Beranda Suplemen Khutbah Jumat Khutbah Jumat: Al-Qur’an Bicara tentang Hujan

Khutbah Jumat: Al-Qur’an Bicara tentang Hujan

0
khutbah jumat al-quran bicara tentang hujan

Hujan mulai turun. Musim penghujan mulai datang. Oleh karena itu, Khutbah Jumat edisi 29 Rabiul Akhir 1446 hijriyah yang bertepatan dengan 1 November 2024 ini mengangkat tema Al-Qur’an Bicara tentang Hujan.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya, termasuk menurunkan hujan kepada kita. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah mengajarkan kepada umatnya segala hal tentang kehidupan, termasuk bagaimana memandang dan beramal di kala hujan.

Hari ini hujan telah mengguyur kota kita. Musim penghujan insya Allah akan datang. Menggantikan musim kemarau yang berbulan-bulan kita rasakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak memfirmankan tentang hujan dalam Al-Qur’an. Antara lain dalam Surat Qaf ayat 9-11:

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ . وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ . رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang dapat dipanen, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,  untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (QS. Qaf: 9-11)

Allah Menurunkan Hujan Penuh Berkah

Pada dasarnya, hujan adalah keberkahan sebagaimana ayat ini mengistilahkan maa’an mubaarakan. Al-Qur’an menyebut tentang hujan di lebih dari 40 ayat dan hampir semuanya adalah hujan yang membawa keberkahan. Kecuali satu, yakni hujan yang menimpa kaum Nabi Nuh hingga menjadi banjir besar yang menenggelamkan mereka semua kecuali orang-orang beriman dalam kapal Nabi Nuh ‘alaihis salam.

Di antara keberkahan dan manfaat hujan, Allah menjelaskannya dalam lanjutan ayat ini. Yakni Allah menumbuhkan pohon-pohon dan biji-bijian. Secara khusus, terkait tempat turunnya ayat ini, Allah menyebutkan bahwa hujan itu menumbuhkan pohon kurma yang tinggi dan memiliki mayang bersusun-susun.

Dalam ayat yang lain, Allah menyebutkan pula manfaat hujan untuk kebutuhan air minum.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ

Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (QS. An-Nahl: 10)

Manfaat-manfaat ini merupakan rezeki tersendiri bagi manusia. Rizqan lil ‘ibaad. Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami).

Karenanya, agar hujan menjadi lebih berkah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan beberapa hal:

1. Senang dan bersyukur ketika turun hujan

Ketika melihat mendung gelap, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam khawatir kalau-kalau datang adzab kepada umatnya sebagaimana adzab terhadap umat-umat terdahulu khususnya kaum ‘Ad. Ketika awan itu hilang atau turun hujan, Rasulullah tenang dan gembira. Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا رَأَى مَخِيلَةً فِى السَّمَاءِ أَقْبَلَ وَأَدْبَرَ وَدَخَلَ وَخَرَجَ وَتَغَيَّرَ وَجْهُهُ ، فَإِذَا أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ سُرِّىَ عَنْهُ ، فَعَرَّفَتْهُ عَائِشَةُ ذَلِكَ ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم –  مَا أَدْرِى لَعَلَّهُ كَمَا قَالَ قَوْمٌ  فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ

Nabi shallallahu ’alaihi wasallam apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila hujan turun, beliau mulai tenang. ’Aisyah mengetahui kebiasaan beliau itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, ”Aku tidak mengetahui apa ini, khawatir terjadi seperti apa yang menimpa kaum (Ad) (dalam Al Ahqaf ayat 24), ”Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.” (HR. Bukhari)

2. Berdoa ketika turun hujan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa ketika turun hujan:

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat. (HR. Bukhari)

Apabila hujannya terlalu deras dan berpotensi banjir, Rasulullah mengajarkan doa tambahan:

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا

Ya Allah, (mohon turunkan hujan) di sekitar kami bukan di daerah kami. (HR. Bukhari)

3. Memperbanyak doa

Hujan juga merupakan rahmat. Salah satunya, sepanjang hujan turun adalah waktu mustajab untuk berdoa. Doa pada waktu hujan tidak akan ditolak. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَتَحْتَ المَطَرِ

Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika adzan dan doa ketika ketika turun hujan. (HR. Hakim dan Baihqai; hasan)

Allah Mengingatkan tentang Hari Kebangkitan

Setelah menyebutkan manfaat dan berkah hujan sebagai rezeki bagi hamba-hamba-Nya, Allah melanjutkan dengan menyebutkan perumpamaan hari kebangkitan.

وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ

dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan. (QS. Qaf: 11)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan, tanah yang mati adalah tanah yang tandus. Setelah Allah menurunkan air hujan padanya, maka suburlah tanah itu dan menumbuhkan berbagai tumbuhan. Tanah yang tadinya kering kerontang menjadi subur dan hijau dengan tumbuhan dan pepohonan.

“Demikianlah perumpamaan Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati di hari kemudian nanti,” simpul Ibnu Katsir.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan, seperti kekeringan bumi, pohon-pohon layu, dan rumput-rumput mati, dapat berubah sama sekali bila hujan telah turun. Tanah yang tadinya kering dan gersang, begitu turun hujan, beberapa hari kemudian menjadi hijau kembali.

Al-Qur’an memerintahkan kita untuk memperhatikan alam. Seperti tanah yang kering lalu hijau kembali dengan turunnya hujan, mudah saja bagi Allah membangkitkan kembali manusia-manusia yang telah mati pada hari kebangkitan nanti.

Sayangnya, kaum terdahulu mendustakan adanya hari kebangkitan ini. Maka, Allah pun mengadzab mereka.

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ . وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ . وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ

Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud, dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth. Dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’ semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. (QS. Qaf: 12-14)

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Surat Qaf menghadirkan gambaran hujan yang menghidupkan kembali tanah mati sebagai perumpanaan hari kebangkitan. Dan demikianlah Al-Qur’an mengajak kita untuk memikirkan alam dan segala ciptaan Allah agar kita memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya, semakin dekat dengan-Nya, dan segala yang kita lihat bisa mengingatkan akhirat.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  . الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191)

Semoga, Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai memetik hikmah dan ibrah dari setiap peristiwa. Termasuk bagaimana kita memandang hujan dan memperbanyak amalan yang terkait dengannya. Serta senantiasa menangkap tanda-tanda kekuasaan-Nya yang mengingatkan kita untuk memperbanyak bekal menghadap-Nya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 < Khutbah LainnyaDownload versi PDF >
Khutbah Jumat 2024Telegram BersamaDakwah