Beranda Dasar Islam Fiqih Sholat Tarawih: Niat, Tata Cara, Keutamaan, dan Doa

Sholat Tarawih: Niat, Tata Cara, Keutamaan, dan Doa

0
niat sholat tarawih

Salah satu sunnah di bulan Ramadhan adalah sholat tarawih. Tarawih merupakan bentuk jamak dari tarwiihah (ترويحة) yang artinya “waktu sesaat untuk istirahat.” Sebab, pada sholat ini ada waktu untuk beristirahat sejenak, khususnya setelah dua kali salam (empat rakaat).

Apa saja keutamaan sholat tarawih, bagaimana tata cara, niat, dan doa setelah tarawih? Insya Allah akan kita bahas bersama.

Hukum Sholat Tarawih

Hukum sholat tarawih adalah sunnah bagi muslim laki-laki dan perempuan. Boleh mengerjakannya secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Namun, menurut jumhur ulama, lebih utama berjamaah di masjid.

Awalnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat tarawih berjamaah bersama para sahabat. Besoknya, jumlah sahabat Nabi yang ikut berjamaah bersama beliau semakin banyak Kemudian, Rasulullah menghentikannya karena khawatir sholat ini dianggap wajib.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُرَغِّبُ فِى قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan supaya mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan tetapi tidak mewajibkannya. Beliau bersabda: “Barangsiapa bangun pada malam bulan Ramadhan karena iman dan mengarapkan perhitungan dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Muslim)

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ – رضى الله عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِى الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ ، ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ، ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ ، فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِى صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِى مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّى خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ

Dari Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat di masjid pada suatu malam, lalu orang-orang ikut shalat bersama beliau. Malam berikutnya beliau shalat lagi dan orang yang ikut semakin banyak. Pada malam ketiga dan keempat orang-orang berkumpul lagi tapi Rasulullah tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Pagi harinya beliau bersabda: “Aku telah melihat apa yang kalian lakukan dan tidak ada yang menahanku untuk keluar kecuali kekhawatiranku akan difardhukannya shalat itu atas kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits yang Imam Muslim riwayatkan menjelaskan bahwa waktu itu adalah bulan Ramadhan. Inilah yang kemudian menjadi dalil sholat tarawih.

Waktu dan Jumlah Rakaat

Sholat tarawih disyariatkan pada malam bulan Ramadhan. Waktunya mulai setelah sholat isya’ sampai akhir malam. Jadi waktunya terbentang antara setelah sholat isya’ ujung malam. Lebih utama jika sebelum sholat witir.

Berapa lama sholat tarawih? Perlu mempertimbangkan kondisi jamaah. Meskipun Rasulullah mengerjakan sholat ini sangat panjang waktunya, tetapi di zaman sekarang perlu memperhatikan kondisi jamaah agar tidak memberatkan mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat tarawih delapan rakaat lalu witir tiga rakaat. Namun, waktunya lama karena bacaan beliau panjang-panjang. Ketika menjadi amirul mukmini, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu mengerjakan sholat ini dua puluh rakaat, lalu witir tiga rakaat. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa jumlah rakaat tersebut merupakan ijma’ sahabat pada waktu itu.

Jadi, masalah jumlah rakaat sholat tarawih ini merupakan masalah furu’iyah yang para ulama memiliki hujjah sendiri-sendiri. Sebagian ulama sholat tarawih delapan rakaat karena berpegang pada hadits Aisyah yang menyebutkan shalat malam Rasulullah baik di bulan Ramadhan atau bulan lainnya tidak pernah lebih dari 11 rakaat.

Sebagian ulama sholat tarawih 20 rakaat karena mengikuti kaum Muhajirin dan Anshar yang juga dilakukan pada masa khalifah Umar. Sebagian ulama lainnya sholat tarawih 36 rakaat karena mencontoh masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Menurut Ibnu Taimiyah, seluruh pendapat di atas bagus. Imam Ahmad juga berpendapat jumlah rakaat shalat tarawih tidak dibatasi; delapan rakaat boleh, 20 rakaat boleh, 36 rakaat juga boleh.

Baca juga: Ceramah Ramadhan 2024

Keutamaan Sholat Tarawih

Sholat tarawih memiliki sejumlah keutamaan yang luar biasa. Berikut ini di antaranya:

1. Mendapat Ampunan

Secara khusus, sholat tarawih yang ikhlas akan mendatangkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah akan mengampuni dosa-dosa terdahulu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa bangun pada malam bulan Ramadhan karena iman dan mengarapkan perhitungan (pahala dari Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Muslim)

2. Sholat Sunnah Paling Utama

Sholat tarawih disebut juga sebagai qiyamu Ramadhan. Ia adalah sholat malam pada bulan Ramadhan. Karenanya, ia juga memiliki keutamaan sholat malam pada umumnya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ

Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam. (HR. An Nasa’i)

3. Kemuliaan dan Kewibawaan

Allah akan menganugerahkan kemuliaan dan kewibawaan kepada hamba-Nya yang sholat malam, termasuk tarawih ini.

وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ

Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang mukmin itu ada pada sholat malamnya. (HR. Hakim; hasan)

4. Kebiasaan Orang Shalih

Sholat malam merupakan kebiasaan orang-orang shalih terdahulu. Maka siapa yang mengerjakannya, ia pun dicatat sebagai orang-orang shalih sebagaimana mereka.

ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ، ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ، ﻭَﻣُﻜَﻔِّﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ، ﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺛْﻢِ

Biasakanlah dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, ia mendekatkan diri kepada Tuhanmu, menghapus kejelekan, dan mencegah dari dosa. (HR. Tirmidzi; hasan)

Baca juga: Sholat Tahajud

Tata Cara Sholat Tarawih

Shalat tarawih lebih utama secara berjamaah di masjid. Boleh 8 rakaat, 20 rakaat, atau 36 rakaat sesuai kebijakan di masjid tersebut. Secara umum, ia dikerjakan dua rakaat salam, dua rakaat salam.

Secara ringkas, tata caranya sama dengan sholat sunnah dua rakaat pada umumnya, yaitu:

  • Niat
  • Takbiratul ihram, lalu membaca doa iftitah
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al Qur’an
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al Qur’an
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
  • Salam

Ulangi hingga empat kali salam untuk yang delapan rakaat. Sepuluh kali salam untuk yang 20 rakaat. Setiap dua kali salam, hendaklah beristirahat sejenak baru melanjutkan sholat lagi. Untuk bacaan setiap gerakan shalat, bisa dibaca di Bacaan Sholat.

Niat Sholat Tarawih

Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat. Namun sebagian ulama selain madzhab Maliki, menjelaskan hukum melafalkan niat adalah sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafadz niat sholat tarawih sebagai makmum

Dalam madzhab Syafi’i, niat shalat tarawih sebagai makmum adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatat taroowihi rok’ataini musaqbilal qiblati adaa’an ma’muuman lillahi ta’aalaa)

Artinya:
Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Atau lafadz yang lebih pendek:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatat taroowihi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa)

Artinya:
Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Lafadz niat sholat tarawih sebagai imam

Sedangkan niat sholat tarawih sebagai imam lafadznya sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatat taroowihi rok’ataini musaqbilal qiblati adaa’an imaaman lillahi ta’aalaa)

Artinya:
Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.

Atau lafadz yang lebih pendek:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatat taroowihi rok’ataini imaaman lillahi ta’aalaa)

Artinya:
Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala.

Baca juga: Niat Puasa Ramadhan

Bacaan Shalat Tarawih

Rasulullah membaca surat-surat yang panjang dalam sholat tarawih sehingga waktu shalatnya sangat lama. Abu Dzar Al Ghifari meriwayatkan, sebagian sahabat khawatir tertinggal sahur karena begitu lamanya shalat bersama Rasulullah.

فَقُمْنَا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى خَشِينَا أَنْ يَفُوتَنَا الْفَلاَحُ. يَعْنِى السَّحُورَ

Kami mengerjakan shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai-sampai kami merasa takut tertinggal falah, yakni sahur.

Menurut Qadhi Abu Ya’la, standar panjangnya bacaan shalat tarawih adalah satu juz per malam. “Rasanya tidak baik jika bacaan Al Quran kurang dari satu kali khatam selama satu bulan. Sebab tujuannya agar bacaan itu didengar oleh seluruh makmum. Namun, tidak baik juga jika lebih dari satu kali khatam karena khawatir memberatkan makmum.”

Di masa sekarang, panjangnya bacaan perlu menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masyarakat. Imam Ahmad mengatakan, “Dalam sholat tarawih, sebaiknya imam membaca ayat-ayat pendek atau ringan agar tidak memberatkan, terlebih jika waktu malamnya pendek. Berat ringannya tergantung kesiapan makmum.”

Doa Setelah Sholat Tarawih

Boleh membaca doa apa pun setelah sholat ini yang penting doanya baik. Sebaiknya menggunakan doa berbahasa Arab. Lebih baik lagi doa-doa yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Boleh juga jika membaca doa setelah sholat tarawih yang populer di masyarakat sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara sholat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu. Yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Demikian tata cara sholat tarawih, niat, bacaan, doa dan keutamaannya. Semoga Allah memudahkan kita untuk mendirikannya selama bulan Ramadhan ini dan menerima seluruh amal Ramadhan kita. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.