Beranda Dasar Islam Al Quran Surat Al Maidah Ayat 32, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Surat Al Maidah Ayat 32, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

0
surat al maidah ayat 32

Surat Al Maidah ayat 32 adalah ayat yang mengajarkan untuk menjaga kehidupan dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

Surat Al Maidah termasuk madaniyah. Imam Ahmad meriwayatkan, surat ini turun ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang naik unta. Hampir saja paha unta itu patah karena begitu beratnya wahyu yang diterima Rasulullah.

Demikian pula ayat 32 ini juga tergolong madaniyah. Surat ini dinamakan Al Maidah (المائدة) yang artinya hidangan karena di antara kandungan surat ini adalah kisah tentang turunnya al maidah (hidangan) dari langit setelah para pengikut Nabi Isa (hawariyyun) memintanya. Al maidah diminta hawariyyun sebagai bukti kerasulan Nabi Isa dan sekaligus menjadi hari raya bagi mereka.

Surat Al Maidah Ayat 32 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Maidah Ayat 32 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

(Min ajli dzaalika katabnaa ‘alaa banii isroo-iila annahuu man qotala nafsan bighoiri nfasin au fasaadin fil ardli fa kaannamaa qotalan naasa jamii’aa. Wa man ahyaahaa faka-annamaa ahyan naasa jamii’aa. Walaqod jaa-athum rusulunaa bil bayyinaati tsumma inna katsiiron minhum ba’da fil ardli lamusrifuun)

Artinya:
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

Tafsir Surat Al Maidah Ayat 32

Tafsir Surat Al Maidah ayat 32 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

Baca juga: Ayat Kursi

1. Besarnya Dosa Pembunuhan

Poin pertama dari Surat Al Maidah ayat 32, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan besarnya dosa pembunuhan.

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.

Sebelum ayat 32 ini, Allah mengisahkan putra Adam (Qabil) membunuh saudaranya (Habil). Yakni pada ayat 27 hingga ayat 31.

Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Karena anak Adam pernah membunuh saudaranya secara aniaya dan permusuhan, maka Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil. Yakni Kami syariatkan, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.

Ayat ini menunjukkan besarnya dosa membunuh tanpa sebab yang dibenarkan. Yakni membunuh satu orang seakan-akan ia membunuh seluruh manusia.

Hukum ini tidak hanya berlaku bagi Bani Israel. Ia terus berlaku bagi kita. Karenanya ketika Abu Hurairah hendak menolong Utsman dengan menyerang para pengepungnya, Utsman melarangnya.

“Hai Abu Hurairah, apakah kamu senang bila kamu membunuh seluruh manusia, sedangkan aku termasuk dari mereka?”

“Tidak,” jawab Abu Hurairah.

“Karena sesungguhnya bila kamu membunuh seorang laki-laki, maka seolah-olah kamu telah membunuh manusia seluruhnya. Maka pergilah kamu seijinku seraya membawa pahala, bukan dosa.”

Said bin Jubair menafsirkan, “Barangsiapa menghalalkan darah seorang muslim, maka seakan-akan dia menghalalkan darah manusia seluruhnya.”

“Yakni dalam hal dosanya,” kata Hasan Al Basri.

2. Besarnya Pahala Menjaga Nyawa

Poin kedua dari Surat Al Maidah ayat 32, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan besarnya pahala menjaga nyawa manusia.

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا

Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.

Ibnu Abbas menjelaskan, maksud memelihara kehidupan adalah tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya. Sedangkan Mujahid mengatakan, memelihara kehidupan jiwa seorang manusia artinya menahan diri tidak membunuhnya.

“Barangsiapa memelihara kehidupan seseorang, melarang pembunuhan terhadapnya dan tidak melakukan pembunuhan,” kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir. “Seakan-akan ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia, dengan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi mereka. Serta menghilangkan kegelisahan, ketakutan dan kekhawatiran.”

3. Rasul Membawa Keterangan yang Jelas

وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ

Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,

Setelah Allah menerangkan besarnya dosa membunuh dan besarnya pahala memelihara nyawa, Dia menegaskan bahwa telah datang rasul-rasulNya dengan membawa bayyinah. Yakni keterangan yang jelas.

Ibnu Katsir menjelaskan, bayyinah adalah hujjah-hujjah, bukti-bukti dan keterangan yang jelas lagi gamblang.

4. Banyak Orang Melampaui Batas

ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

Poin ini adalah kecaman dan hinaan kepada Bani Israil karena mereka melakukan berbagai pelanggaran setelah mereka mengetahui keharamannya. Demikian pula orang-orang Yahudi di masa Rasulullah seperti Bani Qainuqa’, Bani Quraizhah dan Bani Nadhir.

Sungguh Allah telah mengutus para Rasul dengan membawa keterangan yang nyata. Termasuk menjelaskan hukum-hukum terkait pembunuhan ini. Namun banyak di antara Bani Israil yang berlaku melampaui batas dalam melakukan pembunuhan dan tindak kejahatan.

Ayat ini sekaligus mengisyaratkan bahwa apa yang dilakukan oleh Bani Israil di masa dulu, juga dilakukan orang-orang Yahudi di masa Rasulullah hingga hari ini. Banyak di antara mereka yang suka melampaui batas, membunuh dan melakukan tindak kejahatan. Palestina menjadi bukti korban kejahatan mereka.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 32

Kandungan Surat Al Maidah ayat 32

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 32:

  1. Membunuh adalah dosa besar. Membunuh satu orang tanpa alasan yang dibenarkan, dosanya seakan-akan membunuh manusia seluruhnya.
  2. Memelihara nyawa manusia adalah pahala besar. Memelihara satu nyawa seakan-akan memelihara kehidupan manusia seluruhnya.
  3. Ayat ini menunjukkan, Islam mengajarkan untuk menjaga kehidupan dan menjauhi tindak kekerasan.
  4. Allah telah mengutus para Rasul dengan membawa keterangan yang nyata, termasuk mengajarkan untuk menjaga kehidupan dan memperingatkan agar menjauhi tindak kejahatan.
  5. Banyak di antara Bani Israil yang melampaui batas, meskipun mereka telah mengetahui apa yang dilarang oleh Allah.
  6. Ayat ini juga berisi hinaan dan kecaman atas Bani Israel yang suka melampaui batas dan sering membunuh tanpa sebab yang dibenarkan.

Demikian Surat Al Maidah ayat 32 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita suka menjaga perdamaian dan memelihara kehidupan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]