Lanjutan dari Ruqayyah, Perempuan Penyabar Putri Rasulullah
Di antara cara yang dilakukan orang-orang kafir Quraisy adalah menyibukkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan urusan pribadi dan keluarganya.
Abu Lahab segera mendatangi kedua anaknya dan berkata kepada Utbah dan Utaibah,
“Kepalaku haram menyentuh kepala kalian berdua, selama kalian belum menceraikan putri-putri Muhammad.”
Maka Utbah pun menceraikan Ruqayyah sebelum ia menggaulinya.
Alangkah kejamnya perceraian yang zhalim ini, yang dilakukan tanpa alasan yang benar.
Akan tetapi, Ruqayyah dapat menanggung itu dengan penuh kesabaran dan keimanan serta keyakinan pada Allah yang Maha Memberi.
Setelah itu ia kembali tinggal di rumah ayahnya, berbagi beratnya dakwah bersamanya, dan berbagi pedihnya gangguan dan tekanan dari orang-orang musyrik.
Ini dilakukannya bersama ibunya dan saudari-saudarinya yang lain.
Allah Ta’ala menggantikan untuk Ruqayyah dengan suami yang lebih baik, dengan mengaruniakan kepadanya suami yang bertakwa, shalih, dermawan, tampan, dan mendapat kabar gembira berupa jaminan masuk surga. Dialah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.
Ketika gangguan dan siksaan dari orang-orang musyrik Makkah terhadap kaum muslimin semakin menjadi-jadi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan para shahabatnya untuk berhijrah menuju Habasyah, karena di sana terdapat seorang raja yang adil, dan tidak ada seorang pun yang akan dizhalimi di bawah kekuasaannya.
Kaum muslimin pun bergerak menuju Habasyah. Utsman bin Affan bersama istrinya Ruqayyah Radhiyallahu Anhuma termasuk di antara yang pertama berhijrah di jalan Allah Ta’ala.
Di sanalah, pasangan suami istri ini menetap dan membangun kehidupan rumah tangga mereka.
Seiring dengan berlalunya waktu yang mereka lewati dengan penuh ketenangan dan kemesraan, mereka menyambut gembira kehadiran putra pertama mereka Abdullah, yang dengannya Utsman diberi kuniyah, yakni Abu Abdullah.
Setelah munculnya isu bahwa gangguan dan tekanan orang-orang musyrik telah berkurang karena sejumlah tokohnya telah masuk Islam, orang-orang muhajirin ini merasakan kerinduan untuk kembali ke tanah suci Makkah.
Sehingga, mereka pun menyiapkan diri untuk cepat-cepat kembali ke Makkah. Ruqayyah bersama suaminya Utsman bin Affan termasuk dalam rombongan yang kembali ke Makkah.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Ruqayyah, Perempuan Penyabar Putri Rasulullah (Bagian 3)