Dalam sebuah artikel penginjil Kristen menggugat perintah puasa dalam surat Al-Baqarah 183. Menurutnya ayat ini salah kaprah karena menyatakan bahwa puasa juga diwajibkan kepada umat terdahulu, padahal hanya orang Islam saja yang diwajibkan berpuasa. Berikut kutipannya:
“Benarkah Allah mewajibkan untuk umat Muslim, yahudi, Nasrani untuk berpuasa? ‘sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat sebelum kamu..’ (QS. Al-Baqarah: 183). Bukankah puasa Ramadhan hanya diwajibkan bagi umat Islam? Umat Kristen tidak pernah diwajibkan berpuasa seperti diajarkan Muhammad. Tidak ada puasa wajib dalam ajaran Isa, yang dilaksanakan dengan ritual tertentu.”
Jika mereka punya wawasan yang cukup luas tentang kitab suci agama mereka, Bibel, para penginjil itu tentu tak akan menulis teologi yang bikin malu satu RT itu. Sebab dalam Bibel secara jelas Yesus mengajarkan agar murid-muridnya untuk berpuasa (Matius 6:16). Nggak hanya mengajarkan puasa, bahkan Yesus juga mengamalkan ibadah puasa selama 40 hari 40 malam tidak makan (Matius 4:2).
Selain Yesus, dalam Bibel Perjanjian Baru juga banyak bertaburan ayat-ayat puasa tidak makan, tidak minum, misalnya; puasa Yohanes pembaptis tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18); puasa Paulus selama 3 hari 3 malam tidak makan tidak minum dan tidak melihat (Kisah Para Rasul 9:9)
Sebelum Yesus lahir, para nabi dalam Perjanjian Lama Bibel juga melakukan kewajiban puasa, Ayat “kama kutiba allaladzina min qablikum” (sebagaimana diwajibkan puasa atas orang-orang sebelum kamu) berarti puasa pernah disyariatkan dan diamalkan oleh umat sebelum umat Muhammad. Kewajiban puasa bukan monopoli kaum muslim, namun juga berlaku bagi kaum-kaum terdahulu, karena kewajiban puasa bersifat universal terhadap orang-orang beriman sepanjang zaman.
Absolut, ritual puasa setiap umat sangat berbeda. Puasa Maryam misalnya, tidak boleh bicara sama sekali (QS.Maryam: 26), puasanya Thalut hanya boleh minum seteguk air saja (QS. Albaqarah: 249), dan puasa Nabi Daud selang-seling harinya, sehari puasa sehari tidak.
Allah SWT memberikan banyak fasilitas untuk meraih pengampunan atas dosa-dosa, keselamatan dan kebahagiaan surgawi. Betapa bahagia kaum muslim karena Allah menyediakan surge eksekutif khusus bagi mereka yang berpuasa. Arroyan.
Sementara para penginjil tidak akan meraih surge Arroyan karena Bibel sama sekali tidak mengajarkan syariat puasa. Akibatnya, masing-masing sekte berpuasa menurut seleranya masing-masing tanpa ada landasan kuat bernama kitab suci. Mengambang.
Aturan resmi gereja Katolik disebutkan, “ Puasa menurut paham Katolik berarti; makan kenyang satu kali dalam waktu 24 jam dan dua kali sedikit. Minum air tidak termasuk soal puasa. Hari puasa adalah hanya puasa Rabu Abu dan puasa Jumat Suci, wajib puasa semua yang telah berumur 21 tahun sampai dengan 59 tahun lengkap,” (Ensiklopedi Populer tentang Gereja, halaman 228).
Ajaran puasa versi Katolik yang tak jelas pijakannya jelas tidak Bibeliah atau Alkitabiah. Tidak ada teladan Yesus maupun petunjuk Bibel yang mengajarkan puasa seperti itu. Jadi, berpikirlah berkali-kali jika mau mengamalkan ajaran produk manusia. Sebab yang menjamin surga itu Tuhan, bukan Paus atau Pastor.