Kelak setelah hari kiamat ada yang namanya yaumul mizan. Yakni hari penimbangan amal. Apa saja amalan yang paling berat timbangannya pada saat itu? Ada sejumlah hadits shahih yang menyebutkan secara jelas amal-amal tersebut.
Mengenai timbangan (al-mizan) ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memfirmankannya dalam Al-Qur’an. Di antaranya dalam Surat Al Qari’ah:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ . فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ . وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ . فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ . نَارٌ حَامِيَةٌ
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (QS. Al-Qari’ah: 6-11)
Mayoritas ulama berpendapat bahwa amal kebaikan dan kejahatan masing-masing orang ditimbang. Mana yang berat, itulah yang menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat.
Nah, apa saja amal kebaikan yang paling memperberat timbangan? Berikut ini empat amalan yang paling berat timbangannya berdasarkah hadits-hadits shahih.
Daftar Isi
La Ilaha Illallah
Kalimat laa ilaaha illallah adalah kunci surga. Tidak akan masuk surga orang yang tidak beriman kepada Allah. Tidak akan masuk surga pula orang yang mati dalam kondisi menyekutukan Allah.
Kalimat thayyibah ini juga merupakan amalan yang paling berat timbangannya pada hari kiamat. Dalam hadits yang cukup panjang riwayat Ibnu Majah, sebuah laa ilaaha illallah lebih berat daripada 99 catatan dosa yang masing-masingnya sejauh mata memandang.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai beratnya timbangan kalimat tahlil ini:
لَوْ أَنَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرَهُنَّ غَيْرِي وَالأَرَضِينَ السَّبْعَ فِي كِفَّةٍ ، وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ فِي كِفَّةٍ مَالَتْ بِهِنَّ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
Seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya –selain Aku– dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat laa ilaha illallah diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaha illallah lebih berat timbangannya. (HR. Ibnu Hibban; shahih)
Akhlak yang baik
Amalan hati (keyakinan) yang paling berat timbangannya adalah laa ilaaha illallah. Sedangkan amalan anggota badan yang paling berat timbangannya adalah akhlak yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَا شَىْءٌ أَثْقَلُ فِى مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيَبْغَضُ الْفَاحِشَ الْبَذِىءَ
Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat melebihi akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah sungguh membenci orang yang berkata kotor lagi jahat. (HR. Tirmidzi; shahih)
Hadits ini sekaligus juga menunjukkan bahwa setelah iman dan beribadah hanya kepada Allah, yang paling penting untuk kita amalkan adalah akhlak yang baik. Dengan demikian, hablun minallah (hubungan dengan Allah) harus baik, hablun minannas (hubungan dengan manusia) juga harus baik.
Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan bahwa misi utama beliau adalah menyempurnakan akhlak mulia.
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad; shahih)
Dua Kalimat Tasbih
Berikutnya, amalan yang paling berat timbangannya pada hari kiamat adalah dua kalimat tasbih: Subahanallaahi wa bihamdih, subhanallahil ‘adhiim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, mendatangkan cinta Ar-Rahman: Subahanallaahi wa bihamdih, subhanallahil ‘adhiim. (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, mari kita berusaha memperbanyak dzikir ini. Entah dalam kondisi duduk berdzikir di masjid atau di rumah, maupun dalam kondisi-kondisi yang memungkinkan untuk mengamalkannya di sepanjang waktu. Misanya saat menunggu atau saat mengerjakan aktivitas ringan yang bisa sambil mengucapkan dzikir ini.
Ucapan Tahmid
Amalan berikutnya yang paling berat timbangannya adalah ucapan tahmid. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Hadits Arba’in ke-23:
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ
Bersuci itu bagian dari iman. Ucapan Alhamdulillah memperberat timbangan (kebaikan)… (HR. Muslim)
Karenanya, perbanyak syukur kita kepada Allah dengan mengucapkan tahmid atau alhamdulillah. Rasulullah mencontohkan, ketika beliau mendapati hal-hal yang beliau suka, beliau mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya kebaikan menjadi sempurna. (HR. Ibnu Majah; shahih)
Ketika mendapati hal-hal yang tidak beliau suka, beliau mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Segala puji bagi Allah atas segala hal. (HR. Ibnu Majah; shahih)
Rasulullah senantiasa bersyukur dalam segala kondisi. Oleh karena itu, beliau menjadi manusia yang paling bersyukur. Semoga kita bisa meneladani beliau, minimal berusaha memperbanyak syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]