Beranda Tazkiyah Hikmah Benarkah Rasulullah Pernah Lupa Jumlah Rakaat Shalat? Apa Hikmahnya?

Benarkah Rasulullah Pernah Lupa Jumlah Rakaat Shalat? Apa Hikmahnya?

0
shalat (cyberdakwah.com)

Benarkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah lupa jumlah rakaat shalat? Pertanyaan itu tergolong menggelitik bagi sebagian orang yang tidak mendalami hadits dan fiqih.

Sebagian orang beranggapan tidak mungkin Rasulullah lupa jumlah rakaat shalat karena menurut mereka, lupa jumlah rakaat merupakan tanda tidak khusyu’ dalam shalat. Namun, ternyata Rasulullah benar-benar pernah lupa jumlah rakaat shalat.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ أَزِيدَ فِى الصَّلاَةِ فَقَالَ وَمَا ذَاكَ . قَالَ صَلَّيْتَ خَمْسًا . فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ

Pada suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat dzuhur lima rakaat. Beliau kemudian ditanya, “Apakah jumlah rakaat ini memang ditambah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mengapa demikian?” Sahabat yang tadinya menjadi makmum mengatakan, “Anda telah melaksanakan shalat Dzuhur lima rakaat.” Lantas beliau pun sujud sebanyak dua kali setelah selesai salam itu. (HR. Bukhari)

Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits-hadits tersebut banyak dicantumkan dalam kitab fiqih bab shalat ketika membahas sujud sahwi.

Jadi, Rasulullah memang pernah lupa jumlah raka’at shalat. Setelah diingatkan oleh para sahabat, beliau kemudian melakukan sujud sahwi.

Lalu, apa hikmah Rasulullah lupa jumlah rakaat shalat ini?

Pertama, hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia biasa seperti halnya umatnya. Bedanya, beliau dipilih oleh Allah dan diberi wahyu.

Sebagai manusia biasa, Rasulullah pernah salah dan juga pernah lupa. Namun, Allah tidak membiarkan jika Rasulullah salah kecuali akan diingatkanNya. Misalnya saat beliau bermuka masam ketika Abdullah bin Ummi Maktum datang sementara Rasulullah sedang berusaha mendekati pembesar Quraisy agar menerima dakwah. Rasulullah kemudian diingatkan Allah agar tidak bermuka masam dengan diturunkannya surat ‘Abasa.

Selain langsung diingatkan Allah, jika Rasulullah lupa, beliau juga meminta diingatkan para sahabatnya, sekaligus menegaskan bahwa beliau adalah manusia biasa bukan malaikat.

إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِى

“Saya adalah manusia biasa. Saya juga bisa lupa sebagaimana kalian bisa lupa. Oleh karena itu, jika saya lupa, ingatkanlah” (HR. Muslim)

Sifat manusia biasa yang dimiliki Rasulullah ini sesungguhnya adalah keunggulan. Agar tidak ada alasan bagi manusia menyatakan tidak sanggup mengikuti beliau. Berbeda jika misalnya Rasulullah adalah malaikat, bukan manusia biasa, pasti orang-orang memiliki alasan tidak sanggup mengikuti beliau.

Kedua, dengan adanya peristiwa ini (Rasulullah lupa jumlah rakaat), maka kaum muslimin mendapatkan petunjuk tentang sujud sahwi. Dan memang bisa jadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan Rasulullah saat itu lupa jumlah rakaat shalat agar umatnya mendapatkan contoh apa yang harus dilakukan ketika lupa jumlah rakaat shalat. Yakni, sujud sahwi.

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]