Beranda Keluarga Jangan Pernah Menyesal Punya Suami Pendiam

Jangan Pernah Menyesal Punya Suami Pendiam

2
Pasangan suami istri (pinterest)

Tulisan ini lanjutan dari yang sebelumnya Suami Pendiam Bukan Berarti Tidak Cinta tentang seorang istri menceritakan curahan hatinya kepada sahabatnya yang berinisial WL.

WL     : Pertama, komposisi cinta adalah kata-kata yang ditambah tindakan. Tindakan merupakan bagian terpenting dari cinta, sedangkan kata-kata tidak terlalu penting.

Suamimu telah memberikan cinta yang berupa tindakan kepadamu, meski dia minus kata-kata cinta.

Kurang memang, tetapi ingat dia telah memberikan bagian terpenting dan terbesar dari cinta. Hal inilah yang wajib tidak kamu lupakan.

Kedua: Tidak setiap wanita yang menuntut kata-kata romantis dari suaminya mempunyai potensi selingkuh.

Tapi yang pasti adalah bahwa istri yang menciptakan problem dalam keluarga, merasa hidup dalam sekam neraka, mengumbar pengaduan tentang perlakuan suami di setiap tempat, melalui siaran elektronik atau menanyakannya kepada para ustadz atau itu istri yang tidak tahu diri.

Ketiga: Sebagian istri terperangkap dalam hal-hal jelek yang akhirnya menuai kegetiran dan kerugian.

Untuk bisa terlepas dari beban psikologis ini, dia berusaha mencari-cari alasan dan resep yang diberikan oleh setan adalah kurangnya perhatian dan keromantisan sang suami.

Kemudian dia membesar-besarkan pengabaian suaminya untuk mencari dukungan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Simpati mereka inilah yang dia cari sebagai obat penenang meringankan beban psikologi yang menghimpitnya.

Ini adalah bentuk kelicikan mental dan merupakan visa untuk melampaui batasan-batasan kemaksiatan.

Sebagian wanita tega melancarkan kritik pedas dan vulgar terhadap suaminya, bukan karena dia mendapatkan perlakuan tidak baik dari suaminya, tetapi dia sendiri ingin menjembatani kemaksiatan yang dia gandrungi, tenang dalam lembah hitam, menengguk minuman keras, tawa dengan desah nafas birahi, dan melakukan hal-hal yang lebih dari kebiasaan laki-laki.

Namun, dia tidak akan merasakan kenikmatan semu itu selama suaminya masih berada di rumah. Pertama sekali dia mencela suaminya dan menjulukinya sebagai laki-laki rumahan yang tidak pernah membiarkan istrinya santai di rumah tanpa gangguan siapa pun.

Padahal di benaknya tersebunyi keinginan keji yaitu menjauhkan suaminya yang selama ini menjadi penghalang untuk melakukan kebiasaan buruknya.

Istri    : Al-Hamdulillah, selama ini pikiranku murni tertuju untuk suamiku saja karena keinginanku adalah menciptakan keluarga idaman.

WL     : Jika kita menggunakan angka-angka, berapa kira-kira persentase sumbangsih kamu dalam membina keluarga bahagia?

Istri    : Delapan puluh lima persen!

WL     : Bagus sekali!

Istri    : Atau lebih sedikit, kira-kira tujuh puluh lima persen!

WL     : Tinggi. Masih dalam kisaran yang sangat bagus sekali.

Dikutip dari tulisan Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]

2 KOMENTAR

  1. Komentar:apapun kekurangannya akuh trima asal suami tidak mendua.tapi skrang akuh hilang kepercayan krena ada ssesuatu hal yg bkin akuh gk percaya lagi.

Komentar ditutup.