Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Yunus ‘alahis salam berdakwah di kota Ninawa, Irak. Menurut Ibnu Katsir, letaknya dekat dengan Mosul.
Yunus bin Matta mendakwahi penduduk Ninawa agar meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah Azza wa Jalla. Namun, mereka mendustakan dan malah mengolok-oloknya.
Setelah sekitar 33 tahun berdakwah dan tidak terlihat hasilnya, Nabi Yunus pergi meninggalkan mereka dalam keadaan marah. Seraya mengancam mereka bahwa tiga hari lagi akan turun azab dengan tanda awal berupa awan pekat.
Melihat awan pekat, mereka sadar akan datangnya azab. Lantas mereka pun bertaubat dan Allah menyelamatkan mereka, tidak jadi menurunkan azab. Kisahnya terabadikan dalam Surat Yunus ayat 98.
Sementara itu, Nabi Yunus pun naik kapal. Namun, di tengah laut, kapal itu oleng dan akan tenggelam. Nahkoda memerintahkan membuang benda-benda berat yang membuat kapal keberatan muatan. Setelah mereka membuang semua barang berat, ternyata kapal masih kelebihan muatan. Maka, diundilah siapa penumpang yang harus dibuang.
Beberapa kali undian, yang keluar tetap nama Nabi Yunus. Akhirnya, Nabi Yunus menceburkan diri ke laut. Ikan besar menelannya hingga Nabi Yunus pun berada dalam tiga kegelapan. Gelapnya perut ikan, gelapnya lautan, dan gelapnya malam. Lantas ia berdoa dengan doa Nabi Yunus ini dan Allah-pun menyelamatkannya. Mengeluarkannya dari perut ikan, memberinya makanan, dan memudahkannya untuk kembali pulang ke Ninawa. Singkat cerita, beliau sampai di Ninawa dalam kondisi kaumnya merindukan dakwahnya.
Doa Nabi Yunus dan Artinya
Berikut ini doa Nabi Yunus dalam tulisan Arab, Latin, dan artinya:
لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
(Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadh dhoolimiin)
Artinya:
Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.
Doa ini dan kisah singkatnya ada dalam Surat Yunus Al-Anbiya’ ayat 87:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya’: 87)
Baca juga: Doa Sholat Dhuha
Keutamaan Doa Nabi Yunus
Ada tiga keutamaan doa Nabi Yunus sebagaimana ayat berikutnya. Yakni Surat Al-Anbiya’ ayat 88.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anbiya’: 88)
Tiga keutamaan tersebut adalah ampunan, pengabulan doa, dan keselamatan. Allah telah mengampuni Nabi Yunus. Meskipun bagi kita hal biasa, bagi seorang Nabi tidak boleh meninggalkan kaumnya apalagi dengan marah tanpa perintah Allah. Namun, dengan doa tersebut, Allah telah menerima taubat Nabi Yunus.
Mengenai pengabulan doa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
Sungguh, tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan doa tersebut (doa Nabi Yunus) melainkan Allah pasti mengabulkannya. (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i; shahih)
Maka, apa pun hajat kita, berdoalah kepada Allah dengan doa Nabi Yunus tersebut. Allah pasti mengabulkan doa kita. (Baca juga: Sholat Hajat)
Keutamaan ketiga berupa keselamatan. Baik keselamatan dari kedukaan, kesengsaraan, atau musibah. Karenanya, menurut Ibnu Katsir, doa ini sangat tepat dibaca saat kita tertimpa musibah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]