Surat Adz Dzariyat ayat 56 adalah ayat tentang tujuan penciptaan jin dan manusia. Berikut ini tulisan Arab dan Latin, arti, tafsirnya.
Surat Adz Dzariyat termasuk surat makkiyah. Ia memiliki 60 ayat. Nama surat Adz Dzariyat yang artinya “angin yang menerbangkan” terambil dari ayat pertama.
Ayat 56 ini juga turun di Makkah. Menjelaskan tujuan penciptaan jin dan manusia yakni supaya mereka menyembah dan beribadah kepada Allah Sang Pencipta.
Daftar Isi
Surat Adz Dzariyat Ayat 56 dan Artinya
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
(wamaa kholaqtul jinna wal insa illaa liya’buduun)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Baca juga: Ayat Kursi
Tafsir Adz Dzariyat Ayat 56
Tafsir Surat Adz Dzariyat ayat 56 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi ringkas.
Tujuan Penciptaan Manusia
Surat Adz-Dzariyat ayat 56 ini menegaskan tujuan penciptaan manusia. Juga tujuan penciptaan jin. Mengapa ayat ini menyebut jin terlebih dahulu baru kemudian manusia? Sebab jin diciptakan lebih dahulu daripada manusia.
Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, makna ayat ini adalah: “Sesungguhnya Aku menciptakan mereka agar Aku memerintahkan mereka untuk menyembah-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka.”
Hal yang sama kita jumpai dalam tafsir-tafsir lainnya. Misalnya dalam Tafsir Al-Misbah, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk satu manfaat yang kembali kepada diri-Ku. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan dan kesudahan aktivitas mereka adalah beribadah kepada-Ku.”
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa makna illaa liya’buduun (إلا ليعبدون) adalah “agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik sukarela maupun terpaksa.” Menurut Ibnu Jarir, maknanya “supaya mereka mengenalku.” Sedangkan menurut Ar-Rabi’ bin Anas, maknanya adalah “agar mereka beribadah.”
Baca juga: Surat Yusuf Ayat 4
Makna Ibadah
Sebagian orang menganggap ibadah adalah ritual penyembahan seperti shalat dan puasa. Jika demikian, bukankah manusia sangat jauh dari tujuan penciptaan?
Ibadah terbagi menjadi dua. Pertama, ibadah mahdhah (العبادة المحضة) yakni ibadah murni atau ritual. Kedua, ibadah ghairu mahdhah (العبادة غيرالمحضة) yakni ibadah umum atau non ritual. Contoh ibadah mahdhah adalah shalat, puasa, dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah segala bentuk kebaikan termasuk menolong orang lain, bekerja, hingga hubungan suami istri. Asalkan termasuk perbuatan baik dan niatnya ikhlas untuk mencari ridha Allah, semuanya bisa menjadi ibadah.
“Maka, dapatlah kita jadikan seluruh hidup kita ini ibadah kepada Allah,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. “Shalat lima waktu, puasa Ramadhan, berzakat kepada fakir miskin, adalah bagian kecil, sebagai pematri dari seluruh ibadah yang umum itu. Semuanya itu kita kerjakan karena kita iman kepada-Nya dan kita pun beramal yang shalih untuk faedah sesama kita manusia. kalau tidak ini yang kita kerjakan, tidaklah ada artinya hidup kita yang terbatas di dalam dunia ini.”
Semoga Allah memudahkan kita untuk terus menerus beribadah kepada-Nya sebagaimana tujuan penciptaan kita sebagai manusia. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Penjelasan tentang makna ibadah yang mencakup seluruh aspek kehidupan sangat bermanfaat. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk terus beribadah kepada Allah.
Komentar ditutup.