Beranda Kisah-Sejarah Kisah Kantuk yang Menyelamatkan Perang Dahsyat

Kisah Kantuk yang Menyelamatkan Perang Dahsyat

Kisah Muslim

Dalam ayat 11-12 surat Al-Anfal, Allah menjelaskan bentuk-bentuk pertolongan-Nya kepada para mujahiddin perang Badar. Satu di antaranya adalah timbulnya rasa kantuk. Seperti apa?

Rasa kantuk yang menyelimuti para mujahidin Badar sebelum meletusnya perang merupakan kisah kondisi kejiwaan yang amat menakjubkan. Keadaan itu tak mungkin terjadi kecuali dengan izin Allah, takdir dan kekuasaan Allah. Peristiwa ini bermula dari kecemasan yang melanda para mujahidin. Kondisi mereka serbalimit, baik dari segi persiapan perang maupun jumlah persenjataan yang mereka miliki. Sementara, kondisi musuh jauh lebih sempurna secara material.

Dalam kondisi seperti di atas, tiba-tiba Allah Swt menyelimuti mereka dengan rasa kantuk yang sangat luar biasa sehingga memaksa diri mereka memejamkan mata hingga terlelap. Sebagian riwayat menjelaskan bahwa rasa kantuk itu sampai menjadikan sebagian sahabat tak kuat lagi memegang pedangnya sehingga jatuh dari tangannya.

Lalu, ketika mereka tersadar, mereka merasakan ketenangan dan ketenteraman dalam menghadapi musuh yang tadinya justru sangat mencemaskan. Peristiwa serupa juga terjadi pada Perang Uhud.

Penulis Fi Dzilaal Al-Quran melukiskan pengalamannya dalam mentadabburkan ayat berikut:

“Ketika suatu saat aku mengalami kehidupan yang sangat sulit karena dilanda oleh sebuah problem yang sangat berat, tiba-tiba aku merasakan kantuk berat sehingga memaksaku untuk tidur bersama terbenamnya matahari.

Ketika aku bangun, aku merasa menjadi manusia yang lain dari kondisi sebelumnya, jiwaku sangat tenang.

Aku heran bagaimana hal ini dapat terjadi?

Bagaimana kondisi itu dapat berubah secepat ini?

Akhirnya aku ingat peristiwa yang dialami oleh para sahabat dalam peristiwa Badar dan Uhud. Aku tadabburkan ayat-ayat itu seakan-akan aku baru menerimanya dari Allah. Lalu kejadian itu seakan tergambar di mataku, aku merenunginya dengan segenap perasaanku, bukan sekadar lamunan. Hal ini membuatku dapat melihat bagaimana Allah–dengan kasih sayang dan kelembutanNya–membantu orang yang beriman. Inilah yang membuatku merasakan ketenangan yang sulit dilukiskan.

Pertolongan Allah itu tampak sangat jelas dari apa yang tersirat dalam tiga kata dalam ayat ini, yaitu “yughasysyiikum”, “an-Nuas” dan “amanatan”. Tiga kata inilah yang menggambarkan pemberian naungan yang sangat lembut dan menentukan keberlangsungan perjuangan mujahidin Badr.” [Paramuda/ BersamaDakwah]

Tafsir Al-Quran Surat Akl-Anfal (Senandung Para Mujahid)