Beranda Dasar Islam Al Quran Surat An Nahl Ayat 64: Arab, Latin, Arti, Tafsir, Kandungan

Surat An Nahl Ayat 64: Arab, Latin, Arti, Tafsir, Kandungan

0
surat an nahl ayat 64

Surat An Nahl ayat 64 adalah ayat yang menjelaskan tentang Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an. Berikut ini arti, tafsir, dan kandungan An Nahl ayat 64.

An Nahl merupakan surat ke-16 dalam Al-Qur’an dan termasuk Makkiyah. Tema utama surat An Nahl adalah penetapan uluhiyah dan rububiyah Alllah dengan melimpahkan berbagai nikmat kepada makhluk-Nya. Salah satu nikmat itu adalah An Nahl yang menjadi nama surat ini. An Nahl yang artinya lebah adalah binatang menakjubkan yang mengeluarkan banyak nikmat terutama madu.

Kewajiban kita adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut. Bagaimana caranya? Dengan menjadikan Al-Qur’an dan hadits sebagai petunjuk dan pedoman hidup sebagaimana Surat An Nahl ayat 64 ini.

Surat An Nahl Ayat 64 Beserta Artinya

Berikut ini Surat An Nahl Ayat 64 dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

(Wamaa anzalnaa ‘alaikal kitaaba illaa litubayyina lahumul ladziikh talafuu fiihi wa hudaw wa rohmatal liqoumiy yu’minuun)

Artinya:
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat An Nahl Ayat 64

Tafsir Surat An Nahl ayat 64 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dari redaksi ayat dan artinya. Setelah itu baru tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

1. Fungsi Al-Qur’an sebagai Penjelas

Poin pertama dari An Nahl ayat 64 adalah kedudukan Al-Qur’an sebagai pemberi kata putus atas perselisihan.

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu

Banyak perselisihan yang timbul di kalangan umat-umat terdahulu. Apalagi setelah Nabi dan Rasul yang Allah utus khusus untuk mereka telah tiada. Misalnya orang-orang Nasrani mengatakan Allah memiliki anak bernama Isa dan orang-orang Yahudi mengatakan Allah memiliki anak bernama Uzair. Sedangkan kaum musyrikin Makkah mengatakan Allah memiliki anak perempuan bernama Lata, Mana, Uzza. Musyrikin Makkah juga berselisih pendapat mana di antara ketiga berhala itu yang lebih tinggi derajatnya.

Al-Qur’an datang untuk menjelaskan kepada manusia apa yang mereka perselisihkan itu. Bukan hanya soal siapa Tuhan yang berhak disembah tetapi juga perselisihan lain seperti apakah ada hari kiamat dan hari kebangkitan. Allah mengabadikan perselisihan mereka dalam Surat An-Naba, Surat Qaf, dan Surat-surat lainnya.

Menafsirkan Surat An Nahl ayat 64 ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah tiada lain agar dia menjelaskan kepada manusia apa yang mereka perselisihkan itu. Al-Qur’an adalah pemisah di antara manusia dalam setiap hal yang mereka persengketakan.”

Sedangkan Sayyid Qutb menuliskan, “Maka, fungsi dari kitab terakhir dan risalah pamungkas ini adalah untuk memberi kata putus atas perselisihan yang terjadi di antara para pengemban kitab-kitab terdahulu, sekaligus sekte-sekte yang ada pada mereka. Sebab, prinsip dasar semua risalah adalah tauhid.”

Selain dengan Al-Qur’an, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan apa yang mereka perselisihkan dengan hadits. Maka, ayat ini juga mengisyaratkan salah satu fungsi hadits sebagai penjelas Al-Qur’an.

Baca juga: Surat An Nahl Ayat 64 Terjemah Per Kata

2. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Petunjuk

Poin kedua dari An Nahl ayat 64 menunjukkan fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk.

وَهُدًى

dan menjadi petunjuk

Ibnu Katsir menjelaskan, “dan menjadi petunjuk bagi hati manusia.”

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan, Al-Qur’an memiliki dua sasaran; sasaran keluar dan sasaran ke dalam. Sasaran keluar adalah poin pertama dari Surat An Nahl ayat 64 ini. Yakni sebagai penjelas kepada orang-orang yang belum beriman. Terutama, penjelasan tentang pokok kepercayaan kepada Allah.

Sedangkan sasaran ke dalam adalah untuk orang-orang yang beriman. Yakni Al-Qur’an sebagai petunjuk sekaligus rahmat bagi mereka. Sebab orang yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup hanyalah orang-orang yang beriman.

Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya Al-Qur’an itu petunjuk bagi manusia. Sebagaimana firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia… (QS. Al-Baqarah: 185)

Namun, tidak manusia mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk atau pedoman hidup. Yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk atau pedoman hidup adalah orang-orang beriman dan bertakwa.

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS. Al-Baqarah: 2)

Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman, Buya Hamka menlanjutkan, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai syariat, muamalah, munakahat, jinayah, dan lain-lain.

Baca juga: An Nahl 64 Arti Per Kata

3. Fungsi Al-Qur’an Sebagai Rahmat

Poin ketiga dari Surat An Nahl ayat 64 menunjukkan fungsi Al-Qur’an sebagai rahmat bagi kaum yang beriman.

وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Ibnu Katsir menjelaskan, “dan menjadi rahmat bagi semua orang yang berpegang teguh kepadanya yakni kaum yang beriman.”

Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Al-Qur’an sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman yakni berupa persaudaraan Islam, kemerdekaan jiwa, kedamaian, dan cinta kasih. Jika umat pada sasaran pertama adalah umatud dakwah, maka umat pada sasaran kedua ini adalah umatur risalah.

Baca juga: Isi Kandungan Surat An Nahl Ayat 64

Kandungan Surat An Nahl Ayat 64

Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nahl ayat 64:

1. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah sebagai penjelas dan pemutus atas apa yang diperselisihkan oleh umat-umat terdahulu.

2. Kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an yakni sebagai penjelas.

3. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup.

4. Al-Qur’an juga merupakan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

5. Ayat ini menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai penjelas, petunjuk, dan rahmat.

Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 190-191

Demikian Surat An Nahl ayat 64 mulai dari tulisan Arab dan Latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan membuat kita menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]