Seekor semut yang sedang mancari santapan atau manisan akan berjalan zig-zag atau berputar-putar. Ia memastikan bahwa di situ terdapat makanan dan mengukur kemampuannya untuk mengangkat sendirian atau memanggil teman di sekitarnya. Bila sudah yakin menemukan sepotong kembang gula atau objek lainnya, ia tidak akan menghabiskannya sendiri. Namun, ia akan berputar-putar di sekitar santapan tersebut dan berjalan lurus sambil melepaskan asam melalui ekornya yang akan menjadi garis arah bagi semut lainnya.
Jangan coba-coba menaruh kembang gula atau manisan yang lainnya di tepi garis asam. Karena mereka tidak akan tergoda. Pasukan semut tidak terangsang untuk mengangkutnya. Kemudian, entah dari mana datangnya dan bagaimana caranya, akan ada seekor semut lain yang menjadi eksekutor untuk memenggal kepala semut yang tergoda dengan manisan atau kembang gula yang kita taburkan. Itulah gambaran sifat Ghoyah dan Adhaf (tujuan dan sasaran), kekompakan, konsekuensi dan sikap disiplin yang tinggi.
Allah Swt telah memberikan banyak nikmat kepada umat manusia. Selain itu, Allah juga telah menentukan banyak rambu dan ajaran-Nya yang dapat membentuk pelakunya bersikap disiplin. Contoh mudahnya, shalat tepat waktu dan berjamaah dengan mengikuti imam. Selain itu, ada beberapa jenis kedisiplinan dalam ajaran Islam, yaitu:
Daftar Isi
Al-Indhibath asy-Syar’i (Disiplin terhadap aturan syar’i)
Seorang muslim hendaknya selalu disiplin terhadap aturan yang telah ditetapkan Allah Swt. Aturan tersebut hendaknya dilakukan dengan baik dan benar, tanpa suatu paksaan sedikit pun, agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dan diharamkan oleh Allah Swt.
Misalnya, seorang pengendara motor hendaknya disiplin dalam berkendaraan di jalan raya. Karenanya, ia harus disiplin dan menaati rambu-rambu lalu lintas yang telah terpasang di pinggir jalan. Namun, jika rambu-rambu tersebut diabaikan dan dilanggar, maka yang terjadi adalah suatu kecelakaan yang menimpa dirinya dan orang lain. Begitu juga, seorang muslim hendaknya disiplin mengikuti rambu-rambu yang telah diajarkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya sebagai pedoman dalam hidup ini.
Al-Indhibath al-Khuluqy (Disiplin perilaku atau akhlak)
Disiplin akhlak islami adalah wujud dari keimanan. Kesempurnaan iman seorang mukmin adalah mereka yang paling baik akhlak dan budi pekertinya. Seorang muslim yang baik akhlaknya akan menjadi pintu gerbang simpati dan ketertarikan umat manusia pada dakwah ini. Akhlak yang baik dapat menyihir seseorang untuk meniru. Sehingga, pahala kita terus bertambah karena telah mengajarkan atau memberikan contoh akhlak baik kepada orang lain.
Contohnya, seorang muslim mengajarkan kepada seorang anak untuk mengucap salam dan berjabat tangan jika bertemu dengan temannya yang seakidah di jalan. Maka anak tersebut akan meniru perbuatan kita dan menyebarkan salam sehingga ditiru oleh teman-temannya, dan perbuatan itu terus dilakukan hingga dewasa. Dengan demikian, kebiasaan ini akan mengikat dirinya menjadi seorang muslim yang berakhlak mulia.
Al-Indhibath al-‘Amaly (Disiplin amal)
Disiplin dalam hal amal dapat mengintregasikan antara waktu dan tugas. Dengannya, seorang muslim dapat melakukan secara sistematis dan sinergi, sehingga tidak saling berbenturan dalam beramal. Ia bisa mengatur waktunya agar tidak merugikan diri sendiri dan merepotkan orang lain. Jadi, tidak terlambat dalam melakukan suatu pekerjaan dan tidak juga melampui di awal waktu, sehingga disiplin amal dapat berjalan dengan baik.
Contoh, ketika hari Jum’at, kira-kira satu jam sebelum adzan berkumandang, seorang muslim harus meninggalkan segala pekerjaan dan aktivitas sejenak untuk melaksanakan shalat Juma’at. Maka seorang muslim yang disiplin dalam beramal, ia tinggalkan segala bentuk aktivitas dan bergegas menuju masjid untuk mendengarkan nasihat yang disampaikan dalam khutbah Jum’at.
Disiplin amal juga mampu menuntaskan tugas-tugas yang telat lewat batas waktu. Sebab hidup ini teratur hanya dengan membiasakan disiplin dalam beramal. Dan amal yang baik dapat berimplikasi pada produktivitas dan nuansa orang yang melakukannya.
Al-Indhibath at-Tarbawi (Disiplin tarbiyah/pembinaan diri)
Disiplin dalam bertarbiyah adalah terus membina diri untuk mencapai kesalehan pribadi dan sosial dengan menerapkan aturan secara tepat dan pas. Kedisiplinan ini berangkat dari komitmen diri bahwa tarbiyah sangat diperlukan dan penting untuk pertumbuhan iman kita. Selain itu, disiplin dalam tarbiyah merupakan prioritas dari amalan lainnya.
Seperti digambarkan pada sebuah batu keras yang berada di bawah tetesan air. Maka dalam waktu yang lama, batu tersebut akan tergerus dan membentuk cekungan dari tetesan air tersebut. Sebagai seorang muslim, hendaknya dapat melihat kejadian itu untuk menempa dirinya dalam pembinaan diri menjadi hamba-Nya yang beriman. [Hamizan/Bersamadakwah]
Editor: Pirman Bahagia
Masya allah..
Komentar ditutup.