Menikah dengan wanita ideal dan shalih adalah impian semua laki-laki muslim. Untuk menjadi ideal, ada banyak faktor yang mesti dipenuhi oleh seorang wanita, salah satunya adalah faktor agama. Dengan faktor agama yang kuat, seorang wanita akan kuat mengarungi kehidupannya, baik sebelum maupun setelah menikah.
Faktor lain adalah percaya pada diri sendiri. Seberapa pun perkiraan dan keyakinan seseorang, yang pasti aib-aibnya sangat banyak. Sebab, semua manusia pasti mempunyai kesalahan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, wanita ideal harus berdiri di depan khalayak dengan kepala tegak menunjukkan kepercayaan dirimu.
Wanita ideal selalu menonjolkan sikap percaya diri dalam segenap karakteristiknya; bicara, jalan dan interaksi sosialnya menyiratkan kepercayaan diri yang tinggi.
Termasuk dalam percaya diri yang tinggi itu adalah keberaniannya berterus terang kepada suaminya bahwa dia sangat bangga dengannya dan dia bisa percaya diri karena menjadi istrinya dan berada dalam naungannya.
Fenomena kepercayaan diri tersebut dapat terlihat dalam beberapa hal:
- Tidak mengikuti arus mode dan model pakaian terbaru, tidak berlama-lama di depan cermin untuk membentuk rambut dan merias wajahnya dengan berbagai jenis make up (riasan). Wanita itu harus bisa mengatur waktu dan sesederhana mungkin dalam mempercantik diri. Sesungguhnya orang-orang yang berlebihan adalah kawan-kawan setan.
- Memiliki kualitas keislaman, kecerdasan, penjagaan diri, akhlak dan jiwa sosialnya yang baik.
- Menerima kritikan dengan lapang dada dan tidak kehilangan keseimbangan ketika ada seseorang yang mengkritiknya, karena dia percaya bahwa tidak semua kritikan itu adalah buruk dan menjatuhkan kepribadiannya.
- Baik dalam bertutur kata dan pintar memilih tema-tema pembicaraan yang cocok.
- Percaya dengan pengetahuan yang dia miliki dan tidak mudah berubah sikap karena faktor lingkungannya. Akan tetapi, menjadi wanita kuat, teguh pendirian, dan tidak mudah terombang-ambing oleh budaya yang berkembang.
- Percaya dengan kesucian dirinya sehingga biarpun hidup dalam lingkungan yang tidak mempedulikan iffah dan memperbolehkan budaya permisif, kepercayaan dirinya akan selalu menawan suaminya dan menjadikannya sosok yang kuat yang menopang suaminya ketika menghadapi himpitan hidup.
Disarikan dari tulisan Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Cinta Hadir karena perkenalan,
Cinta Bersemi karena perhatian,
Cinta Bertahan karena kesetiaan,
Dan
Cinta Halal karena pernikahan.
Namun Cinta akan hancur lebur karena Kebohongan.
Komentar ditutup.