8 Sunnah Puasa Ramadhan merupakan Ceramah Ramadhan hari ke-7. Cocok menjadi bahan kultum Tarawih pada malam 7 Ramadhan 1445 hijriah.
Ramadhan yang kita berada di dalamnya ini merupakan bulan yang sangat istimewa. Karenanya banyak ulama berharap bahwa setiap bulan adalah Ramadhan. Ketika Ramadhan tiba seperti saat ini, mereka betul-betul memanfaatkan Ramadhan secara optimal. Selain menyempurnakan ibadah wajib, mereka juga tidak melewatkan sunnah-sunnah puasa Ramadhan.
Selain pelipatgandaan pahala sehingga amal-amal sunnah itu senilai pahala ibadah wajib, sunnah-sunnah tersebut juga menjadi penyempurna ibadah puasa sehingga semakin berkualitas. Maka, pahala puasa Ramadhan pun menjadi semakin besar karena Allah tidak memberikan batas.
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Setiap amal anak Adam dilipatgandakan; satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa sampai tujuh ratus kali. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya…” (HR. Muslim, An-Nasai, Ad-Darimi, dan Al-Baihaqi)
Nah, apa saja sunnah-sunnah tersebut? Berikut ini delapan di antaranya yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan.
Daftar Isi
1. Sahur dan mengakhirkannya
Di antara sunnah Ramadhan yang Rasulullah ajarkanadalah makan sahur. Sebagaimana sabda beliau dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
Makan sahurlah engkau karena makan sahur itu berkah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan hal yang menyebabkan berkahnya sahur adalah karena ia menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkan, dan memudahkannya.
Para shahabat yang merupakan generasi pecinta sunnah merupakan para pioner dalam mengamalkan sunnah ini. Amar bin Maimun berkata:
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- أَعْجَلَ النَّاسِ إِفْطَارًا وَأَبْطَأَهُمْ سُحُورًا
Para shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang yang paling segera berbukanya dan paling terlambat bersahurnya. (HR. Baihaqi; shahih)
Kapankah waktu yang Rasulullah sebut dengan mengakhirkan sahur tersebut? Zaid bin Tsabit menjelaskan itu ketika Anas bin Malik bertanya kepadanya.
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ – رضى الله عنه – قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ . قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Dari Zaid bin Tsabit berkata: “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian melaksanakan shalat (Shubuh)”, maka saya (Anas) bertanya: “Berapa kira-kira jarak keduanya?” Zaid menjawab “Lima puluh ayat.” (HR. Bukhari)
Baca juga: Niat Puasa Ramadhan
2. Menyegerakan berbuka puasa
Sunnah puasa Ramadhan yang kedua adalah menyegerakan berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Manusia tetap dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka. (Muttafaq ‘alaih)
Ketika matahari telah terbenam dengan jelas, maka sunnah untuk segera berbuka. Sebaiknya, awali berbuka dengan buah kurma. Jika tidak ada, maka berbuka dengan minum air.
Baca juga: Doa Buka Puasa
3. Memperbanyak doa
Salah satu sunnah puasa adalah memperbanyak doa. Mengapa? Karena sepanjang waktu puasa adalah waktu mustajab, apalagi menjelang berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
Sesungguhnya doa orang yang puasa pada saat berbuka tidak tertolak. (HR. Ibnu Majah, Hakim, Thabrani, dan Baihaqi)
ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Tiga orang yang tidak tertolak doanya: Imam yang adil, orang yang puasa sampai berbuka, dan orang yang dianiaya. (HR. Baihaqi; shahih)
Setiap kita pasti memiliki hajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap kita pasti mempunyai masalah dalam hidup ini. Setiap kita tentunya menghadapi problematika. Maka, berdoalah kepada Allah, kita mohon solusi dan jalan keluarnya. Dan yang lebih penting adalah kita berdoa kepada Allah untuk akhirat kita. Takutlah jika kita hanya berdoa untuk kebaikan dunia, kita tidak mendapatkan bagian di akhirat.
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ . وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah: 200-201)
4. Menghindari pembatal pahala puasa
Terkadang ada orang yang memaknai puasa hanya sekadar tidak minum dan tidak makan. Sementara lisannya tidak berpuasa, telinganya tidak terjaga, atau bahkan tangan merampas hak manusia lainnya. Rasulullah bersabda tentang hakikat puasa:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
Puasa bukan hanya sekedar menahan makan dan minum, sesungguhnya puasa itu menahan diri dari hal-hal yang sia-sia dan keji. (HR. Hakim dan dia menshahihkan sesuai syarat Imam Muslim)
Maka, di antara sunnah Ramadhan adalah menghindari pembatal pahala puasa. Yakni hal-hal yang tidak membatalkan puasa tetapi membuat pahalanya berkurang bahkan hilang semuanya.
5. Shalat tarawih
Di antara sunnah dalam bulan Ramadhan adalah shalat tarawih; sebuah ibadah sunnah muakkadah yang tidak bisa kita jumpai di bulan yang lain. Kesempatan yang langka ini hendaknya kita manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan biarkan diri kita kehilangan satu malam pun untuk shalat tarawih.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُرَغِّبُ فِى قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah, ia berkata, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan shalat malam pada bulan Ramadhan tanpa mewajibkannya. Maka beliau bersabda: “Barangsiapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muslim)
Baca juga: Niat Shalat Tarawih
6. Tadarus Al-Qur’an
Sunnah lainnya pada bulan Ramadhan adalah tadarus Al-Qur’an. Kita perbanyak membaca Al-Qur’an, berusaha menghafalkannya, serta mentadabburinya. Lebih baik lagi jika mempelajari Al-Qur’an dan tafsirnya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya dan Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang bertiup. (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melakukan tadarus bersama Jibril pada setiap Ramadhan. Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari, fayudaarisuhu (فيدارسه) dalam hadits ini artinya adalah menghafal Al-Qur’an.
Pada prakteknya, Rasulullah membaca Al-Qur’an (tentu saja dengan menghafalnya) di hadapan Jibril dan Jibril menyimak hafalan tersebut. Ini untuk memastikan bahwa tidak ada satu huruf pun yang salah. Seluruh Al-Qur’an harus sama sebagaimana adanya di lauhul mahfudz. Tidak boleh ada perbedaan sedikitpun.
Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadits ini juga menjadi bukti bahwa Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan. Lalu setiap Ramadhan dicek, bahkan pada Ramadhan terakhir sebelum Rasulullah wafat, pengecekan (tadarus) ini berlangsung dua kali.
Dari hadits ini sebagian ulama mengatakan bahwa sunnah membaca Al-Qur’an minimal sekali khatam pada bulan Ramadhan. Kalau bisa dua kali khatam. Jika bisa lebih banyak lagi, tentu lebih baik.
7. Memperbanyak infak dan amal lainnya
Sebagaimana hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan. Beliau lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang berhembus.
Kata juud (جُوْد) artinya adalah memberi sesuatu kepada yang berhak menerimanya. Ia lebih umum daripada sedekah. Sifat ini adalah sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Dia sukai jika manusia juga memilikinya.
إِنَّ اللَّهَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ
Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, Dia mencintai orang yang bermurah hati. (HR. Tirmidzi; shahih)
Maka, kita upayakan untuk infak setiap hari di bulan Ramadhan. Jika kita sudah melakukan persiapan maliyah dan memiliki kelapangan rezeki, sungguh sangat tepat kita kita memperbanyak sedekah dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
8. I’tikaf pada 10 hari terakhir
Sunnah yang kadang terlupakan sebagian kaum muslimin pada masa ini adalah itikaf pada 10 hari terakhir. Sepuluh hari terakhir merupakan puncak dari Ramadhan. Lebih banyak orang yang menggunakan waktu itu untuk persiapan lebaran dengan belanja, persiapan mudik, dan sebagainya. Sangat bertolak belakang dengan apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya kerjakan.
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggang”. (Muttafaq ‘alaih)
Demikian delapan sunnah puasa Ramadhan beserta dalilnya. Semoga memotivasi kita untuk semakin menyempurnakan puasa hingga kelak kita berbahagia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Untuk ceramah atau kultum Ramadhan lainnya, silakan baca:
Ceramah Ramadhan 2024