Beranda Kisah-Sejarah Kisah Nyata Orang-orang yang Lari dari Kenikmatan Surga (Bagian 2)

Orang-orang yang Lari dari Kenikmatan Surga (Bagian 2)

0
Rumah sakit (familycare)

Lanjutan dari Orang-orang yang Lari dari Kenikmatan Surga

Kisah kedua adalah tentang seorang wanita berusia 80 tahun yang telah menjalani operasi penambalan pembuluh nadi tanpa ditemani oleh seorang pun, baik keluarga dekat, keluarga jauh, atau pun tetangganya.

Saya (Dr. Al-Jabir) bertanya kepada wanita itu,

“Apakah Anda mempunyai anak?”

Ia menjawab,

“Ya, saya mempunyai empat orang anak laki-laki dan empat orang anak perempuan. Satu anak laki-laki di Amerika, dua orang di Al-Qashim (Arab Saudi), dan satu lagi di daerah selatan.”

Saya bertanya, “Lalu, anak-anak perempuanmu berada di mana?”

Ia menjawab, “Dua orang berada di Al-Qashim, satu orang di Riyadh, sedangkan yang terakhir berada di daerah Tabuk.”

Setelah itu, saya katakan kepadanya, “Sungguh, saat ini engkau membutuhkan seseorang untuk membantumu.”

Ia mengaatkan, “Anak-anakku sangat sibuk, cukuplah Allah Ta’ala yang membantuku.”

Aku mengintruksikan kepada seorang perawat, jika datang salah seorang dari anak-anak ibu ini, agar memintanya tinggal di rumah sakit menemani ibunya.

Akan tetapi, sudah empat hari ibu ini berada di rumah sakit, tidak seorang pun dari kerabatnya yang menjenguk atau menemaninya.

Setelah itu, pada suatu hari Kamis, tepatnya waktu Ashar, saya datang untuk memeriksa ibu tersebut. Ketika itu, saya mendapati salah seorang anaknya yang baru saja datang pada hari itu dari Al-Qashim.

Saya memohon dengan sangat agar ada satu orang yang menemani ibunya.

Setelah saya mohon dengan sangat, tahukah Anda, siapakah yang mau tinggal menemani ibunya itu?

Apakah salah satu anak perempuannya? Ataukah salah satu menantu perempuannya? Ataukah salah satu cucu perempuannya?

Tidak, ternyata yang menemaninya adalah pembantu perempuannya. Ya, pembantu perempuan yang sama sekali tidak bisa berbahasa Arab.

Dengan begitu, anak-anaknya merasa telah menunaikan kewajibannya dalam berbakti kepada orang tua. Na’udzubillah min dzalik.

Sungguh, inilah kisah orang-orang yang menjauhkan diri mereka dari surga. Mereka sudah mendurhakai orang tua mereka. Kejadian serupa tentu Anda dapati di sekitar lingkungan Anda.

Padahal, perintah berbakti kepada orang tua disebutkan berbarengan dengan perintah untuk taat kepada Allah Ta’ala. Sungguh, Allah Ta’ala berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak” (QS. Al-Isra`: 23)

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tua. Amiin.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]