“Kamu pernah ke negara Arab? Kok bisa berbahasa Arab? Belajar di mana?”
Begitulah yang sering saya dengar ketika berjumpa seseorang atau beberapa dari negara Arab yang sedang berada di Indonesia. Biasanya, orang-orang arab itu saya temui di masjid, pusat perbelanjaan, sekolah, universitas, tempat-tempat wisata atau tempat lainnya.
Biasanya juga, saya menyapa orang-orang Arab tersebut sekadar basa-basi. Terkadang memang sengaja untuk berbicara mengenai satu permasalahan. Tak jarang dari mereka yang bertukar nomor telepon dengan saya dan mengajak untuk berkunjung ke rumah mereka.
Sering saya katakan kepada mereka, bahwa bahasa arab di negeri Indonesia ini sudah diajarkan di banyak pesantren, baik tradisional maupun modern. Baik aktif maupun pasif.
Berkenalan dengan orang-orang Arab bagi saya adalah untuk melatih lidah agar selalu lancar berbahasa arab dan mengetahui hal-hal yang baru dari mereka. Sebab, kenyataannya, saya tidak berada di negeri arab dan tidak pula di lingkungan arab.
Ada perbedaan mimik orang arab ketika saya ajak mereka berbicara di waktu masih nyantri dan setelah kuliah. Ketika masih di pesantren, orang arab itu hanya berbicara sekadarnya. Mereka tentunya paham bahwa kualitas bahasa arab saya masih pas-pasan.
Namun, ketika kuliah dan mengambil jurusan bahasa arab di sebuah institut, terasa sekali bahwa berbicara menggunakan dialek yang biasa mereka gunakan membuat mereka tertarik untuk berkenalan.
Dari pengalaman saya ini dapat saya simpulkan beberapa kiat untuk anda semua yang ingin mendalami bahasa arab sebagai berikut:
1. Meluruskan niat dalam bahasa arab
Niat dalam belajar ini sangat penting. Sebab, jika tujuan awal sudah salah dan tidak benar, seseorang akan patah semangat atau bahkan menyesal selama-lamanya.
Tujuan utama adalah untuk memahami Al-Qur`an dan hadits dengan baik. Paling kurang, bisa memahami semua shalat serta doa, dzikir setelah setelah shalat. Hal ini yang perlu ditekankan.
Sebab, kita semua tahu bahwa Al-Qur`an berbahasa arab dan hadits pun bahasa arab. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Qur’an berbahasa Arab, agar kamu mengerti.” (QS. Yusuf: 2).
Allah Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُوْنَ
“Kitab yang ayat-ayatnya djelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.” (QS. Fushshilat: 3)
Tujuan kedua, memahami pembicaraan dalam bahasa arab.
Tujuan ketiga, bisa berkomunikasi dengan bahasa arab, baik dengan orang arab atau non-Arab.
2. Mempelajari bahasa asing apapun termasuk bahasa arab harus langsung dari penutur aslinya
Dengan demikian, belajar bahasa dapat meniru gaya bicara dan nada penuturnya.
Bahasa apapun, jika dituturkan oleh yang bukan penuturnya dan tidak menggunakan dialek aslinya, maka sudah dipastikan akan terasa janggal.
3. Jika tidak bisa belajar dengan penutur asli bahasa arab, maka usahakan belajar dari orang yang pernah belajar di negara arab
Saya tekankan kalimat ‘orang yang pernah belajar’ karena tidak semua orang Indonesia yang berada di negara arab itu belajar, namun sebagaiannya adalah bekerja sebagai TKI,TKW, diplomat dan lain sebagainya.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Ingin Bisa Berbahasa Arab, Ini Kiatnya (Bagian 2)