Surat Al-Fatihah Ayat 2 dan Artinya
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Surat Al-Fatihah Ayat 2 Arti Perkata
segala puji | اَلْحَمْدُ |
milik Allah | لِلّٰهِ |
Tuhan | رَبِّ |
alam semesta | الۡعٰلَمِيۡنَ |
Baca juga: Surat Al-Falaq
Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 2
Berikut ini tafsir Surat Al-Fatihah ayat 2 dari Tafsir Al-Muyassar karya Syekh ‘Aidh Al-Qarni. Lalu Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Kemudian Tafsir Al-Wajiz karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.
Tafsir Al-Muyassar
Pujian kepada Allah itu harus dengan sifat-sifat yang sempurna. Dia adalah Zat Yang Maha Terpuji dalam segala hal dan keadaan. Kasih sayang-Nya merupakan karunia-Nya dan azab-Nya merupakan wujud dari keadilan- Nya. Dia adalah Tuhan yang mencipta dan memberi rezki, memelihara semua makhluk secara umum dan menjaga para kekasih-Nya dengan iman dan ilmu secara khusus.
Oleh karena itu, Dia berhak untuk dipuji. Dia-lah Zat Yang Maha Sempurna dan tidak membutuhkan kepada yang lain, sedangkan selain-Nya akan selalu membutuhkan-Nya.
Tafsir Jalalain
(Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, maksudnya sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya. Yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau maknanya ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah.
(Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata, dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karena itu, ada alam manusia, alam jin, dan lain sebagainya.
Lafal ‘al-`aalamiin’ merupakan bentuk jamak dari lafal ‘`aalam’, yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata ‘aalam berasal dari kata `alaamah (tanda), mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya.
Tafsir Al-Wajiz
Pujian lisan dan hati (tercurah) atas kesempurnaan nikmat Allah. (Dialah) Sebenar-benar Dzat yang disembah, Pengayom alam semesta yang terdiri dari manusia, jin, malaikat, dan setan, sekaligus Raja dan Pengatur urusan-urusan mereka. Dia Dzat yang paling berhak menerima segala pujian hati maupun lisan.
Baca juga: Surat Al Ikhas
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna alhamdulillah adalah segala syukur hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata, bukan kepada apa yang disembah selain-Nya. Juga bukan kepada segala ciptaan-Nya. Syukur ini sebagai imbalan dari apa yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya berupa segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya.
Ibnu Jarir menguatkan pendapat yang menyamakan makna alhamdu (الحمد) dan asy-syukru (الشكر). Al Qurtubi juga menyatakan bahwa alhamdulillah adalah ungkapan syukur.
Namun, dua kata ini memang memiliki perbedaan. Alhamdu lebih lebih khusus karena merupakan ucapan. Sedangkan asy-syukru lebih umum karena berupa niat, ucapan, dan perbuatan.
Banyak pendapat mengenai ‘aalam. Yang shahih adalah pendapat Al-Qurtubi bahwa ‘aalam adalah semua yang Allah ciptakan di dunia dan diakhirat. Kata ‘aalam berasal dari kata al-‘alaamah, karena adanya alam ini menunjukkan adanya Penciptanya.
< Sebelumnya | Surat | Berikutnya > |
Al-Fatihah ayat 1 | Al-Fatihah | Al-Fatihah ayat 3 |