Beranda Kisah-Sejarah Sirah Nabawiyah Sebuah Masjid yang Harus Dirobohkan

Sebuah Masjid yang Harus Dirobohkan

Ilustrasi: Satuharapan

Kala sebagian orang munafik berpura-pura menampakkan keislamannya bemaksud membuat pecah belah barisan kaum muslimin–satu diantaranya, dengan mendirikan masjid yang nampaknya penuh belas kasih sayang, tapi hakikatnya adalah tipu muslihat untuk mencelakakan kaum muslimin, maka Rasulullah SAW menginstruksikan agar masjid tersebut dirobohkan.

Insiden ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dalam sirahnya. Dalam sirah tersebut Ibnu Ihsak menceritakan kala Rasulullah SAW sampai di Dzi Awan, sebuah negeri yang jaraknya tak jauh dari pusat kota Madinah, para penghuni masjid Dhiror mendatangi Rasulullah SAW. Kala itu Rasulullah sedang bersiap ke Tabuk.

Para penghuni masjid itu berkata, “Ya Rasulullah, kami telah membangun masjid sebagai tempat berlindung bagi orang yang sakit dan miskin di saat malam hujan dan dingin. Kami sangat senang bila engkau berkenan mendatangi kami dan shalat di dalam masjid tersebut untuk mengimami kami.”

Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya aku sedang dalam perjalanan dan sedang sibuk.”

Atau seperti yang dikatakan Rasulullah, “Kalau kami telah kembali , Insya Allah akan mendatangi kalian dan shalat bersama kalian di dalamnya.”

Perintah untuk Merobohkan

Kala Rasulullah SAW singgah di Dzi Awan, datang berita kepadanya tentang masjid tersebut, maka beliau memanggil Malik bin Dukhsyum, saudara Bani Salim bin ‘Auf dan Ma’n bin ‘Ady atau saudaranya, ‘Ashim bin ‘Ady saudara Bani ‘Ajlan.

Rasulullah SAW bersabda kepada keduanya, “Berangkatlah ke masjid yang penghuninya berbuat zhalim itu, lalu robohkanlah dan bakarlah!”

Tak lama, keduanya bergegas berangkat hingga sampai di Bani Salim bin ‘Auf yang menjadi kerabat Malik bin Dukhsyum. Malik berkata kepada Ma’n, ‘Tunggulah, hingga aku datang kepadamu membawa api dari keluargaku.’ Lantas ia memasuki rumah keluarganya, lalu mengambil pelepah kurma dan membakar serta merobohkannya hingga orang-orang yang di dalamnya berlari lintang pukang. Terpencar. [Paramuda/BersamaDakwah]

BARU 1 KOMENTAR

Komentar ditutup.