Beranda Dasar Islam Aqidah Arti Al Hayyu dan Contoh Asmaul Husna Ini dalam Kehidupan Sehari-Hari

Arti Al Hayyu dan Contoh Asmaul Husna Ini dalam Kehidupan Sehari-Hari

0
asmaul husna al hayyu

Salah satu asmaul husna adalah Al Hayyu (الْحَىُّ). Apa dalil dan artinya, sifat ini tercantum di surat apa, serta bagaimana contoh pengamalan dalam kehidupan sehari-hari? Berikut ini pembahasannya.

Al Hayyu Artinya Maha Hidup

Al Hayyu artinya Maha Hidup. Allah Maha Hidup. Allah senantiasa hidup, memiliki kehidupan abadi, tidak berpermulaan dan tidak ada akhirnya.

Berbeda dengan makhluk yang kalau pun saat ini hidup, sebelumnya dia tidak hidup dan kelak seluruh makhluk juga pasti akan mati atau binasa.

Asmaul husna ke-62 ini menunjukkan, Allah selalu hidup dan tidak pernah mati. Allah hidup tanpa permulaan dan Allah hidup tanpa kematian.  

Syekh Musthafa Wahbah dalam Asmaul Husna lil Athfal menjelaskan, Al Hayyu artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kehidupan abadi, tanpa permulaan dan tanpa akhir. Kekal sejak zaman azali hingga selamanya. Bisa Juga bermakna Allah mempunyai seluruh sifat kehidupan berupa pendengaran, penglihatan, kekuasaan, kehendak, dan lain-lain, sehingga seluruh makhluk-Nya selalu dalam pengawasan dan pengetahuan-Nya.

Syekh Ali Jum’ah dalam Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah menjelaskan, Al Hayyu adalah penyandang kehidupan abadi yang tak bermula dan tak berkesudahan. Dialah yang kekal azali dan abadi.

Baca juga: Kalimat Thayyibah

Dalil Asmaul Husna Al Hayyu

Dalil asmaul husna Al Hayyu antara lain terdapat dalam ayat-ayat berikut:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). (QS. Ali Imran: 2)

Firman Allah ini juga terdapat pada awal Surat Al-Baqarah ayat 255 atau lebih populer dengan istilah Ayat Kursi.

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, (QS. Al Furqan: 58)

هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (QS. Ghafir: 65)

Contoh dan Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-hari

Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Hidup. Dia kekal abadi, tidak mati, tidak fana, tidak hancur, eksis selamanya. Dia Hidup dengan kehidupan yang sempurna, mencakup segala aspek hidup yang mutlak dan paripurna, tidak ada cacat dan kekurangan dalam hidup-Nya. Tidak ada permulaan dan akhir bagi-Nya.

Al Hayyu merupakan induk dari segala makna asmaul husna. Sebab semua sifat Allah merujuk pada asmaul husna ini. Misalnya melihat dan mendengar, merujuk pada sifat ini. Demikian pula sifat maha mengetahui, maha menjaga, maha mengawasi, semuanya merujuk pada al hayyu.

Pengamalan terhadap asmaul husna Al Hayyu lainnya adalah:

  1. Menetapkan bagi Allah sifat hidup yang sempurna, tanpa cacat, tanpa kekurangan, tanpa cela.
  2. Meyakini Allah hidup kekal tanpa permulaan dan tanpa akhir. Sedangkan seluruh makhluk-Nya hanya hidup sementara.
  3. Mempersiapkan diri demi kehidupan akhirat dan berusaha menggapa ridha Ilahi untuk kehidupan yang kekal di surga-Nya.
  4. Tawakal sebagaimana Allah perintahkan dengan menyebut nama-Nya Al Hayyu seperti halnya perintah Surat Al Furqan ayat 58.
  5. Meyakini bahwa kita akan dibangkitkan oleh Yang Maha Hidup kekal.
  6. Menjaga seluruh organ tubuh agar hidup sehat sehingga bisa beribadah kepada Allah yang Maha Hidup.

Baca juga: Tabel Asmaul Husna

Berakhlak dengan Asmaul Husna Al Hayyu

Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam Syajaratul Ma’arif menjelaskan bahwa kita tidak bisa berakhlak dengan sifat Al Hayyu ini karena ia tidak bisa diupayakan. Namun, wajib menjaga kehidupan dan seluruh fungsi tubuh beserta organnya agar bisa digunakan untuk mentaati Allah. Demikian pula, tubuh itu tidak boleh dirusak sedikitpun kecuali dalam jihad.

Maka, kita harus menjaga mata agar bisa melihat. Menjaga telinga agar bisa mendengar. Menjaga hidung agar bisa membau. Demikian pula menjaga lisan agar bisa berbicara. Menjaga tangan agar bisa bekerja, kaki melangkah untuk ibadah, dan sebagainya. Ketika ada organ tubuh yang sakit, kita pun berikhtiar untuk mengobati dan mendapatkan kesembuhan.

Demikian pula kita menjaga akal dengan panduan Al-Qur’an. Syekh Izzuddin bin Abdussalam mengatakan, “Tidak boleh merusak akal dengan sesuatu yang memabukkan. Tidak boleh menutupi akal dengan kelalaian-kelalaian yang diharamkan. Menjaga akal agar tidak lalai dengan segala amalan sunnah.”

Baca juga: Al Karim

Demikian asmaul husna Al Hayyu, mulai dari artinya hingga contoh pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana berakhlak dengannya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]