Banyak di antara kaum Muslimin yang hanya mengaku-ngaku. Pengakuan yang tak kunjung menjadi perbuatan. Mengaku cinta kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, rajin mengikuti majlis taklim dan kajian keislaman, mengaku paling sunnah hanya karena berpakaian, tapi tidak pernah sungguh-sungguh dalam mengenali dan meneladani orang-orang shalih yang (diklaim) dicintainya.
Jika kepada oknum kaum Muslimin itu kita berikan pertanyaan; Sebutkan seratus nama artis yang terkenal? Mereka akan dengan mudah dan lancar menyampaikan jawaban. Begitupun saat kita bertanya; Sebutkan riwayat pemain sepak bola dunia? Dia pun akan menyampaikan secara detail sejak kelahiran, masa kecil, awal karir, puncak prestasi, hingga kesukaaan-kesukaannya di luar lapangan.
Akan berbeda jika sampaikan pertanyaan; Ada berapa nama sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang kalian kenal? Sebutkan nama sahabat-sahabat yang dijamin surga? Apakah ada satu atau beberapa nama sahabat yang kalian kenali dari lahir sampai wafatnya?
Pesan inilah yang disampaikan oleh Habib Umar bin al-Hafidz sebagaimana diterjemahkan oleh Habib Ali Zaenal Abidin al-Hamid dalam sebuah kajian yang dipublikasikan oleh Wisdom Media. Beliau memulai ceramahnya dengan mengutip sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Sungguh celaka orang yang tidak bisa melihat wajahku, kelak di Hari Kiamat.”
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sungguh celaka orang yang tidak bisa melihat wajahku, kelak di Hari Kiamat.’
Alangkah disesalinya hati-hati yang ada di antara kami. Ialah hati-hati yang memuliakan dan mengagungkan artis-artis ataupun kepada pemain sepak bola melebihi pengagungan dan pemuliaan mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya.
Kenalnya mereka kepada para pemain sepak bola dan artis-artis lebih dari kenalnya mereka dengan para Nabi dan sahabat-sahabatnya.
Baca juga: Ayat Kursi
Apabila pemikirannya seperti itu, maka pemikirannya akan diterjemahkan ke dalam perbuatannya. (Apa yang diperbuat merupakan buah dari pemikiran-yang ada di dalam otak). Dengan kesan pemikiran itu, mereka menyerupai, meniru, bahkan mungkin yang diserupai itu merupakan orang yang kafir atau (Muslim yang) banyak melakukan dosa.
Permohonan kita malam hari ini kepada Allah Ta’ala, untuk menarik hati-hati mereka itu. (Agar) kecintaan dan pengagungan kepada selain orang-orang yang diagungkan Allah Ta’ala menjadi pemuliaan dan pengagungan kepada Allah Ta’ala.”
Wallahu a’lam. [Pirman/BersamaDakwah]
ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD
KAMAA SHOLLAITA ‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA AALI IBROOHIIMA
WABAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD
KAMAA BAAROKTA‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA AALI IBROOHIIMA
FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID
Ya ALlAh berkahi perjuangan kami meneruskan dakwah rosulluwah
Yaallah semoga kelak di hari akhir saya/kita bisa melihat wajah rosululah aamiin aamiin ya rabbal allamin
Komentar ditutup.