Salah satu asmaul husna adalah Al Muhyi (الْمُحْيِى). Apa artinya, dalil sifat ini tercantum di surat apa, serta bagaimana meneladani serta mengamalkan sifat Al Muhyi dalam kehidupan sehari-hari? Berikut ini pembahasannya.
Daftar Isi
Al Muhyi Artinya Maha Menghidupkan
Al Muhyi artinya Maha Menghidupkan. Allah membuat makhluk-Nya menjadi hidup dengan memasukkan ruh ke dalamnya.
Jadi, selain Allah Maha Hidup (al hayyu), Dia juga Maha Menghidupkan. Allah memiliki kekuasaan tak terbatas untuk menghidupkan makhluk yang Dia kehendaki baik itu manusia, jin, binatang, maupun makhluk lainnya.
Asmaul husna ke-60 ini menunjukkan, Allah-lah yang menghidupkan seluruh makhluk di dunia ini. Baik yang tampak seperti manusia maupun yang tidak tampak seperti jin. Tidak ada selain Dia yang bisa menghidupkan makhluk.
Syekh Musthafa Wahbah dalam Asmaul Husna lil Athfal menjelaskan, Al Muhyi artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat seluruh makhluk menjadi hidup dengan cara memasukkan ruh ke dalamnya.
Sedangkan Syekh Ali Jum’ah dalam Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah menjelaskan, Al Muhyi artinya Dzat yang menghidupkan tubuh dengan ruh di dalamnya.
Baca juga: Kalimat Thayyibah
Dalil Asmaul Husna Al Muhyi
Dalil asmaul husna Al Muhyi antara lain terdapat dalam ayat-ayat berikut:
وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 156)
إِنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah. (QS. At Taubah: 116)
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آَبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (QS. Ad Dukhan: 8)
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (QS. Al Baqarah: 28)
Baca juga: Bacaan Sholat
Contoh Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-hari
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Menghidupkan. Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk. Dialah yang membuat makhluk menjadi hidup dengan cara meniupkan ruh padanya.
Pengamalan terhadap asmaul husna Al Muhyi antara lain:
- Menetapkan bagi Allah sifat Menghidupkan.
- Meyakini Allah Maha Menghidupkan, tidak ada yang hidup kecuali dengan ruh pemberiannya sebagaimana tidak ada yang mati kecuali Dia cabut ruh pemberiannya.
- Menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Tidak khawatir dengan keselamatan karena Allah-lah yang memberinya kehidupan.
- Tidak sombong karena menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Menjaga seluruh organ tubuh agar hidup sehat sehingga bisa beribadah kepada Allah yang Maha Menghidupkan.
- Merawat tumbuhan dan hewan peliharaan agar kehidupan yang Allah berikan kepada mereka tidak tersia-siakan.
Baca juga: Tabel Asmaul Husna
Meneladani Asmaul Husna Al Muhyi
Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam Syajaratul Ma’arif menjelaskan bahwa kita tidak bisa berakhlak dengan sifat Al Muhyi ini karena ia tidak bisa diupayakan. Namun, wajib menjaga kehidupan dan seluruh fungsi tubuh beserta organnya agar dengannya kita bisa beribadah kepada Allah.
Kita juga menyadari bahwa hidup pemberian Allah ini adalah ujian lalu menjalaninya sebaik-baiknya.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS. Al Mulk: 2)
Baca juga: Al Hayyu
Demikian asmaul husna Al Muhyi, mulai dari artinya hingga contoh pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana berakhlak dengannya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]