka rintangan yang dihadapi akan jauh lebih besar. (pm)
Jazakallah atas materi yang disampaikan
Komentar ditutup.