Beranda Dasar Islam Aqidah Yaumul Ba’ats, Apa Saja yang Terjadi pada Hari Kebangkitan Itu?

Yaumul Ba’ats, Apa Saja yang Terjadi pada Hari Kebangkitan Itu?

0
yaumul baats
ilustrasi yaumul baats

Kelak, setelah hari kiamat, Malaikat Israfil kembali meniup sangkakala. Tiupan kedua ini membuat seluruh manusia bangkit dari kematian. Mereka hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya. Inilah yaumul ba’ats, hari kebangkitan.

Apa saja yang terjadi pada hari kebangkitan tersebut? Bagaimana gambarannya? Seperti apa dahsyatnya?

Tiupan Sangkakala yang Kedua

Setelah 40 tahun berlalu dari tiupan pertama sangkakala, Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk kembali meniup sangkakala. Al-Qur’an menggunakan istilah Ash-Shur di banyak ayat dan terkadang menggunakan istilah An-Naqur seperti dalam Surat Al-Muddatstsir ayat 8.

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ

Apabila ditiup sangkakala, (QS. Al-Muddatstsir: 8)

Imam Al-Qurtubi menjelaskan dalam At-Tadzkirah, sangkakala adalah tanduk dari cahaya, tempat menyimpan roh-roh. Bentuknya seperti terompet, lubang terbesarnya sebesar langit dan bumi.

Pada tiupan pertama, sangkakala tak hanya ditiup tetapi juga diketuk. Semua makhluk terkejut dan kemudian mati. Pada tiupan kedua sangkakala, tak ada ketukan hanya ada tiupan. Saat itulah seluruh roh akan masuk ke jasadnya masing-masing dan mereka pun hidup kembali.

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (QS. Az-Zumar: 68)

Sebelumnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan hujan dari langit yang kemudian menumbuhkan kembali jasad manusia baik yang terkubur di perut bumi maupun yang tenggelam di lautan. Setelah seluruh jasad makhluk terbentuk kembali, tiupan kedua sangkakala membuat seluruh roh masuk ke jasadnya masing-masing. Mereka bangkit kembali untuk hidup di alam akhirat. Karenanya, hari itu dinamakan yaumul ba’ats, hari kebangkitan.

Baca juga: Doa Setelah Sholat

Keadaan Manusia pada Yaumul Ba’ats

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan keadaan manusia pada hari kebangkitan dengan firman-Nya:

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَى شَيْءٍ نُكُرٍ . خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ . مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ

Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan). Sambil menundukkan pandangan, mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari yang berat.” (QS. Al-Qamar: 6-8)

Ketika manusia bangkit dari alam kubur, mereka seakan beterbangan bagai belalang. Syaikh Mahir  Ahmad Ash-Shufi menjelaskan, Allah mengumpamakan kondisi manusia seperti belalang beterbangan karena demikian banyaknya manusia pada yaumul ba’ats itu. Bayangkan, saat ini saja, penduduk dunia berjumlah 8 milyar. Lalu berapa jumlah seluruh manusia sejak zaman Nabi Adam hingga hari kiamat? Tentu sangat banyak.

Orang-orang kafir pada hari kebangkitan menjadi cemas dan ketakutan. Sebab apa yang mereka dustakan di dunia, hari itu menjadi nyata. Hari itu menjadi hari yang sangat berat bagi mereka. Hari yang penuh penyesalan dan kehinaan. Mereka baru sadar tetapi kesadaran mereka tidak membawa manfaat apa-apa.

Sedangkan orang-orang yang beriman, hari itu mereka lebih tenang. Sebab mereka melihat apa yang mereka yakini selama ini. Bahwa mereka hidup kembali setelah mati. Hari itu terbukti bahwa sesudah kematian ada kebangkitan.

Sebagaimana Surat An-Naba’ ayat 18, pada hari itu, manusia datang berkelompok-kelompok. Maka, perhatikanlah dengan siapa hari ini kita berteman dan berkelompok. Kelak, kita juga berkelompok dengan golongan yang hari ini kita berteman.

Pada hari kebangkitan, manusia tidak berpakaian dan tidak berkhitan. Usia mereka sekitar 30-an. Namun, mereka semua sibuk memikirkan nasibnya tanpa bisa memperhatikan orang lain sebagaimana kalau itu terjadi di dunia.

Baca juga: Sirah Nabawiyah

Seperti Membangkitkan Satu Orang

Jika ada yang berpikiran, betapa susahnya membangkitkan puluhan bahkan milyaran orang, Allah menjawabnya dengan firman-Nya dalam Surat Luqman.

مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Luqman: 28)

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan manusia dari ketiadaan, sangat mudah bagi-Nya menghidupkan kembali manusia setelah mereka ada. Bukankah penciptaan kedua tidak lebih sulit dari penciptaan pertama?

Sangat mudah baginya mematikan seluruh makhluk dan membangkitkannya kembali. Sebagaimana bisa kita analogikan dengan listrik. Untuk mematikan lampu seluruh kota, tidak perlu datang satu per satu ke rumah warga dan meminta mereka mereka mematikan lampunya. Cukup dari gardu induk listrik. Demikian pula saat menghidupkannya kembali. Sungguh semuanya sangat mudah bagi Allah.

Semoga dengan memahami yaumul ba’ats ini, kita lebih kuat mengimaninya dan mempersiapkan diri menghadapinya. Antara lain dengan memperbaiki ibadah kita, berupaya istiqamah meraih husnul khatimah, dan memperhatikan dengan siapa kita berteman. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]