Beranda Keluarga Wahai Istri, Milikilah Suamimu! (Bagian 3)

Wahai Istri, Milikilah Suamimu! (Bagian 3)

0
Ilustrasi (flickr)

Lanjutan dari Wahai Istri, Milikilah Suamimu! (Bagian 2)

Keharusan sang istri adalah berusaha memahami suaminya, mengingat jenis lelaki sangat beragam yang semuanya sama dalam membenci rutinitas yang monoton.

Sang istri juga dituntut mengetahui hal yang dapat membuat suami senang dan cocok dengannya.

Setiap suami mempunyai angka rahasia yang menjadi kunci untuk masuk ke dalam dunianya dan wanita ideal mampu menemukan kunci tersebut.

Hampir semua laki-laki jika dipatuhi sang istri, maka dia bertekuk lutut di hadapannya.

Sebagian mereka jika dipuji, maka dia tidak berkutik. Sebagian lain adalah jika sang istri menggunakan taktik tarik ulur, maka dia bersimpuh.

Sebagian lain merupakan orang yang jika sang istri merespons dengan tertawa atas cerita manisnya atau dengan kesukaan atas pembicaraannya, maka ia tertawan.

Sebagian lagi adalah suami yang bila dihormati oleh istri, maka dia ia tidak berdaya. Sebagian lain bila dirayu atau digoda kekuatan dan kepintarannya, maka ia jatuh dalam pelukannya.

Sebagian dari mereka, jika kecemburuan kepada istrinya dipermainkan, maka ia takluk. Ada juga sebaliknya, jika istri cemburu kepadanya dan menunjukkan perhatiannya, maka ia menyerah kalah.

Sebagian dari mereka jika istrinya menangis dan menunjukkan kekuasaannya, maka di hadapannya sang suami bak seekor kelinci piaraan yang halus bulu-bulunya.

Dan sebagian dari mereka, ada yang jika istrinya mengimbangi pembicaraannya dengan pengetahuan, maka sang istri dapat merengkuh cintanya. Dan begitulah seterusnya.

Wanita ideal dapat menangkap bahwa semua laki-laki menyukai hal tersebut, tetapi perlu diingat segala sesuatu memiliki saat-saat tertentu.

Dalam kesempatan ini, penulis mengajak para istri untuk lebih mengenal karakter dan memahami psikologi suaminya masing-masing.

Dan tidak lupa, penulis juga mengajak para suami agar lebih perhatian dengan istrinya masing-masing dan mendidik mereka dengan penuh kelembutan dan kebaikan sehingga mereka menjadi sosok istri yang didamba, diidamkan, dan dicintai.

Seorang istri bisa saja membunuh keberhasilannya ketika menghancurkan kebahagiaan suaminya.

Tatkala sang suami pulang dan ingin sekali mengajak keluarganya berlibur, ia dikagetkan dengan jadwal lain istrinya, “Aku tidak bisa ikut, berlibur dengan anak-anak saja dan sekalian tolong nanti aku diturunkan di rumah saudariku, rumahku atau temanku.”

Wahai suami, hormatilah istrimu.

Wahai istri, taatilah suamimu.

Disadur dari buku Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud berjudul Kado Pernikahan. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]