Beranda Kisah-Sejarah 5 Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat dan Jelas

5 Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat dan Jelas

0
ceramah isra miraj singkat dan jelas

Isra’ mi’raj merupakan peristiwa agung yang sekaligus menjadi mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pelajaran dan hikmah apa saja yang bisa kita petik? Melalui ceramah isra mi’raj singkat dan jelas, kita bisa menyampaikannya, baik kepada kaum muslimin secara umum maupun generasi muda.

Selain para pelajar yang membutuhkan materi ini untuk generasi muda, sebagian mubaligh mungkin juga memerlukannya sebagai pemantik ide maupun inspirasi kisi-kisi materi. Oleh karena itu, BersamaDakwah mempersembahkan lima contoh ceramah Isra’ Mi’raj yang singkat dan jelas.

Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat dan Jelas #1: Shalat adalah Tasliyah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah yang telah meng-isra’ mi’raj-kan Rasulullah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tegar menghadapi amul huzn (tahun kesedihan). Lalu Allah memberikan tasliyah (pelipur lara) untuk menghibur dan mengokohkannya.

Rasulullah sendiri menyebut tahun 10 kenabian sebagai amul huzn (tahun kesedihan). Sebab pada tahun itu, Abu Thalib, paman yang selama ini membela dengan sepenuh tenaga wafat. Tak lama kemudian, Khadijah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta yang selalu mendukung Rasulullah dengan jiwa, raga, dan hartanya, juga menghadap Allah Ta’ala. Tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 10 nubuwwah.

Ketiadaan dua orang tokoh pembela, membuat kafir Quraisy semakin beringas menyakiti Nabi. Mereka melipatgandakan siksaan terhadap kaum muslimin dan semakin berani berusaha mencelakai Nabi. Melihat Makkah yang sepertinya semakin sulit menerima dakwah, Rasulullah berdakwah ke luar daerah. Beliau berangkat ke Thaif.

Namun, bukan sambutan hangat yang beliau dapatkan. Bahkan, yang beliau hadapi adalah penolakan keras melebihi kerasnya kampung halaman. Penduduk Thaif tidak hanya mengusir beliau, tetapi juga melempari beliau dengan batu hingga kaki beliau berdarah.

Pada saat kesedihan demi kesedihan mendera Rasulullah inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala meng-isra’-kan beliau ke Masjid Al Aqsha. Lalu me-mi’raj-kan beliau, naik ke langit pertama, kedua, hingga ketujuh, lalu sidratul muntaha.

Maka, isra’ mi’raj menjadi tasliyah dari Allah untuk Rasulullah. Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaannya di bumi dan di langit, mempertemukannya dengan para nabi, memperlihatkan surga dan neraka, hingga memberinya perintah shalat lima waktu. Dan shalat inilah oleh-oleh utama isra’ mi’raj sekaligus menjadi tasliyah bagi umatnya.

Sekembalinya di bumi, Rasulullah sering bersabda kepada Bilal, “Qum ya Bilal, arihnaa bish shalat. Bangun Bilal, rehatkan kami dengan shalat.” Beliau juga bersabda:

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

Dan dijadikan shalat sebagai penyejuk hatiku. (HR. An-Nasa’i dan Ahmad; hasan)

Demikian pula para sahabat Nabi menemukan kebahagiaan hakiki dalam shalatnya. Shalat menjadi healing bagi mereka.

Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat Padat #2: Hikmah Isra’ Mi’raj

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Isra’ mi’raj yang kini kita peringati, memiliki banyak hikmah laksana lautan tak bertepi. Di antaranya ada 10 hikmah isra’ mi’raj yang perlu kita petik bersama:

1. Setelah cobaan datang silih berganti, khususnya pada amul huzn (tahun kesedihan), Allah meng-isra’ mi’raj-kan Rasulullah sebagai tasliyah (hiburan).

2. Sebelum mi’raj, Jibril menawarkan khamr dan susu sebagai minuman. Tanpa ragu, Rasulullah memilih susu. Menguatkan bahwa Islam adalah agama fitrah dan kesucian.

3. Setibanya di Masjid Al Aqsha, Rasulullah mengimami para Nabi. Saat mi’raj, Rasulullah naik melewati para nabi. Ini menunjukkan kedudukan beliau sebagai pemimpin para Nabi.

4. Melalui isra’ mi’raj dan firman-Nya dalam Surat Al-Isra’ ayat 1, Allah menunjukkan kaitan erat Masjid Al Aqsha dengan Masjidil Haram. Umat Islam harus mencintai keduanya.

5. Urgensi shalat dan kedudukannya yang agung. Perintah lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril, perintah shalat langsung Allah turunkan kepada Rasulullah tanpa perantara.

6. Shalat merupakan oleh-oleh utama isra’ mi’raj. Maka, shalat adalah inti tasliyah bagi kaum mukminin.

7. Rasulullah hendak mencapai fase baru yakni hijrah dan mendirikan negara Islam di Madinah. Maka Allah memurnikan barisan dakwah dengan isra miraj. Yang tidak kuat aqidahnya, murtad setelah mendengar isra’ mi’raj. Yang benar-benar beriman, makin kuat imannya.

8. Keberanian Rasulullah dalam berdakwah dengan menyampaikan isra’ mi’raj kepada musyrikin Mekkah. Meskipun mereka tidak akan percaya bahkan mencemooh dan mengolok-olok beliau.

9. Rasulullah menyampaikan bahaya penyakit masyarakat yang beliau lihat. Beliau melihat bagaimana siksa untuk orang yang suka ghibah, orang yang berzina, orang yang makan harta anak yatim, dan lain-lain.

10. Para sahabat menjadi sangat perhatian terhadap Masjid Al Aqsha yang saat itu dikuasai Romawi. Islam berhasil membebaskan Al Aqsha pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Ketika Al-Aqsha jatuh pada Perang Salib, kaum muslimin kembali berhasil merebutnya pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi. Kini tugas kita membebaskan Al Aqsha yang masih dicaplok Zionis Yahudi.

Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat Jelas #3: Bukti Empiris Isra’ Nabi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Orang-orang kafir Quraisy tidak percaya dengan isra’ mi’raj. Mereka pun minta bukti empiris jika beliau benar-benar telah pergi ke Baitul Maqdis dalam satu malam.

Pertama, tentang Baitul Maqdis. Karena di antara tokoh Quraisy ada yang telah mengetahuinya dengan persis termasuk pintu-pintunya. Menurut mereka, Muhammad tidak mungkin tahu sedetail itu.

“Wahai Muhammad deskripsikan untuk kami tentang Baitul Maqdis,” pinta mereka.

Rasulullah memang telah isra’ ke Baitul Maqdis. Tapi itu terjadi di malam hari sehingga beliau tidak begitu memperhatikan bangunannya dengan jelas. Lagi pula, juga bukan itu tujuan isra’ mi’raj.

Mereka sebenarnya ingin mempermalukan Rasulullah dan mencari alasan agar bisa menyebut beliau berdusta. Namun, Allah tidak mau Rasul-Nya terhina. Allah datangkan Jibril membawakan gambaran Baitul Maqdis. Rasulullah menjawab pertanyaan Kafir Quraisy dengan telak:

“Salah satu pintunya begini dan begini terletak di tempat begini dan begini. Salah satu pintunya lagi begini dan begini terletak di tempat begini dan begini.”

Mereka terkejut. Bagaimana mungkin Rasulullah bisa menjelaskan sedetail itu. Tapi, mereka segera beralih ke pertanyaan kedua. Tentang rombongan unta mereka. Menurut logika, beliau tidak mungkin tahu rombongan dagang mereka kecuali jika melewati mereka.

“Aku melintasi rombongan unta Bani Fulan di Rauha’ dan mereka sedang kehilangan salah satu unta mereka lalu mereka berusaha mencarinya. Di sana aku menemukan semangkuk air lalu aku meminum darinya. Silakan kalian tanyakan tentang itu kepada mereka,” jawab Rasulullah.

“Demi Tuhan, ini adalah pertanda,” sebagian mereka saling kasak kusuk, kelabakan mendengar jawaban Rasulullah. Beliau juga menjelaskan kafilah dagang kedua. Lalu, kafilah dagang ketiga.

“Lalu aku tiba di rombongan dagang Bani Fulan di Tan’im. Di barisan terdepan ada seekor unta putih berbelang hitam. Sejenak lagi dia akan datang kepada kalian melalui Ats Tsaniyah (jalan di lereng bukit)”

Tak mau kaumnya percaya kepada Rasulullah, Walid bin Mughirah langsung membuat pernyataan: “Muhammad seorang tukang sihir.” Pengikutnya pun menuduh hal yang sama.

Ceramah Singkat Jelas #4: Masjid Al-Aqsha Tujuan Isra’ dan Titik Tolak Mi’raj

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Membahas tentang isra’ mi’raj pasti tidak bisa lepas dari Masjid Al-Aqsha. Sebab, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al  Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami… (QS. Al-Isra‘: 1)

Setelah mengetahui Rasulullah isra’ ke Masjid Al Aqsha, para sahabat memiliki perhatian besar kepada masjid yang merupakan kiblat pertama mereka itu. Saat itu, Masjid Al Aqsha berada di bawah kekuasaan Romawi yang beragama Nasrani. Maka, mereka memiliki keinginan untuk membebaskannya.

Keinginan itu kemudian terwujud pada masa Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Melihat bagaimana akhlak kaum muslimin dan merasakan keadilan Umar, penduduk Baitul Maqdis mengatakan, “Kami lebih suka berada di bawah kekuasaan kaum muslimin daripada di bawah kekuasaan Romawi meskipun Romawi seagama dengan kami.”

Waktu terus berjalan, sedikit demi sedikit penduduk Baitul Maqdis masuk Islam. Bukan karena paksaan tetapi karena memahami kebenaran Islam dan merasakan keagungan akhlak kaum muslimin. Hingga kemudian pada tahun 1099 masehi, datang Pasukan Salib menyerbu Baitul Maqdis dan membantai penduduknya. Darah menggenangi Baitul Maqdis, Masjid Al-Aqsha jatuh ke tangan Pasukan Salib.

Puluhan tahun kaum muslimin berjuang untuk membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha. Setelah hampir satu abad, akhirnya kaum muslimin berhasil membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha tepat pada tanggal isra’ mir’aj yakni 27 Rajab 583 hijriah atau 1187 masehi. Di bawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Pada 14 Mei 1948, negara Zionis Israel berdiri dengan mencaplok sebagian tanah Palestina. Lalu pada tahun 1967, mereka mencaplok Masjid Al-Aqsha. Hingga saat ini, tujuan isra’ dan titik tolak mi’raj itu masih berada di bawah kekuasaan Zionis Israel. Maka, menjadi kewajiban kita bersama untuk berjuang membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha.

Ceramah Isra’ Mi’raj #5: Masjid Al-Aqsha Bebas Jika Jamaah Shalat Subuh Seperti Shalat Jumat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Masjid Al-Aqsha adalah tujuan isra’ dan titik tolak mi’raj. Namun, hingga hari ini, ia masih dicaplok oleh Zionis Yahudi.

Zionis Israel mencaplok Masjid Al-Aqsha pada tahun 1967. Beberapa tahun kemudian, tentara Mesir pernah mengatakan kepada tentara Israel, “Kami akan mengalahkan kalian.”

Ternyata tentara Israel tidak takut. Ia menjawab, “Tidak akan, sebelum kalian bisa melaksanakan sholat Subuh yang jumlah jamaahnya seperti sholat Jumat.”

Masjid Al-Aqsha adalah masjid kedua yang didirikan oleh Nabi Adam setelah beliau mendirikan Masjidil Haram. Secara turun kemurun, Masjid Al-Aqsha menjadi masjid bahkan kiblatnya para Nabi. Juga menjadi kiblat pertama umat Islam dan tempat isra’ mi’raj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ketika Umar bin Khattab membebaskannya dari bangsa Romawi, saat itu jamaah Subuh kaum muslimin jumlahnya seperti shalat Jumat. Demikian pula ketika Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskannya. Pasukannya shalat subuh berjamaah sebagaimana shalat Jumat.

Perjuangan memperbaiki umat agar jamaah shalat Subuh sebanyak jamaah shalat Jum’at tidaklah mudah. Butuh waktu lama dan melibatkan banyak nama.

Tiga tahun setelah Pasukan Salib menguasai Masjid Al-Aqsha, Imam Ghazali keliling ke berbagai kota untuk menyerukan persatuan dan jihad membebaskan Palestina. Namun, hampir semua menjawab tidak mungkin bisa.

Mendapati kondisi umat yang terpuruk dan inferior, setelah mengundurkan diri dari Madrasah Nizhamiyah, Imam Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin. Beliau ingin menghidupkan ilmu agama dan membangun pemahaman umat Islam. Hidupnya ilmu agama akan membuat mereka jamaah shalat Subuh sebagaimana jamaah shalat Jum’at. Dan dengan pemahaman yang benar dan kokohnya keimanan, umat akan bangkit, bersatu, dan memiliki semangat jihad.

Ketika Imam Al-Ghazali wafat pada tahun 1111, Syekh Abdul Qadir Jailani meneruskan perjuangannya. Beliau menggunakan kitab Ihya’ Ulumuddin sebagai kurikulum utama membina murid-muridnya. Kader-kader yang dibina Syekh Abdul Qadir Al-Jailani inilah yang kemudian menjadi tulang punggung jihad yang dipelopori oleh Imaduddin Zanki, diteruskan Nuruddin Mahmud, lalu dituntaskan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Hingga umat Islam saat itu, khususnya para mujahidin, sholat Subuh-nya seperti sholat Jumat.

Yang hari ini menjadi guru, ustadz, dai, atau murabbi, tirulah Imam Ghazali dan Syekh Abdul Qadir Jailani. Semoga keistiqamahan kita dalam berdakwah dan membina mampu memperbaiki umat ini untuk mendirikan shalat hingga jamaah shalat Subuh seperti shalat Jumat. Dan pada saat itulah, Masjid Al Aqsha pasti kembali ke pangkuan kaum muslimin. []

Demikian 5 ceramah isra’ mi’raj singkat dan jelas. Semoga bermanfaat dan menjadi sarana pencerahan bagi umat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini