Selain melakukan serangan besar-besaran yang menewaskan banyak warga sipil, Israel juga mentargetkan pemimpin perlawanan untuk menjatuhkan semangat juang mereka. Tahun ini, Israel membunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyah, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Khusus untuk Yahya Sinwar, Israel bahkan menyiarkan detik-detik terakhir menjelang syahidnya pemimpin Hamas tersebut.
Israel menyebarkan video yang direkam oleh drone tempur milik mereka. Tampak dalam video tersebut, Yahya Sinwar dalam kondisi terluka, salah satu lengannya putus. Ketika drone tersebut mendekat, Sinwar memukulnya dengan tongkat. Video kemudian terputus yang tampaknya karena drone tersebut memberondong Sinwar hingga gugur syahid.
Baca juga: MUI: Jangan Pernah Berhenti Boikot Israel
Jurnalis Aljazeera meyakini Yahya Siwar gugur oleh drone yang memberondongnya. Namun, ada pula pengamat yang meyakini Sinwar gugur akibat serangan tank setelah drone tersebut menemukan dirinya.
Aljazeera melaporkan, otoritas Tel Aviv sengaja menyebarkan video rekaman drone menjelang detik-detik syahidnya Yahya Sinwar. Diprediksi, tujuan Israel menyebarkan video tersebut untuk menjatuhkan semangat Palestina.
Namun, yang terjadi justru di luar prediksi entitas zionis tersebut. Warga Palestina juga bangga dengan Yahya Sinwar yang berada di garis depan melawan penjajah dan mendapatkan cita-citanya sebagai syahid. Warga Palestina justru semakin bersemangat untuk melawan penjajah setelah melihat video tersebut.
“Saya sudah menonton video itu 30 kali sejak semalam, tidak ada cara yang lebih baik untuk mati. Saya akan menjadikan video ini sebagai tontonan harian untuk anak-anak saya dan cucu-cucu saya kelak,” kata Ali, warga Gaza berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai seorang sopir taksi, Sabtu (19/10/2024).
“Yahya Sinwar gugur dalam keadaan mengenakan rompi militer, bertempur dengan senapan dan granat, dan ketika dia terluka dan berdarah, dia bertempur dengan tongkat. Beginilah cara para pahlawan meninggal,” kata Adel Rajab, warga Gaza berusia 60 tahun.
“Israel mengatakan Yahya Sinwar bersembunyi di dalam terowongan. Mereka mengatakan bahwa Sinwar menahan para tahanan Israel di sampingnya untuk menyelamatkan nyawanya. Kemarin kami melihat dia memburu tentara Israel di Rafah, tempat penjajahan beroperasi sejak Mei,” kata Rasha, seorang ibu berusia 42 tahun yang kini mengungsi dengan empat orang anak.
Baca juga: Mahkamah Internasional Minta Israel Angkat Kaki dari Palestina
“Beginilah cara para pemimpin pergi, dengan senapan di tangan. Saya mendukung Sinwar sebagai pemimpin dan hari ini saya bangga padanya sebagai seorang martir,” lanjut Rasha.
“Perlawanan akan terus berlanjut hingga kemenangan, insya Allah. Mereka mengatakan Sinwar berada di terowongan dengan perisai manusia. Yang terjadi kebalikannya. Sinwar mati dengan memegang senjatanya. Insya Allah, kemenangan sudah dekat,” kata Samah An Nazli.
Di antara pengamat yang menyebut syahidnya Yahya Sinwar karena serangan tank adalah penulis asal Pakistan yang tinggal di Birmingham, Inggris, Moazzam Begg.
“Saya yakin saya pernah melihat film-film Hollywood yang berakhir seperti ini. Namun, ini bukan film. Sebelum rekaman tersebut, #Yahya_Sinwar terluka oleh peluru tank dan kehilangan tangannya. Ia melemparkan granat ke arah tentara Israel yang maju. Mereka lari,” tulisnya di akun X miliknya, @Moazzam_Begg, Sabtu (19/10/2024).
“Mereka begitu ketakutan hingga mereka mengirim pesawat nirawak untuk memindai gedung. Pesawat nirawak itu menemukan Sinwar duduk dan lemah, tetapi mampu melemparkan tongkat – bahkan pesawat nirawak itu pun gemetar ketakutan. Tank itu menembaki Sinwar setelah ia ditemukan. Kematian Sinwar diabadikan oleh musuh-musuhnya, begitu pula kepengecutan mereka,” lanjut Begg. [NF/BDN]