Beranda Dasar Islam Al Quran Ceramah Nuzulul Quran, Kewajiban Kita Setelah Turunnya Al Quran

Ceramah Nuzulul Quran, Kewajiban Kita Setelah Turunnya Al Quran

10
nuzulul quran
ilustrasi (Takrim.com)

Tanggal 17 Ramadhan diperingati mayoritas kaum muslimin di Indonesia sebagai Nuzulul Quran. Apa itu nuzulul Quran, kapan turunnya Al-Qur’an dan apa kewajiban kita terhadap Al-Quran?

Arti Nuzulul Quran

Secara bahasa, nuzulul Quran adalah turunnya Al-Qur’an. Secara istilah, Nuzulul Quran adalah diturunkanNya Al-Qur’an secara sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah (langit dunia) pada lailatul Qadar. Lalu Al-Qur’an diturunkan secara berangsung-angsur dari Baitul Izzah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sekitar 23 tahun.

Di sinilah letak perbedaan tanggal Nuzulul Quran. Mengapa ada yang memperingati Nuzulul Quran pada tanggal 17 Ramadhan seperti mayoritas umat Islam di Indonesia, sedangkan di negara lain ada yang memperingati pada tanggal lainnya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa sebagian ulama berpendapat nuzulul Quran adalah turunnya Al-Qur’an secara sekaligus ke Baitul Izzah. Sedangkan sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa nuzulul Quran adalah permulaan turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni wahyu pertama yang turun kepada beliau di gua hira.

Syaikh Manna Al-Qaththan menjelaskan dua perbedaan pendapat itu lebih terperinci. Pendapat pertama merupakan pendapat yang dipelopori Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 185, Surat Ad Dukhan ayat 4 dan Al Qadr ayat 1.

Pendapat kedua dipelopori oleh Amr bin Syarahil Asy-Sya’bi (seorang tabi’in besar, ahli hadits dan fikih, guru Imam Abu Hanifah). Menurut beliau, Surat Al Baqarah ayat 185, Surat Ad Dukhan ayat 4 dan Al Qadr ayat 1 tersebut menerangkan tentang permulaan turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Syaikh Manna Al-Qaththan kemudian menjelaskan bahwa dua pendapat itu sebenarnya tidak bertentangan karena Al-Qur’an diturunkan dua kali yakni secara sekaligus ke Baitul Izzah lalu secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tanggal Nuzulul Quran

Karena dari awal telah ada perbedaan, maka lahirlah perbedaan kedua yakni tanggal nuzulul Quran. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip pendapat Ibnu Abbas bahwa Al Quran diturunkan sekaligus ke Baitul Izzah pada pertengahan bulan Ramadhan. Malam itu bertepatan dengan lailatul qadar.

Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury dalam buku Sirah Nabawiyah-nya Ar Rahiqul Makhtum menjelaskan para pakar sejarah berbeda pendapat tentang kapan pertama kali wahyu turun kepada Rasulullah. Ada yang berpendapat Rabiul Awwal, ada yang berpendapat Rajab dan ada yang berpendapat Ramadhan.

Dari ketiga pendapat ini, yang kuat adalah bulan Ramadhan. Tanggal berapa? Para ulama berbeda pendapat lagi. Ada yang berpendapat tanggal 7 Ramadhan, ada yang berpendapat tanggal 17 Ramadhan dan ada yang berpendapat tanggal 18 Ramadhan. Al Khudhari dalam Muhadharat-nya menguatkan tanggal 17 Ramadhan.

Agaknya pendapat Ibnu Abbas yang menyebut pertengahan Ramadhan dan Al Khudhari yang menyebut 17 Ramadhan inilah yang membuat mayoritas umat Islam di Indonesia meyakini nuzulul Quran tanggal 17 Ramadhan.

Adapaun Syaikh Shafiyurrahman sendiri menegaskan bahwa Rasulullah menerima wahyu pertama kali di gua hira pada hari Senin, tanggal 21 Ramadhan bertepatan 10 Agustus 610 Masehi. Hujjah beliau, Al Quran diturunkan pada lailatul qadar sedangkan lailatul qadar menurut banyak hadits terjadi pada malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Hadits lain menjelaskan bahwa Rasulullah pertama kali mendapat wahyu pada hari Senin. Senin pada bulan Ramadhan tersebut jatuh pada tanggal 7, 14, 21 dan 28. Sehingga beliau menyimpulkan tanggal 21 Ramadhan.

Baca juga: Sholat Jumat

Kewajiban Terhadap Al-Qur’an

Yang penting bukanlah tanggal berapa nuzulul Quran karena ada perbedaan pendapat ulama. Yang paling penting adalah bagaimana interaksi kita dengan Al-Qur’an di bulan yang disebut juga syahrul Quran ini.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah:185)

Setidaknya, ada delapan kewajiban kita terhadap Al-Qur’an.

1. Mengimani Al-Qur’an

Bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah. Al-Qur’an bukan makhluk. Al-Qur’an adalah kalamullah. Sebagaimana ayat di atas, Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi kita. Tanpa mengimaninya, manusia tidak mungkin menjadikannya sebagai pegangan hidup.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Dan mereka beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. Al Baqarah: 4)

2. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)

Al-Qur’an adalah kalamullah yang membacanya bernilai pahala. Para sahabat biasa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sebulan. Dan banyak yang khatam lebih cepat dari itu. Membaca Al Quran merupakan perintahNya:

وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا

Dan bacalah Al Quran dengan perlahan-lahan. (QS. Al Muzammil: 4)

3. Mentadabburi Al-Qur’an

Yakni merenungkan Al-Qur’an, sehingga kita mengetahui maksudnya dan mengambil pelajaran serta petunjuk dari Al-Qur’an.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)

4. Menghafalkan Al-Qur’an

Al-Qur’anlah yang kita baca saat sholat. Yakni Surat Al Fatihah dan setelahnya. Maka hendaknya kita menghafal Al-Qur’an sesuai kemampuan. Yang ideal adalah menghafalkan Al-Qur’an seluruhnya, lengkap 30 juz.

Kedudukan para penghuni surga nanti akan berbanding dengan hafalan Al-Qur’annya. Semakin banyak ia hafal Al-Qur’an, semakin tinggi kedudukannya di surga.

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat): bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca. (HR. Abu Daud)

5. Mengamalkan Al-Qur’an

Yang kelima adalah mengamalkan Al-Qur’an. Apa yang Allah perintahkan dalam Al-Qur’an kita lakukan, apa yang Allah larang dalam Al-Qur’an kita tinggalkan. Pendek kata, kita menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup.

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 2)

6. Mendakwahkan dan mengajarkannya

Kewajiban kita berikutnya adalah mendakwahkan dan mengajarkan Al-Qur’an. Mengajarkan Al-Qur’an ini menjadikan kita menjadi manusia terbaik dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

7. Memperjuangkan dan membelanya

Kita juga berkewajiban memperjuangkan dan membela Al-Qur’an. Memperjuangkan agar nilai-nilai Al-Qur’an tegak dalam kehidupan dan membela jika Al-Qur’an dihina atau dinistakan.

Pada hakikatnya, Allah tidak membutuhkan pembelaan kita. Namun dengan membela Al-Qur’an, Allah akan membela dan menolong kita sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad: 7)

8. Menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat

Tak cukup hanya mengamalkan Al-Qur’an secara pribadi, kita perlu berupaya menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebab Al Quran adalah petunjuk hidup dan Allah menghendaki kita menerapkan Islam secara kaffah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah: 208)

Demikian pembahasan kita tentang Nuzulul Quran mulai arti, tanggal terjadinya hingga kewajiban kita terhadap Al-Qur’an. Semoga bermanfaat dan lebih memaknai momentum peringatan Nuzulul Quran pada Ramadhan kali ini. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

*Ceramah atau kultum Ramadhan lainnya bisa dibaca di Ceramah Ramadhan

10 KOMENTAR

  1. mohon di tambahkan dengan materi keistimewaan Al-Qur’an, terimakasih atas pencerahannya

  2. Trimakasi semoga teks Nuzulul quran sang at membantu kami dalam membimbing anak anak kami dalam pemahaman ttg turunnya Al Quran🙏

Komentar ditutup.