Beranda Keluarga Muslimah Untuk Para Muslimah, Tak Cukup Hanya Berjilbab!

Untuk Para Muslimah, Tak Cukup Hanya Berjilbab!

1
siluet jilbab © gre-art-stp.blogspot.com

Jilbab di masa kini menjadi perbincangan di berbagai media, forum diskusi maupun lingkup masyarakat. Pernahkah terbesit oleh para muslimah, bahwa dirinya akan mendapatkan serangan-serangan, gangguan-gangguan ataupun hinaan di sekitar lingkungan kita? Ataukah selama ini para muslimah merasakan situasi yang aman-aman saja.

Muslimah yang mengenakan jilbab syar’i bahkan bercadar sekalipun rentan menjadi target tindak kejahatan dari dalam jiwa maupun dari lingkungan sekitar. Meskipun dalam sebuah ayat telah dijelaskan mengenai perintah menggunakan jilbab.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

Maka seorang muslimah dituntut untuk membekali diri dengan kemampuan-kemampuan pengetahuan Islam maupun ilmu adab dalam berbusana syar’i untuk melawan segala ancaman bahaya yang akan menimpanya. Karena bagaimanapun juga wanita –khususnya muslimah- lebih mudah untuk dijadikan sasaran oleh penentang Islam.

Bekal yang harus dikantongi seorang muslimah tidak cukup dengan melawan tindak kriminalitas yang mendunia, namun bekal yang sangat penting adalah aqidah yang lurus dan kuat untuk membentengi diri dari segala rayuan manis, propaganda, emansipasi wanita dan keadilan gender yang dikemas dan disajikan dengan label-label islami nan canggih –globalisasi dan modernisasi- yang telah memperdaya sebagian kaum muslimah.

Tahapan mereka dalam menyusun strategi untuk melemahkan semangat berjilbab syar’i sangat jelas, antara lain:

  1. Mereka menyandingkan gaya hidup materialis barat kepada para muslimah, mengenakan jilbab yang seharusnya menutup aurat mereka namun sebaliknya mengumbar aurat yang seharusnya ditutupi, termasuk fenomena jilbab gaul.
  2. Memberikan iming-iming kebebasan dari tekanan-tekenan dan ketatnya aturan Islam, para wanita berjilbab mengira bahwasanya telah mengenakan jilbab-jilbab gaul sudah membentengi dirinya dari lingkungan yang tidak baik.
  3. Menanamkan keraguan atas nilai-nilai Islam sembari menanamkan ideologi materealisme, hedonisme, sekulerisme dan westernisasi sehingga sangat mudah para muslimah dijauhkan dari Islam.

Glastoff, seorang ekstrimis Inggris berkata, “Timur tidak akan pernah mempunyai peradaban yang rusak (tidak bermoral), kecuali wanita-wanitanya melepas jilbab; Al-Quran yang merupakan pedoman hidup juga dijauhkan; minuman keras; narkotika dan perbuata-perbuatan maksiat serta kemungkaran-kemungkaran yang jelas, sehingga lenyaplah nilai Islam yang ada diri mereka”.

Di sinilah arti penting bekal muslimah, bekal aqidah yang harus digenggam erat dalam hati setiap muslimah di mana pun dan kapan pun untuk membentengi diri dari hal-hal yang merugikan bagi dirinya dan agamanya. Meskipun banyak orang-orang di sekeliling menghina, apa gunanya muslimah berjilbab tapi berakhlaq kurang tepat? Katakanlah, bahwa berjilbab dengan akhlaq itu berbeda, berjilbab itu perintah wajib dari Allah bagi wanita yang telah baligh entah berakhlaq baik ataupun buruk. Namun akhlaq adalah sikap dan sifat masing-masing individu. Jadi kalau ada wanita berjilbab yang berakhlaq buruk bukan jilbab yang disalahkan namun akhlaq wanita yang mesti diluruskan. Karena wanita yang berjilbab belum tentu berakhlaq mulia sebaliknya wanita yang berakhlaq mulia pasti berjilbab.

Bukankah wanita itu itu tiang negara; apabila wanitanya telah rusak, maka rusak pula negara tersebut, kerusakan itu dimulai dari kerusakan pribadi pemudi, kemudian keluarga hingga akhirnya menjalar pada kerusakan masyarakat dan Negara. Urutan kerusakan terseut telah dipikirkan matang-matang oleh musuh-musuh Islam. Meskipun wanita itu lemah namun wanita tak lemah dengan bekal yang ia bawa.

Berbekallah! Hingga penentang Islam tak mampu menyesatkanmu, dan berbekallah! Hingga propaganda-propaganda miring itu tak menemukan tempat di penglihatanmu.

Wallahu a’lam.[]

BARU 1 KOMENTAR

Komentar ditutup.