Beranda Keluarga Parenting Cita-cita Mahasiswi Ini Bikin Ulama Al-Azhar Takjub

Cita-cita Mahasiswi Ini Bikin Ulama Al-Azhar Takjub

0
cita-cita mahasiswi al azhar
ilustrasi (Kemlu.go.id)

Setiap orang pasti memiliki cita-cita. Ada yang cita-citanya ingin menjadi (to be), ada pula yang keinginannya ingin memiliki (to have) sesuatu. Demikian pula mahasiswa dan mahasiswi Al-Azhar, semuanya memiliki cita-cita.

Syekh Jumuah Sa’ad menceritakan, pernah dalam sebuah kajian, seorang ulama senior Al-Azhar meminta para mahasiswa dan mahasiswinya untuk menulis cita-cita mereka. Beragam cita-cita tertulis di kertas. Namun, ada satu cita-cita mahasiswi yang membuat ulama tersebut takjub.

“Aku bercita-cita supaya aku bisa melahirkan Shalahudin, sebab dia bisa membebaskan Al-Quds,” tulis mahasiswi tersebut.

Dengan rasa haru, ulama Al-Azhar kemudian mengatakan, “Aku akan senantiasa mendoakanmu di setiap shalatku, agar Allah senantiasa mengaruniakan harapan anak-anak yang berjalan di atas manhaj dan jalan Shalahuddin hingga cita-cita itu tercapai.”

Hari ini kita menyaksikan Palestina terus menerus dibombardir oleh Israel. Setelah Gaza, kini giliran Rafah. Di Gaza, lebih dari 34.700 orang gugur syahid selama serangan militer Zionis sejak Oktober 2023. Dan kini di Rafah, sedikitnya 30 orang telah gugur syahid.

Palestina adalah negeri Islam. Tempat kelahiran para nabi dan banyak ulama. Di dalamnya ada Masjid Al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam, titik tolak isra’ mi’raj, dan masjid suci ketiga umat Islam.

Sejak Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu membebaskannya, Palestina menjadi rumah yang damai bagi tiga agama; Islam, Yahudi, dan Nasrani. Hingga datanglah pasukan salib membantai penduduknya pada 1099. Palestina yang sebelumnya damai, berubah menjadi genangan darah.

Satu abad kemudian, tepatnya pada 1187, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Palestina. Negeri para Nabi itu kembali ke tangan kaum muslimin. Kembali menjadi negeri yang damai. Menjadi rumah yang nyaman bagi tiga agama.

Baca juga: Kewajiban Kita terhadap Palestina

Pada 15 Mei 1948, para pemuka Yahudi mendeklarasikan berdirinya negara Israel di Palestina setelah sekitar 20 tahun sebelumnya orang-orang Yahudi bermigrasi dari Eropa. Bagi Palestina, 15 Mei 1948 menjadi nakhbah (malapetaka). Sebab sejak saat itu mereka terusir dari tanah airnya. Sedangkan yang bertahan harus bersiap menghadapi pembantaian.

Maka, cita-cita melahirkan Shalahuddin adalah cita-cita mulia. Jika setiap muslimah mendidik anaknya untuk membebaskan Palestina, insya Allah kemenangan akan datang dengan izin-Nya. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]