Beranda Suplemen Ramadhan Tanda Lailatul Qadar, Doa, dan Ciri Orang yang Mendapatkannya

Tanda Lailatul Qadar, Doa, dan Ciri Orang yang Mendapatkannya

18
lailatul qadar
ilustrasi (500px)

Lailatul qadar adalah malam yang diinginkan oleh seluruh kaum muslimin untuk mendapatkannya. Sebab malam itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Apa saja tanda lailatul qadar, bagaimana doa serta cara mendapatkannya serta ciri orang yang mendapatkannya? Insya Allah tulisan ini membahasnya.

Arti Lailatul Qadar

Lailatul qadar terdiri dari dua kalimah yakni lailah (ليلة) dan al qadr (القدر). Secara bahasa, lailah artinya adalah hitam pekat. Karenanya malam dan rambut hitam sam-sama disebut lail (ليل). Malam dimulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.

Sedangkan al qadr artinya adalah kemuliaan atau penetapan. Dengan demikian, lailatul qadar secara bahasa artinya adalah malam kemuliaan atau malam penetapan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS. Al Qadr: 1)

Ketika menafsirkan ayat ini, Buya Hamka menjelaskan dalam Tafsir Al Azhar:

Artinya Allah Tuhan seru sekalian alam telah menurunkan Al Quran yang pertama kali kepada nabi-Nya pada lailatul qadar, malam kemuliaan.

Qadar artinya adalah kemuliaan. Boleh juga diartikan Lailatul Qadar adalah malam penentuan karena pada waktu itu lah mulai ditentukan langkah yang akan ditempuh oleh RasulNya dalam memberi petunjuk bagi umat manusia. Kedua arti ini boleh dipakai.

Kalau dipakai arti kemuliaan, maka mulai pada malam itu kemuliaan tertinggi dianugerahkan kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam ketika Malaikat Jibril menurunkan awal surat Al Alaq kepada beliau di Gua Hira. Sejak malam itu perikemanusiaan dicerahi kemuliaan dikeluarkan dari kegelapan menuju cahaya Allah yang gilang-gemilang.

Dan jika diartikan penentuan, berarti di malam itu dimulai menentukan garis pemisah di antara kufur dengan iman, jahiliyah dengan Islam, syirik dengan tauhid. Tidak berkacau balau lagi. Dan dengan dua kesimpulan ini, tampaklah sudah bahwa malam itu adalah malam istimewa dari segala malam.

Keutamaan Lailatul Qadar

keutamaan lailatul qadarMalam kemuliaan ini memiliki banyak keutamaan. Berikut ini adalah lima di antara keutamaan lailatul qadar:

1. Diturunkannya Al Quran

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Qadr ayat 1 di atas: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS. Al Qadr: 1)

Ada dua penjelasan mengenai turunnya Al Quran yang dimaksud dalam surat Al Qadr ayat 1 ini karena pada faktanya Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur di berbagai hari, malam dan bulan selama sekitar 23 tahun.

Pertama, turunnya Al Quran secara sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah. Kedua, turunnya Al Quran pertama kali kepada Rasulullah Muhammad sekaligus menandai diangkatnya beliau sebagai Nabi. Yakni saat beliau mendapatkan wahyu pertama kali di gua hira.

2. Lebih baik dari seribu bulan

Inilah keutamaan luar biasa dari lailatul qadar sehingga setiap tahun ia dicari oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Malam tersebut lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman-Nya:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al Qadr: 3)

Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan bahwa amal shalih di malam lailatul qadar lebih baik daripada amal shalih dalam seribu bulan yang tidak ada lailatul qadarnya.

3. Malam yang penuh keberkahan

Lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan. Hal itu difirmankan Allah dalam Surat Ad Dukhan ayat 3: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”

4. Penentuan segala urusan

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (QS. Al Qadr: 4)

Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa di malam itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan segala perkara yang Dia kehendaki selama setahun ke depan; perkara kematian, rezeki dan lainnya. Setelah menakdirkan segala perkara, Allah menyerahkannya kepada para malaikat yang mengaturnya, mereka berjumlah empat: Jibril , Mikail, Israfil dan Izrail ‘alaihimus salam.

5. Ampunan Allah

Sholat di malam ini, selain berpahala besar juga mendapat ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa shalat di malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari)

Baca juga: Sholat Tahajud

Tanggal Lailatul Qadar

Kapankah tanggal lailatul qadar? Dalam Surat Al Baqarah ayat 185 dijelaskan bahwa turunnya Al Quran itu di bulan Ramadhan. Sedangkan di Surat Al Qadr ayat 1 disebutkan bahwa Allah menurunkan Al Quran di malam lailatul qadar. Sehingga disimpulkan, ia terjadi pada bulan Ramadhan dan ia turun setiap tahun pada bulan yang sama.

Buya Hamka menuliskan dalam Tafsir Al Azhar:
Kapankah waktu lailatul qadar itu? Al Quran telah menjelaskannya dalam surat Al Baqarah ayat 185 bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang padanya diturunkan Alquran menjadi petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan pemisah di antara yang haq dengan yang batil.

Tetapi menjadi perbincangan panjang lebar di antara ahli hadits dan riwayat, kapankah datangnya lailatul qadar. Sehingga dalam kitab Fathul Bari Syarah Bukhari dari Ibnu Hajar al Asqalani yang terkenal itu, disalinkan beliau tidak kurang ada 45 qaul tentang malam terjadinya lailatul qadar masing-masing menurut catatan ulama-ulama yang merawikannya; sejak dari malam 1 Ramadan sampai malam 29 atau malam 30 Ramadan, ada saja ulama yang merayakan malam itu dalam kitab tersebut. Dan semua pun dinukilkan pula oleh Asy Syaukani di dalam Nailul Authar.

Ada satu riwayat dalam hadits Bukhari dirawikan Abu Said Al Khudri bahwa tentang malam berapa yang tepat, dianjurkan supaya setiap malam bulan Ramadhan itu diramaikan dan diisikan dengan aneka ibadah. Tetapi terdapat juga riwayat yang kuat bahwa lailatul qadar itu ialah pada malam sepuluh akhir dari Ramadhan. Karena sejak malam 21 itu Nabi lebih memperkuat ibadahnya daripada malam-malam yang sebelumnya, sampai beliau bangunkan keluarganya yang tertidur.

Jadi soal tanggal lailatul qadar, para ulama tidak bisa memastikannya. Namun pendapat yang kuat mengatakan bahwa ia jatuh pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:

إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ

“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil” (Muttafaq alaih)

Lebih spesifik, ada tiga hadits yang menyebutkan bahwa lailatul qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan.

قَالَ أُبَىٌّ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ – يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِى – وَوَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىُّ لَيْلَةٍ هِىَ. هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

Ubay (bin Ka’ab) berkata, “Demi Allah yang tiada ilah kecuali Dia. Sesungguhnya ia (lailatul qadar) terjadi di bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku mengetahui malam itu. Ia adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27. Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang sinarnya tidak menyilaukan.” (HR. Muslim)

قَالَ أُبَىٌّ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِى هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ – وَإِنَّمَا شَكَّ شُعْبَةُ فِى هَذَا الْحَرْفِ – هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Ubay (bin Ka’ab) berkata tentang lailatul qadar, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa ia (lailatul qadar) adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27.” Syu’bah (salah seorang perawi) ragu dengan kata “amarana” atau “amarana bihaa”. (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

“Barangsiapa ingin mencarinya, hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27” (HR. Ahmad)

Berdasarkan hadits-hadits tersebut, sebagian ulama menyakini bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Namun, jumhur ulama menjelaskan bahwa hadits tersebut hanya menyatakan bahwa lailatul qadar pernah terjadi pada malam ke-27. Adapun pada tahun-tahun lainnya, ia tidak bisa dipastikan apakah terjadi pada malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27 atau malam ke-29.

Baca juga: Kultum Ramadhan

Tanda Lailatul Qadar

Jumhur ulama tidak bisa memastikan tanggal berapa jatuhnya lailatul qadar. Namun, ada sejumlah hadits yang menyebutkan tanda lailatul qadar.

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dengan sanad yang baik menurut Haitsami)

إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ

“Sesungguhnya tanda lailatul qadar adalah jernih lagi terang, seakan-akan ada rembulan yang terang-benderang, tenang lagi sejuk, tidak ada dingin padanya tidak pula panas, dan tidak pula ada pelemparan bintang (meteor) pada malam itu hingga pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah bahwa pada pagi hari, matahari keluar dengan sempurna tanpa ada kesilauan padanya, seperti bulan pada bulan purnama. Syaithan tidak halal untuk keluar bersama (lailatul qadr) pada hari itu.” (HR. Ahmad; hasan)

Ubay bin Ka’ab menjelaskan:

وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا

“..Dan sebagai tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang tidak bersinar-sinar menyilaukan.” (HR. Muslim)

أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَأَرَانِى صُبْحَهَا أَسْجُدُ فِى مَاءٍ وَطِينٍ

“Telah diperlihatkan kepadaku lailatul qadr, kemudian saya dibuat lupa terhadapnya, dan saya melihat bahwa diriku sujud di atas air dan tanah pada pagi hari.” (HR. Muslim)

Jadi secara ringkas, berdasarkan hadits-hadits di atas, tanda lailatul qadar ada lima yaitu:

  1. Malam itu langit relatif jernih dan terang
  2. Hawa malam itu tidak panas, juga tidak terlalu dingin
  3. Malam itu tidak ada meteor
  4. Terkadang malam itu turun hujan
  5. Pagi harinya matahari terbit dengan sempurna, cahayanya putih dan relatif tidak menyilaukan

Baca juga: Sholat Witir

Doa Lailatul Qadar

Ada doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk dibaca saat kita menjumpai lailatul qadar. Doa ini ditanyakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, mengisyarakatkan bahwa dengan memperhatikan tanda lailatul qadar, beliau tahu kapan terjadinya malam yang lebih baik dari seribu bulan itu.

Kalaupun kita tidak tahu persis meskipun telah membaca tanda lailatul qadar, doa ini perlu diamalkan di malam-malam bulan Ramadhan, khususnya 10 hari terakhir agar ketika waktu itu benar-benar lailatul qadar, kita telah berdoa dengan doa paling tepat yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Doa lailatul qadar tersebut adalah:

doa lailatul qadar

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii

Artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku

Ciri Orang Mendapat Lailatul Qadar

Tidak ada ciri khusus orang yang mendapatkan lailatul qadar. Namun secara umum bisa diprediksi, siapa yang bersungguh-sungguh mencarinya sebagaimana anjuran Rasulullah, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar.

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

Carilah ia di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tidak mampu, maka janganlah ia kalah di tujuh malam terakhir. (HR. Muslim)

Berikut ini adalah ciri orang mendapat lailatul qadar, dilihat dari amal Ramadhan-nya:
Pertama, orang yang i’tikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadhan, insya Allah ia mendapatkan lailatul qadar.
Kedua, orang yang shalat Isya’ berjamaah, tarawih dan Subuh berjamaah di masjid pada 10 hari terakhir, insya Allah ia juga mendapatkan lailatul qadar

Sedangkan ciri orang mendapat lailatul qadar dilihat dari amal setelah Ramadhan adalah adanya perubahan positif; ia menjadi lebih baik dan lebih shalih. Sebagaimana dijelaskan Ustadz Abdul Somad. Awalnya pemarah, menjadi tidak pemarah dan pandai mengelola emosi. Awalnya pendendam menjadi mudah memaafkan orang lain. Awalnya emosional menjadi penyabar. Lebih banyak beribadah baik sholat maupun puasa sunnah dan tilawah. Serta lebih peka terhadap penderitaan sesama dan ringan tangan untuk menolong sesama.

Demikian pembahasan lailatul qadar mulai dari arti, keutamaan, tanda, doa hingga ciri orang yang mendapatkannya. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

18 KOMENTAR

  1. Lengkap artikelnya. Pertanyaan saya tentang lailatul qadar terjawab semua di tulisan ini mulai dari tanggal terjadinya sampai tanda-tandanya. Terima kasih

  2. Bagaimana jika tidak itikaf saat lailatul qadar apakah dapat keutamaannya juga? Lalu apakah lailatul qadar ini hanya sesat atau sepanjang malam? Syukran

    • Seperti keterangan di atas, orang yang tidak i’tikaf pun bisa dapat keutamaan lailatul qadar jika di malam itu ia beribadah dan melakukan amal shalih. Dimulai dari shalat isya’ berjamaah, shalat tarawih, shalat witir, dan Subuh berjamaah. Antara Isya’ dan Subuh bisa diisi tilawah (membaca Al Quran) dan sempatkan bersedekah. Insya Allah mendapat lailatul qadar juga meskipun tidak sesempurna yang i’tikaf.

      Lailatul qadar berlangsung hingga terbit fajar sebagaimana Surat Al Qadar ayat 5. Hanya mulainya jam berapa tidak ada yang bisa memastikan. Sehingga lebih “aman” jika ibadah kita dimulai sejak Shalat Maghrib dan Isya’ berjamaah. Wallahu a’lam bish shawab.

      • Sy pernah brjumpa dgn mlm d waktu sahur thun 2019 ini skitar pkul 03 lbih
        Dmn sy melihat langit tdk sperti angit pd mlm2 yg lain, pd t itu langit bersinar terang bkn seluruh angit yg terlihat sngt trang walaupun bln tertutup awan.
        Apakah itu yg dnmakn mlm laiatul qadar?? Dmn mlm itu tampak pd mlm d hari belasan bkn d mlm sepuluh terakhir??

  3. Tanda lailatul qadar ini apakah bisa dilihat oleh semua orang atau hanya bisa dilihat oleh orang-oramg tertentu seperti sebagian sahabat Nabi?

    • Tanda lailatul qadar yang lima di atas insya Allah bisa dilihat oleh siapa pun. Meskipun sering kali tiap orang berbeda pandangan mengenai apakah malam tertentu sejuk (tidak panas tidak dingin) dan matahari paginya tidak terlalu menyilaukan. Namun secara umum banyak orang bisa melihat tanda-tanda tersebut. Wallahu a’lam bish shawab.

      • Apakah wanita yang pada 10 malam terakhir sedang haid/nifas bisa Melihat/mendapatkan malam lailatul qodar?

        • Bisa. Caranya, melakukan ibadah yang diperbolehkan bagi wanita haid saat lailatul qadar. Misalnya berdzikir, bershalawat, bersedekah dan membaca doa lailatul qadar.

  4. Sepertinya malam lailatul qadar ramadhan kali ini bukan malam 21 karna tadi pagi mataharinya tertutup awan

  5. Sekitar Pertengahan Mei 1988 malam 27 jam 1.10 waktu itu masih kelas 1 SMA Antartika Buduran Sidoarjo Alhamdulillah mendapatkan Lailatur Qodar. untuk mendapatkan Lailatur Qodar memang gak mudah. INTI nya hanya orang yang terpilih oleh Alloh. untuk dapat Lailatul Qodar saya mendapat ilmunya dari orang yang pernah mendapat Lailatul Qodar. Mbah Jupri orang sholeh di Singosari Malang. waktu itu saya masih kelas 2 SMP dan tinggal di Singosari ketika masuk SMA pindah ke Sidoarjo. mbah Jupri berkisah mengenai bagaimana dia mendapat Lailatul Qodar dan tanda-tanda Lailatul Qodar (waktu itu aku belum begitu mendalami agama Islam). ketika Dia berkisah ku sangat pegamg kisah itu hingga akhirnya ketika SMA kelas 1 SMA ku beli sebuah buku Kumpulan Hadist yang di dalamnya ada mengenai Lailatul Qodar. Nah saat itu ku Niat kan untuk mendapatkan Lailatul Qodar karna ada beberapa motivasi kuat untuk mendapatkan Lailatul Qodar.
    Intinya :
    1. Lailatul Qodar hanya orang terpilih (waktu itu saya sedang tidur dan dalam mimpi seperti nyata, saya dibangunkan dengan bahasa TANGI=bangun (detilnya bisa saya ceritakan sendiri)
    2. Untuk mendapatkan harus dipersiapkan jauh hari sebelumnya agar terbiasa ketika Ramadhon nantinya (saya siapkan 2 bulan sebelum menyongsong Ramadhon)

    Prosesnya 2 bulan sebelum ramadhan:
    1. Niat
    2. Suci meliputi (badan, tempat, pakaian) dan sel;alu jaga Wudhu nya
    3. Sholat Fardhu (diusahakan 5 waktu komplit, tepat waktu dan berjamaah, sempurnakan bacaan dan gerakan serta paham makna yang dibaca)
    4. Wirid dan baca Al Quran
    5. mulai tambah ibadah sunnah (sholat Tahajud, sholat Witir, sholat Rawatib, Sholat Dhuha)
    Memang gak mudah butuh Niat dan komitmen yang kuat tapi Alloh Maha Mengetahu apa yang umatnya perbuat insya Alloh apa yang jadi Hajatnya dikabulkan.
    6. Amal yg ikhlas (infak, shodaqoh) waktu itu uang transportku Rp.600 (Rp.500 buat transport Rp. 100 buat jajan klo pingin punya uang lebih ya harus nggandol nggandol truk mobil motor ato nyepeda ke sekolah. sehingga bisa masuki kotak amal tiap hari berapapun asal iklhas) tiap hari saya bisa masuki kotak amal antara Rp.25 sd Rp.100 jaman itu sudah lumayan.
    7. Melakukan kegiatan kegiatan positif (membaca buku agama dan ilmu pengetahuan lain)

    ketika masuk ramadhan
    1. Tinggal nambah Sholat Tarawih
    2. Puasa Ramadhan
    3. tambah sunnah sunnahnya seperti awalkan buka , akhirkan sahur
    4. Bicara emas, Diam perak (intinya jaga perkataan) termasuk jaga penglihatan dan pendengaran.

    Alhamdulillah ketika Ramadhon tiba :
    Dalam sholat Tarawih tidak ada yang bolong dalam hari dan rakaatnya dan sangat ringan dan semangat gak ada ras berat ato capek. tapi tidak saya tutup dengan Witir nanti malamnya saya msih sholat Tahajud baru tutup witir. semua bisa mudah dan ringan ibadahnya karena sudah berlatih 2 bulan sebelumnya. memang gak mudah tapi selama ada Niat Komitmen dan Motivasi karena suatu sebab untuk kedepan lebih baik insya Alloh bisa.

    Sehingga ketika malam 27 jam 1.10 waktu itu saya dalam posisi tidur (saya selalu jaga wudhu) dalam mimpi seperti nyata .. saya seperti di datangi sosok orang tua putih pakai baju ikhrom dengan latar belakang seperti jalan di awam putih terang (sampai sekarang dipelupuk mata masih bisa lihat) lalu dia seperti njawil paha kaki kiri saya dengan berkata TANGI (bangun) sampai sekarang suara itu masih jelas terngiang di telinga saya.
    Saya langsung bangun terduduk, tapi ada rasa berbeda saat bangun itu, yang saya rasakan tidak ada rasa kantuk capek kesumpekan, yang ada adalah rasa seperti ketika saat kecil, kita seperti girang karna sedang janjian dengan teman kita pagi-pagi untuk bermain. selanjunya saya rasakan ada sesuatu yang berbeda, lalu saya liat kaca jendela yang tampak diluar terang (karna samping kamar waktu itu masih ada taman terbukanya) dan tidak ada suara seperti sunyi senyap sekali tapi tenang dan hawa seperti sangat nyaman. seperti ada yang menuntun denga kata Iki Lailatul Qodar.
    Ku langsung menuju kebelakangan rumah yang persis belakang kamarku yang waktu itu belum dipagar dan dibelakang rumahku adalah hamparan sawah. Ku sangat terkejut dan terpukau dengan suasana malam itu. ALLOHU AKBAR ku ucaokan berulang-ulang kali dan sampe sekarang ku masih merinding klo mengingat ini …
    INTINYA : ciri-ciri yang ada dalam buku kumpulan hadist yang saya beli BENAR ADANYA ..
    1. tidak ada suara samasekali
    2. angin seperti semilir lembut tapi tidak tahu darimana arahnya
    3. langit tidak ada awan samasekali
    4. BINTANG BYOORR MENUTUP LANGIT TIDAK ADA BAGIAN LANGIT YANG TERTUTUP BINTANG DAN BERKELIP SEPERTI BERLIAN HINGGA SUASANA MENERANGI BUMI DAN TERANG SEPERTI FAJAR.
    ku mungkin hanya sempat menyaksikan tanda-tanda itu 10 menitan selanjutnya seperti ada yang menuntut Iki Lailatul Qodar .. TAHAJUD DOA NJALUK NONG ALLOH ..
    saya segerakan untuk berwudhu, lalu sholat Tahajud, ketika sholat Tahajud seperti ada yang beda dengan sholat tahajud saat itu, intiya badan seperti melayang, semua bacaan seperti mengartikan sendiri dalam pikiran. dan semua doa ku memang terwujud akhirnya.
    rangking 1
    isrtri muslim turunan china
    anak laki yang lucu
    bisa sarjana
    bisa jadi wiraswasta

  6. Tdi disebutkan ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar salah satunya org yg selalu shollat tarawih n subuh berjamaah di sepuluh terakhir bln ramadhan…bagaimana jika dia seorang wanita yg lbih di anjurkan shollat di dlm rumah ( tidak berjamaah/itikaf di masjid) apakah bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar?

    • Ketika turun lailatul qadar, seorang muslimah yang sholat di rumah atau mengerjakan ibadah lain (misal tilawah atau dzikir di rumahnya sendiri) juga mendapatkan lailatul qadar. Tentu yang sedang itikaf (semalam penuh) mendapatkan lebih banyak karena pahala ibadah semalam lebih baik daripada seribu bulan.

  7. Bismillah
    Ustadz afwan doa mlm laylatul qodar boleh pkai karim seperti di atas ???

    • Boleh. Dalam riwayat Tirmidzi ada kalimat kariim. Haditsnya shahih. Dalam riwayat Ibnu Majah dan Ahmad, tidak menggunakan kalimat kariim. Haditsnya juga shahih.

Komentar ditutup.