5. Membelanjakan nafkah untuk hal yang tidak disukai suami
Kewajiban suami adalah memberikan nafkah kepada istri. Terkait nafkah ini, istri perlu mengelola sebaik-baiknya untuk kebaikan keluarga, terutama jika ekonomi suaminya dalam kondisi ‘terbatas’. Yang paling utama adalah kebutuhan primernya terpenuhi; untuk makanan bagi keluarga, membeli pakaian yang diperlukan, operasional rumah tangga, dan pendidikan anak. Istri boleh menyisihkan sebagian nafkah dari suaminya untuk sedekah dan sejenisnya dengan catatan jika tanpa sepengetahuan suaminya, maka separuh pahalanya untuk sang suami.
وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ
“Setiap infak yang ia keluarkan tanpa ijin suaminya, maka separuh pahalanya diberikan kepada sang suami” (HR. Bukhari)
Istri tidak boleh menggunakan nafkah pemberian suaminya untuk hal-hal yang tidak disukai suaminya. Misalnya digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan, atau sekedar dihabiskan untuk bersenang-senang dengan teman, sementara hal-hal yang lebih prioritas malah tidak teranggarkan.
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]
sangat bermanfaat
Subhanallah nasehat yang sangat bagus sekali, semoga semua wanita dapat membaca dan mengambil pelajaran….
Sangat berguna u/semua istri di dunia
Kalo istri anda seperti ini, buat lah agar dia menceraikan anda…soale kagak pantes jugak seorang suami menceraikan istri 😀 *mumpun hukum cerai masih HALAL*
Bukankah nafkah untuk istri dan kebutuhan primer keluarga merupakan 2 hal yg berbeda? Kebutuhan pangan, sandang, papan dan kebutuhan primer lainnya memang wajib dipenuhi suami, sedangkan nafkah untuk istri merupakan hal di luar itu semua.
Komentar:
jaremu lak’an… hahahaha #stupidtoughts
Sangat bermanfaat.
“Telah dilaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta untuk disambung rambutnya, wanita yang mencabut alis dan wanita yang minta dicabut alisnya, wanita yang mentato dan wanita yang minta antuk ditato, tanpa ada penyakit.” (HR. Abu Dawud;
shahih)
”Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR.Muslim)
Sangat bermanfaat. Namun kadang, istri telah semaksimal mungkin untuk membantu dan menuruti semua keinginan suami. Dari istri kerja untuk membantu ekonomi keluarga, istri setia dan menuruti semua larangan suami, tidak pernah foya2. Namun pada kenyataannya sang suami masih kurang atau merasa tidak puas dengan semua usaha dari istri. Sampai akhirnya dia belok ke wanita lain. Harus gimana..
Artikel bermanfaat
Komentar ditutup.