Beranda Tazkiyah Fadhilah Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

3
keutamaan 10 hari pertama bulan dzulhijjah

10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang sangat utama. Dalam Al-Qur’an, Allah bersumpah dengannya. Juga banyak hadits yang menjelaskan keutamaannya. Minimal, ada lima keutamaannya.

Apa saja lima keutamaan itu? Berikut ini pembahasannya secara ringkas, dengan harapan kita lebih termotivasi untuk memperbanyak ibadah dan amal shalih pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

1. Waktu yang paling agung

10 hari pertama Dzulhijjah merupakan waktu yang paling agung dan paling utama untuk manusia beramal di dalamnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih Dia cintai untuk beramal di dalamnya sebagaimana 10 hari ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)

2. Waktu yang paling Allah cintai

Allah Subhanahu wa Ta’ala paling mencintai amal shalih pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Bahkan lebih Allah cintai daripada jihad fi sabilillah. Hanya jihad yang membuat seorang mujahid syahid dan hartanya habis di jalan Allah yang bisa menandinginya.

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada satu amal shaleh yang lebih Allah cintai melebihi amal shalih pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad riwayatkan)

Baca juga: Waktu Mustajab

3. Waktu yang mulia dan barakah

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh” (QS. Al-Fajr: 1-2)

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ath Thabari menjelaskan:“Wa layaalin ‘asr (dan malam yang sepuluh) adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir.”

Dalam Tafir Qur’anil Adhim, Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang sama.

“Dan malam-malam yang sepuluh,” terangnya, “adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan sejumlah ulama salaf dan khalaf.”

Baca juga: Surat Yasin

4. Di dalamnya ada hari Arafah

Pada hari arafah, jama’ah haji diwajibkan melakukan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Sedangkan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji disunnahkan melakukan puasa arafah. Keutamaan puasa arafah ini adalah bisa menghapus dosa selama dua tahun; satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya” (HR. Muslim)

5. Haji dilakukan di waktu itu

Haji merupakan rukun Islam kelima. Di antara rukun Islam, haji merupakan ibadah yang paling berat. Sebab haji menggabungkan aspek ruhiyah, jasadiyah dan maliyah. Haji membutuhkan ‘kekhyusu’an’ dalam mengerjakannya, membutuhkan fisik yang sehat dan juga biaya yang tidak sedikit.

6. Berkumpulnya induk-induk ibadah

Selain haji, pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga disunnahkan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, shalat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah, memperbanyak sedekah, memperbanyak dzikir, memperbanyak tahlil-tahmid-takbir, memperbanyak tilawah, sholat tahajud dan seluruh amal shalih lainnya.

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih disukaiNya untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana 10 hari ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan: “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain.”

Demikian lima keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dengan mengetahuinya, semoga kita semakin termotivasi untuk memperbanyak amal pada hari-hari tersebut. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

3 KOMENTAR

  1. Jika iblis dan setan menyesatkan terlantur dalan dosa sehinnga muncul nafsu, patahkanlah dan hancurkanlah mereka dengan zikir.

  2. Mudah2an allah swt,mnrma amalan2 sholeh,yg kta lkukan dibuln prtma 10 hri dzulhijjah,
    dn bln2 laenny,,,aminnnn ya allah ya rob,

Komentar ditutup.