Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 4)

Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 4)

0
ilustrasi (taringa)

Lanjutan dari Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 3)

Dalam perang yang tidak seimbang itu, baik dari segi jumlah prajurit maupun dari segi peralatan perang, kaum muslimin yang berjumlah tiga ribu orang harus menghadapi tentara Romawi yang berjumlah seratus dua puluh ribu prajurit.

Kaum muslimin bertempur melawan pasukan Romawi di Mu’tah, sementara bendera berada di tangan Zaid bin Haritsah.

Zaid terus bertempur hingga akhirnya terjatuh dan gugur oleh tombak musuh.

Kemudian bendera diambil oleh Ja’far bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu, yang terus bertempur hingga ketika pertempuran itu membuatnya kelelahan, ia turun dari kudanya dan menyembelihnya, lalu ia kembali maju ke hadapan hingga gugur sebagai syahid.

Ja’far adalah orang pertama di dalam Islam yang menyembelih kudanya pada saat pertempuran.

Ada riwayat yang mengatakan, bahwa tangan kanan Ja’far terpotong, sehingga ia memegang bendera dengan tangan kirinya, lalu tangan kirinya itu juga dipotong, sehingga ia memeluk bendera itu sampai akhirnya gugur.

Kemudian bendera diambil oleh Abdullah bin Rawahah dan maju membawanya dengan menunggang kudanya. Ia terus menyemangati dirinya seraya berkata,

Aku bersumpah wahai jiwa, engkau harus menghadapinya

Baik secara sukarela atau engkau akan dipaksa untuk itu

Jika aku telah merasa tenang

Mengapa aku melihatmu tidak menyukai surga

Kemudian ia turun dan bertempur hingga gugur. Setelah itu, bendera kaum muslimin diambil oleh Khalid bin Walid.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata ketika penyeru beliau menyerukan, “Ash-Shalatu Jami’ah (mari shalat berjama’ah).”

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengucapkan kabar gugurnya Zaid, Ja’far, dan Ibnu Rawahah kepada orang-orang, sebelum berita mengenai mereka sampai ke Madinah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata,

“Bendera dipegang oleh Zaid dan ia gugur, lalu diambil oleh Ja’far dan ia pun gugur, dan kemudian diambil oleh Ibnu Rawahah dan ia juga gugur –sementara mata beliau basah oleh air mata- hingga kemudian bendera diambil oleh salah satu pedang Allah, hingga Allah memberi kemenangan atas mereka.” (HR. Al-Bukhari)

Sejak saat itu Khalid digelari dengan saifullah (pedang Allah).

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 5)