Tersebutlah seorang penulis komunis yang ikut ke dalam kamp mujahidin dalam jihad Afghanistan melawan Rusia. Ingin melihat lebih dalam, laki-laki yang telah masuk Islam dan bernama Muhammad Jalal Kisyk pun diberi izin untuk menetap bersama mujahidin selama tiga hari.
Rupanya, selama tiga hari itu, ia mendapati sebuah cara hidup yang menakjubkan. Lantaran hal itu pula, ia mengatakan penuh kekaguman, “Demi Allah, jika seluruh kaum Muslimin hidup seperti ini, seluruh dunia pasti bisa kalian taklukan!”
Di kamp mujahidin yang terisolir dari lokasi-lokasi lain, jumlah makanan amatlah sedikit. Para pejuang pun hanya mengonsumsi roti yang dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik mentari, lalu dimasukkan ke dalam karung agar awet.
Dikisahkan oleh Syeikh Abdullah Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah, saking kerasnya, bahkan ada mujahid yang giginya patah lantaran langsung menggigit roti tersebut. Padahal, mujahid tersebut masih muda, usianya kisaran 20-23 tahun.
Selain roti kering, para mujahid juga mendapatkan Roti Lebanon yang tipis dan terbang jika ditiup angin. Setiap hari, mereka hanya mendapatkan jatah setengah potong, lalu ditambah dengan buah zaitun. Masing-masing mereka hanya mendapatkan sepuluh butir. Kecil-kecil.
Tiada daging, ikan, atau buah-buahan. Minum pun hanya air putih. Itu pun tanpa dimasak. Tapi, Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada mereka hingga hidup dalam bilangan yang lama dalam keadaan sehat dan bugar.
Suatu hari, Muhammad Jalal Kisyk mendapatkan giliran jaga. Saat itu pula, ada seorang ikhwah yang mendapatkan rezeki. Ia mendapatkan buah apel dan membagikannya kepada para mujahid. Satu mujahid mendapatkan jatah satu apel. Bagi mereka, satu buah apel adalah karunia yang amat besar. Syukur mereka tak tergambarkan.
Satu orang ikhwah pun mendatangi Muhammad Jalal seraya menyerahkan sebuah apel. Saat melihat apel itu, Jalal berdecak kagum seraya bersumpah, “Ini khayalan atau kenyataan? Apakah saya sedang bermimpi melihat buah apel di kamp ini?”
Setelah dijelaskan, dan ia benar-benar memegang buah apel tersebut, Muhammad Jalal berkata, “Saya percaya. Di kamp ini ada buah apel.”
Kemudian, ketika ia beranjak menikmatinya, seraya mengamati kehidupan mujahid selama tiga hari dengan kehidupan yang amat sederhana, tapi tanpa keluhan dan rasa syukur yang amat mendalam, Muhammad Jalal pun berkata penuh keyakinan, “Demi Allah, jika seluruh kaum Muslimin hidup seperti ini, seluruh dunia pasti bisa kalian taklukan!”
Benar. Hidup zuhud adalah salah satu jalan utama menuju jihad. Jihad mustahil ditempuh oleh mereka yang hidup mewah dengan berbagai gemerlap duniawi. [Pirman/BersamaDakwah]
Mashya ALLAAH…
Masya Allah, smga Allah sllu menjaga mereka dn memenagkan mereka, amiin.
yaa Allah, pilihlah hamba untuk berhidmat kepada AgamaMu, pilih hamba dan keturunan hamba untuk menjadi mujahidin dari kalangan umat ini
Subhannallah… Justru qt yg hidup berkecukupan bahkan di bilang lebih ini sering mengeluh.
Subhannallah.. peperangan telah membuat saudara kita kekurangan makanan tap melimpah dengan rasa syukur dan keikhlasan
Komentar ditutup.