Di era digital, kian banyak orang yang ingin terkenal. Dengan media sosial, mereka mengejar popularitas. Dan sering kali tak peduli jika cara yang mereka pakai sudah di luar batas. Hingga muncul ungkapan, “Tidak narsis, tidak eksis.”
Jangan risau jika tak terkenal. Jumlah Nabi ada 124.000 orang, jumlah Rasul ada 313 orang. Tidak semuanya terkenal.
وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ
…dan ada beberapa rasul yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu… (QS. An-Nisa’: 164)
Jika Nabi dan Rasul saja ada yang tidak terkenal, jangan risau jika dirimu tak terkenal. Cukup Allah saja yang mengetahui dirimu. Cukup Allah saja yang mengetahui amal-amalmu.
Sa’id bin Al-Aqra’ melaporkan kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab perihal gugurnya para syuhada’ di Nahawand. Ia menyebutkan nama-nama tokoh dan orang-orang terkemuka, lantas melanjutkan, “Dan orang-orang lain yang tidak dikenal oleh Amirul Mukminin.”
“Apa ruginya mereka jika Umar tidak mengenal mereka, sedangkan Allah mengenal mereka!” kata Umar sambil menangis.
Setelah sekian lama mencari, akhirnya Umar bertemu Uwais Al-Qarni lalu minta didoakan sebagaimana pesan Nabi. Setelah mendoakan Umar, Uwais langsung pergi. Ia tidak ingin terkenal.
Kabar terdengar. Usai berjumpa Umar, Uwais pergi ke Kufah dan tinggal di sana. Beberapa orang mencarinya untuk minta didoakan mendapat ampunan sebagaimana Umar.
“Aku tidak akan memintakan ampunan bagimu sebelum engkau berjanji untuk tidak menyebarkan kata-kata yang engkau dengar dari Umar,” kata Uwais. Ia mendoakan orang tersebut lalu meninggalkan Kufah saat berita tentangnya menyebar. Demikianlah setiap kali ada orang yang mengetahui identitasnya, Uwais pindah dari sana.
Dalam pasukan Harun Ar-Rasyid ada 20.000 mujahid yang tidak menuliskan nama-nama mereka di dalam daftar pasukan sehingga mereka tidak mengambil gaji, agar tidak seorang pun yang mengetahui mereka kecuali Allah.
Jangan risau jika dirimu tak terkenal. Yang penting, Allah mengetahui engkau telah beramal dan terus beramal. Bahkan sebagian waliyullah menghindari popularitas agar hanya Allah yang tahu amal mereka. Sebab itulah cara terbaik mereka menjaga keikhlasan dari riya’. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]